"Jangan kebanyakan minum obat penenang," ujar Nevan sambil mengelus puncak kepala Gina.
Sang empu pemilik sebutan gadis dandelion di dalam hati Nevan tersebut hanya terdiam tidak menggubris apa yang baru saja laki-laki di hadapannya katakan. Gina hanya diam menatap Nevan setelah ia selesai menyuapkan tiga sendok bubur dengan susah payah sebelumnya.
Hembusan nafas kasar keluar dari mulut Nevan. Ia bingung harus bagaimana jika Gina sudah seperti ini. Jelas sekali bahwa Gina bukanlah seorang gadis yang suka dipaksa apalagi dengan kondisi Nevan yang sudah mengetahui bahwa gadis ini memiliki trauma juga gangguan mental.
"Daripada obat penenang, gua siap buat jadi pengganti dari obat sialan itu. Cukup telepon gua, gua bakal dateng secepet mungkin." Sanpai akhirnya, hanya ini yang bisa Nevan katakan kepada Gina agar gadis itu setidaknya mengurangi dosis obat penenangnya.