Kemudian akhirnya dia melepaskan kami di sebuah jalan lebih bersih yang tidak kukenal. Noe masih was was.
Setelah dirasa tidak ada siapapun, ia menghela nafas dan duduk.
"Kita mau apa noe?" tanyaku polos. Meletakkan mangkuk dan duduk di sebelah Noe.
Noe hanya tersenyum pahit, "Kita akan mengemis manis. ..mencari uang agar bisa hidup..."
Aku melebarkan mataku karena tidak mengerti. Mengapa uang itu sangat penting...?
"Noe, banyak yang tidak kumengerti"
Noe menarik nafas dan kemudian menunduk.."Baiklah, kuceritakan semuanya ...,"
Yah aku tidak memaksa, namun raut wajah Noe terlihat sangat aneh.
Kusut dan juga menyedihkan..
_
"Aku adalah anak biasa , awalnya. Hingga ibuku menjual ku pada mereka. dan mereka memaksaku melakukan hal yang tidak kumengerti..."
Noel menampakkan wajahnya yang kusam,..."Yah jadi seperti ini, aku seperti boneka mereka saja,"
"Noe..., sudah berapa lama disini?" tanyaku memelankan suara. Berusaha agar tidak menarik perhatian.
Dia tersenyum lagi, kemudian mulai mengeluarkan air mata.
"Entahlah, sudah tidak ingat. ..."
Oh seperti nya aku telah membuat kesalahan besar.
_
Tidak lama orang muncul dan memberikan kami uang di mangkuk yang kami bawa.
Pengemis, ...itu apa sih,?
Orang orang mulai datang. Beragam. Ada yang hanya memberikan lalu pergi. Ada yang hanya tidak peduli, ada yang malah mengejek kami.
Tapi Noel tetap tersenyum. Senyum nya sangat dipaksakan. Seperti nya ia sudah terbiasa.
Setelah cukup sepi. aku pun berani berbicara dengannya.
"Noe.., jika kau pergi dari sini apa yang akan kau lakukan?" tanyaku duduk sambil meluruskan kaki.
Ia terlihat berpikir lalu mengeleng,
"Aku akan tetap disini, karena tidak ada yang bisa kulakukan lagi kan?"
....."Ibuku sudah tidak menyayangi ku, aku juga tidak tau aku ada dimana. Lagipula jika pun aku dibebaskan . Siapa yang akan membantuku?, sama saja seperti melarikan diri..kan"
Aku menatapnya, angin saat itu berhembus kencang. Aku menelan ludah.
"Ikutlah bersamaku..."
"Eh..."
"Kau akan bersama ku dan darah. Itu akan menjadi tujuan hidupmu"
Ia terlihat diam. Tidak berbicara lagi. Aku juga hanya diam. Apa darah akan menemuinya..?
Atau dia akan meninggalkan nya..?, bukan dia dan aku sudah membuat perjanjian.
Dia akan datang...pasti..
_
Noe memberikan hasil uang, aku jga. Tidak lama terdengar suara marah. Dan orang itu mengambil benda tajam dan mengayunkan pada punggung Noe.
Sakit...
Aku bisa mendengar teriakan Noe yang semakin keras. Darah mengucur dari punggungnya.
Dalam hati aku mengutuk,..semoga semua manusia lenyap dari permukaan bumi.
Tidak aku sudah terlalu tidak bisa bersabar. Noe satu satunya teman yang kumiliki.
Ia tidak mengejekku. Aku tanpa sadar melemparkan mangkuk uangku.
Mataku menatap dingin ke depan. orang itu malah menarikku. Kemudian gantian memukuliku.
Noe..apa ini yang kau rasakan...?
_
"Sakit...juga" seruku mengelus punggung. Noe terlihat sangat merasa bersalah.
Dia berkali kali mengeluarkan air mata dan meminta maaf.
Aku hanya tersenyum seadanya, melihat itu Noe langsung memelukku.
Rasa hangat menyusupiku. Rasanya sangat hangat dan juga pilu.
"Terima kasih manis..terima kasih, "
Aku dan dia bertatapan lagi, kali ini lebih lama.."Aku merasa bersyukur ada dirimu,"
Deg
"Noe..aku juga, lagipula kau ada lah satu satunya yang bisa kupercayai..."
Noe tersenyum pahit dan memelukku lagi, dengan cukup erat..."Kau juga manis...kau juga..."