Setelah kesepakatan para orang tua untuk memasukkan anak mereka ke sekolah tersebut, mereka mulai menyusun rencana agar anak anak mereka tidak berontak saat masuk ke sana.
***
Crystal kini sedang berada di markasnya, ia tengah asik bermain game bersama sahabatnya.
"Ah, sial gue kalah lagi!" ucap Deni
"lo sih sok-soan mau ngalahin gue" ucap Calysta mencibir
"yee, mana gue tau! Gue kira lo bakal kalah kan lo udah lama gak main" jawab Deni membela diri.
Drrt.....drrt.....drrt...(Mama)
Handphon Crystal bergetar ia menatap datar nama di layar handphonenya, tak ada rasa sedikitpun untuk menerima telepon tersebut.
"noh nyokap lo nelpon" ucap Deni pada Crystal yang sibuk dengan Game nya.
"udah biarin aja paling juga nggak penting!" ucapnya acuh. deni hanya geleng geleng kepala
Di seberang sana orang yang sedang memegang Iphone nya sangat gemas terhadap orang yang ditelpon nya, karena telponnya yang berkali kali tidak kunjung diangkatnya.
"gimana sih!! Anak kamu itu mas sangat keras kepala!!" ucap Eli.
"Lho! Kamu nggak nyadar, keras kepalanya dia kan nurunnya dari kamu!" balas Rafa sambil menaik turunkan kedua alisnya, jawaban Rafa membuat pipi Elisa Merona.
Rafa memeluk istrinya dari belakang "jangan merona terus, cepetan kamu telpon lagi gih" ucap Rafa lalu mencium pipi istrinya.
"dasar gombal" Rafa hanya tersenyum mendengar jawaban dari istrinya.
Di markas Crystal kini ia tengah pusing karena sedari tadi Iphone nya bergetar tak mau diam. "Angkat aja lah Crys siapa tau penting" ucap deni yang di sambut Anggukan pasrah oleh crystal.
Klik.
"Iya ma ada apa sih?" jawab Crystal tak sabar
"Crys..hiks..hiks..." jawab orang di seberang telpon
Crysta mengerutkan dahinya "Ada apa ma?" tanyanya lagi.
"Opa kamu Crys..hiks..hiks.."
"O, opa kenapa?" tanyanya khawatir, karena opa menurut crystal adalah orang yang paling ia sayang.
"Opa Sakit, Jantungnya kambuh"
"ah masa sih Opa aja nggak pernah bilang punya sakit jantung!"
Elisa Pov
Busyet dah nih anak kok bisa tau?. Ini nih kalau anak deket sama opanya mulu. Aku menjauhkan telfonku.
"mas! Gimana nih? Crys nggak percaya"
"yaudah sih kamu bilang aja kalau opa baru tau bulan lalu, gitu aja!!" ucap mas Rafa, tumben suami gue nggak lola, hehehe, ampun mas aku nggak mau jadi istri yang durhaka kok.
Aku pun menempelkan kembali Iphone ku
"Crys...hiks..hiks..mama baru tau bulan lalu..hiks..Opa kamu nyembunyiin penyakitnya dari kita semua..hiks..hikss.." ucap ku selirih mungkin, maaf ya nak mama mesti begini supaya kamu berubah.
"yaudah dimana RS nya aku akan ke sana secepatnya"
"kamu jemput mama ya di rumah dulu, soalnya papa masih di RS sekarang"
"iya aku jemput"
Tut..tut..tut..
dasar anak durhaka aku kutuk...e, eh gak jadi deh entar gue nggak punya anak lagi, Crys, Crys, sekali lahir udah bikin ulah aja siapakah yang ngelahirin?? pasti emaknya dulu doyan berantem.....eh tunggu! Crys bukannya anak gue yah??....ahh bego gue lama-lama.
Crystal pov
Setelah memutuskan sambungan telepon dari nyokap gue, gue langsung bergegas.
"Den, gue cabut yah, jagain nih markas" ucapku lalu menyambar jaket kulit serta kunci motorku.
"ok sipp!!eh, lo di tantang balapan ama 'DK (dark king)'" Ucap Deni
"yaudah terim aja!!" ucap gue santai
"bukan balap motor, tapi Mobil" ujar Deni yang membuatku menoleh. Ohh mau coba coba mereka rupanya? ok! tunggu kejutan dari Scorpion. DK.
"Ok! Kapan?" ucapku mantap, gue lihat Deni shock mendengar jawaban gue.
"lo gila? Ini balap mobil!!" teriak Deni
"Tenang bro selama gue ada lo nggak usah khawatir, siapin aja. ok gue cabut dulu" Ucapku sambil menepuk bahu Deni
gue liat anak buah gue lagi pada nyantai. "Crys gimana dengan orang yang hadang elo di jalan kemarin? lo mau gue beri pelajaran??" ucap Oka salah satu anak buah gue
"No, gak usah mereka nggak bakalan berani nantang gue lagi, Oka Ambil mobil gue di gudang belakang, cek mesinnya, perbaiki yg rusak soalnya udah lama gue simpen di gudang, gue bakalan pake tuh mobil balapan nanti!!" ucapku lalu memberikan kunci mobil yang sudah gue ambil dari ruang pribadi gue.
"okk sipp...semua bakal beres..."
"ok semuanya gue cabut dulu" ucapku lalu meninggalkan markas dengan motor merah gue.
***
Oka berjalan menuju gudang untuk mengeluarkan mobil Crys,dan...
"wah...ini sih bukan Barang lama, ini Mobil Sport keluaran terbaru, Shit!!! Siapa elo sebenarnya Crys?" jangan heran kenapa anak buah crystal gak tau kalau sebenarnya ia adalah Crystal Audeva, Crystal menyembunyikan identitasnya dengan alasan yang orang pun tak tau, bahkan hanya orang yang penting saja yang tahu tentang dirinya.
Oka pun mengeluarkan Mobil milik Crys dan mulai mengotak atik mobil Crys. Orang yang berada di markas Berdecak kagum dengan mobil keluaran terbaru tersebut.
***
"ma..mama..."sahut Crystal setelah membuka pintu rumahnya.saat ia melangkah masuk ada seseorang yang memukul tengkuknya dari belakang, samar samar ia melihat mamanya berlari ke arahnya dan bergumam sesuatu, "maaf Crys...." setelah itu gelap tak ada lagi yang ia lihat selain kegelapan.
***
Seperti biasa Calysta juga Eliza akan menghabiskan waktu mereka dengan bermain skateboard di sekitar taman yaitu tempat favorite mereka.
"El lo nggak capek kabur mulu?" tanya Calysta sambil menjalankan papan skate-nya.
"nggak lah, lo juga sama kek gue kabur dari rumah emang lo juga nggak capek apa?" tanya Eliza balik, ia mengikuti Calysta menjalankan skateboardnya, tiba-tiba Calysta menghentikan laju Skateboard-nya mendengar jawaban Eliza. Eliza ikut menghentikan laju skate-nya ia kini merasa bersalah telah mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung Calysta, Eliza cukup tau masalah yang dihadapi Calysta dengan Kedua orang tuanya.
"Maaf" Lirih Eliza di belakang Calysta.
Calysta tersenyum miring, ia tahu Eliza pasti sangat menyesal dengan ucapannya.
"gak papa El, sebenarnya gue capek Dengan hidup gue tapi mesti gimana lagi?" Ucap Calysta.
Eliza merogoh sakunya dan mengeluarkan benda putih tipis berbentuk persegi tersebut.
"Halo..!" Sapa Eliza pada seseorang yang berada di seberang telepon
"What...!!! jangan Bercanda!" Teriak Eliza. Calysta memandang Eliza Dengan penuh tanya.
"Ok!! dimana?" Setelah itu Eliza memasukkan kembali benda tipis persegi tersebut. "Ada apa??" tanya Calysta
"I..itu Cal nyokap bokap lo sama gue kecelakaan, sekarang mereka di Rumah Sakit" jawab Elza
"Hahaha....ha..."Calysta tertawa Hambar.
"Candaan lo nggak lucu El" sambung Calysta sambil geleng-geleng kepala.
"Cals gue gak lagi bercanda, sialan dosa gue banyak lagi sama bokap...Aarrgghh" Teriak Eliza Frustasi. Justru Calysta Shock dibuatnya, karena sebenci-bencinya Calysta dengan orang tuanya masih ada titik kecil dalam hatinya ingin bersama seperti dulu sebelum kejadian itu.
"Dimana?" tanya Calysta datar. Eliza yang sibuk ber frustasi ria kontan menoleh ke arah Calysta dengan tatapan Bingung.
"apa?"
"Dimana mereka dirawat?" ucap Calysta mulai Emosi
"Margio medical" yap itu RS milik keluarga Margio (papa Eliza)
"Cabut!!" Ucap Calysta meninggalkan Eliza yang masih terbengong di tempatnya.
"Calls Tunggu!!"
***
Calysta dan Eliza Berlari di sepanjang koridor Rumah Sakit, banyak pasang mata yang menatap Heran kedua Gadis tersebut.
"mana?..hahh, dimana?" ucap Eliza Terengah.
"Di dalam Nona!!" Ucap lelaki paruh baya yang memakai seragam serba HITAM
Calysta pov
Aku dan Eliza memasuki ruangan tersebut. Saat aku masuk tidak ada apa apa di ruangan ini selain Ranjang kosong yang bertengger manis di ruangan tersebut.
"El..."Belum selesai aku berbicara. Rasa sakit di punggungku memaksaku untuk tenggelam di kegelapan.
***
Saat ini perubahan itu secara perlahan menghampiri ketiganya, menghilangkan keraguan mereka, mengajarkan sesuatu yang berharga, menyampingkan Ego mereka,mencoba meraih kebahagiaan mereka, dan itu semua takdir yang menentukan.
Takdir?
Apa takdir itu?
Tahukah kalian Takdir kata lain dari 'Takkan di rubah' Artinya kisah hidup seseorang memang sudah dituliskan lebih dulu oleh sang penguasa, dari kita hidup di dunia sampai ajal menjemput. Semuanya telah di tuliskan dan tak akan pernah dirubah.
***
Author pov
Crystal, Eliza, dan Calysta, mengerjapkan matanya bersamaan mereka terbagun dari tidur yang panjang mereka. Calysta duduk di ranjang yang menurutnya sangat Empuk, Eliza dan Crystal ikut duduk sambil memegangi kepala mereka karena masih merasa pusing.
"dimana ini?" Ucap Eliza yang duluan menyadari keberadaannya di mana. Crystal dan Calysta menoleh ke asal suara dan berteriak.
"El"
"Eliza"
Ucap Calysta dan Crystal Bersamaan. Eliza menoleh ke kanan dan kiri ia melihat Calysta dan Crystal yang sedang menatapnya lalu mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan, Calysta dan Crystal mengedarkan pandangannya mengikuti Eliza. mereka merasa asing dengan kamar tersebut, jika mereka diculik tidak mungkin ruangannya akan sebagus ini, bed yang empuk, lemari pakaian putih polos seperti tak tersentuh, latar yang bisa dibilang sangat girly.
"iiihhh...!!!"
Seru mereka bertiga merasa jijik secara bersamaan dengan semua ornamen kamar tersebut.
"jijay.."lagi mereka berseru lalu saling pandang dan sedetik kemudian
"HAHAHAHAHAHA....HAHAHAHAHA...HAHAHAH"mereka tertawa terbahak bahak melupakan sejenak mengapa mereka bisa berada di tempat yang mereka benci.
"eh kenapa kita disini?, maksudnya kenapa bisa?" tanya Calysta yang lebih dulu menyadarinya.
"gak tau! gue pulang kerumah karena mama bilang opa gue sakit terus sampai rumah baru depan pintu gue langsung dipukul orang dari belakang, abis itu gue gak ingat apa apa lagi." jawab Crystal.
"gue juga tadi bareng Eliza ke Rumah Sakit karena bonyok gue ama El Kecelakaan, eh tau tau masuk kamar RS gak ada apa-apa gak lama punggung gue kayak di suntik gitu, and gue nggak mengingat apa-apa lagi" ucap Calysta sambil memegang punggungnya.
"ya! Gue juga" seru Eliza
Ceklek…
Dengan refleks ketiganya menoleh ke asal suara.
seorang wanita memasuki kamar tersebut dengan diikuti dua orang wanita dibelakangnya membawa nampan yg berisi makanan serta minuman.
"oh kalian sudah bangun?!" tanya wanita tersebut
Crystal, Calysta serta Eliza hanya saling pandang bingung dengan situasi tersebut.
"perkenalkan nama saya Regina, panggil saja Miss.Gina" ucap wanita itu, pelayan di belakang Regina mulai maju ke arah Crystal, Calysta, Eliza dengan nampan yang dibawanya.
"mereka adalah pelayan di asrama ini, namanya Neva dan Lira"
"Asrama??" Tanya Calysta bingung. Regina mengangguk. "sebenarnya kami di mana??" tanya Eliza.
"ini adalah asrama Heaber, Heaber Univ" Jawab Regina dingin
"HEABER!!!" teriak mereka bersamaan
"Apa ini semacam universitas pada umumnya? lalu kenapa harus ada asrama? dan kenapa kami bisa berada di sini?" Tanya Crystal.
"Begini Girl's, Heaber adalah sekolah Khusus kewanitaan"
"Kewanitaan apa maksud-nya?" tanya Eliza memotong penjelasan dari Regina
"Hmm, ya wanita, sekolah ini bukan hanya mengajarkan Akademic saja tapi juga sikap, tata krama, serta cara menjadi wanita tulen layaknya wanita pada umumnya, asrama ada agar kami para guru dapat meninjau para siswanya seperti apa perkembangannya dari hari ke hari, dan kenapa kalian bisa di sini? itu karena tuntutan permintaan dari Orang tua kalian masing-masing. Baik girl's kalian harus makan, mandi, dan berdandan karena 2 jam lagi akan ada penyambutan untuk siswi baru tahun ini" ucap Regina panjang lebar yang sukses membuat ketiganya melotot dan menganga lebar.
Regina keluar dengan anggun, sedangkan kedua pelayan tersebut bersiap untuk merubah penampilan ketiganya. Neva dan Lyra segera menyiapkan air hangat untuk mereka mandi.
"Crys kenalin ini sepupu aku Calysta." ucap Eliza memperkenalkan sepupunya.
"hai Cals Gue Crystal" ucap Crystal mencoba ramah
"oh...hi.."jawab Calysta kikuk, ia tak menyangka akan bertemu dengan Crys scorpion.
"panggil aja Crys gua lebih suka itu" ucapnya lagi.
"Crys menurut lo orang tua kita yang ngelakuin ini?" tanya Eliza. Crystal hanya mengangkat kedua bahunya "mungkin, so siapa lagi coba? gak mungkin kan kita di culik di rumah sendiri!!"
"ya !dan di rumah sakit gue sendiri" gumam Eliza
"maaf sebaiknya nona membersihkan dirisekarang, karena acara penyambutannya di mulai satu setengah jam lagi" ucap Neva menyela yang berdiri sejajar dengan Lyra.
"apa lo bilang? denger ya! gua bukan siswi di sekolah ini!!, kalaupun iya gue nggak bakalan sudi" sembur Crystal dengan nada tinggi membuat Calysta juga Eliza terkejut, tak terkecuali Neva dan Lyra.
"saya mohon Nona jangan buat kami sulit!! kalau miss.Gina masih melihat anda seperti ini nanti kami di hukum karena tidak becus bekerja" ucap Lyra dengan nada memohon.
Eliza melihat itu merasa kasihan. "Crys udah gak usah dimarahin, percuma juga kan? kita juga gak bakalan keluar dari tempat ini" "bener Crys kata Eliza, kita nggak akan keluar dengan mudah dari tempat ini"
Crystal pun akhirnya mengalah dan membiarkan Neva juga Lyra melakukan tugasnya.
setelah ketiganya mandi, mereka di tuntun Oleh Neva juga Lyrra Untuk berpakaian.
Calysta mengangkat bajunya, ia mengernyit heran.
"ini gak salah? baju ginian?" tanya Calysta pada Neva.
"tidak nona memang sudah standar seragamnya seperti itu.
"Hah...merepotkan.."
***
"aduh nona turun dari sana, nanti nona jatuh!!" teriak Lyra.
"Crys turun deh, gimana juga lo bisa naik?" tanya Eliza.
"Gak! sebelum elo jauhi barang haram itu dari gue" teriak Crystal.
ELIZA
ya ampun Crys, crys, tau gak gimana posisi Crystal sekarang? dia udah nyasar di atas lemari, bayangin aja gimana coba dia bisa naik?, tampang aja troublemaker tapi takut sama alat make Up..hadeeuuhh...
"Crys c-mon kita udah telat!!" ya kami akan terlambat jika Crys tidak turun dari lemari itu.
"gue nggak peduli, pokoknya gue nggak bakalan turun dari sini!!!" ujar Crystal yang membuatku pusing.
'Siswi yang masih berada di dalam asrama agar segera menuju aula karena acara penyambutan dimulai 20 menit lagi.'
sial!! "Crys cepetan !!" ujar Calysta "gak sebelum lo berdua singkirkan benda haram itu!" ancam Crys pada Neva dan Lyra. kalo gini caranya gak ada cara lain lagi.
"yaudah Crys turun dari sana, kita janji gak bakal MakeUp in lo" ujarku pasrah.
"nona bagaimana kalau kita berdua di hukum?" ujar Lyra lemas
"tenang aja kita bertiga yang akan tanggung jawab" ujar Crystal tiba tiba yang entah kapan dan bagaimana caranya bisa turun dari atas lemari.
Crystal pov
"cepet banget turunnya?" tanya Eliza heran.
"lompat" jawabku dengan wajah tanpa dosa. Jangan ketawain gue, gue emang gak suka make Up Ribet banget menurut gue.
"yaudah tunggu apa lagi!!" ucapku, akhirnya gue Calysta juga Eliza berjalan menuju aula sekolah ini.
°°°
Author pov
mereka bertiga berjalan menuju aula dengan Neva dan Lyra sebagai penunjuk jalan mereka. Setibanya mereka bertiga di depan pintu yang sangat besar dari dalam sana sudah terdengar kasak kusuk orang orang. Pintu besar itu dibuka dan menampilkan aula sekolah yang begitu mewah ketiganya tak mampu mengomentari aula tersebut.
suit suit terdengar suara siulan dari bibir Eliza.
"ini aula besarnya segini apalagi bagunan sekolah ini, pasti luas banget nih sekolah" gumam Calysta.
Mereka Berjalan memasuki aula yang dihuni oleh kaum Hawa dengar Kaum HAWA!! tak ada satupun laki-laki di sekolah ini yang ada perempuan semua. bahkan Bodyguard serta penjaga di sekolah ini semuanya perempuan.
'test, tess, Baiklah semua siswi di harap tenang, karena sebentar lagi kita akan disambut oleh pemilik Heabear university.'
semua siswi yang tadinya sibuk berkasak kusuk kini diam memperhatikan host yang ada di atas panggung.
"eh bukannya itu miss guna?" tanya Eliza sambil menunjuk ke arah panggung.
"Miss. Gina El bukan miss.guna, emang guna-guna" ujar Calysta pada Eliza. Eliza hanya mengangkat kedua bahunya acuh sedangkan Crystal memutar kedua bola matanya.
"Terima kasih atas perhatiannya, perkenalkan Saya adalah Juliana steven Heaber pemilik Heaber university, bla, bla, bla, bla, saya senang dengan kedatangan para siswi siswi yang cantik dan cerdas seperti kalian semua. Saya mengucapkan kepada anakku sekalian selamat datang di Heaber university."
suara tepuk tangan menggema di seluruh ruangan, sedangkan tiga orang gadis yang ternyata baru menyadari bahwa pidato yang sangat panjang itu telah selesai.
***
"Crys tadi cewe cantik itu pidato apa?" tanya Eliza, ia mengira bahwa sosok juliana adalah seorang wanita yang masih berumur 30-an .
"mana tau gue, gue kan tadi molor" ucap Crystal sambil nyengir memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"gue kira lo betah dengerin pidato panjang lebar kayak tadi"
"ya gak lah yang ada gue molor, lo juga molor, ya kan Cals?" jawab Crystal. ia berhenti berjalan.
"Cals?" tidak ada jawaban.
Crystal juga Eliza celingukan mencari keberadaan Calysta.
"Calysta mana?, tadi kan dia bareng kita!" Ucap Crystal
"mana gue tau! jangan sampai dia nyasar ayo cari!" ujar Eliza.
akhirnya Eliza juga Crystal kembali ke aula tetapi tak ada Calysta di sana dan mencari di tempat lain mereka takut Calysta tersesat di bangunan raksasa ini.
•••
Disisi lain Calysta yang berjalan sempoyongan dengan mata yang merah serta lingkaran hitam di sekitarnya memasuki kamarnya.
"ahh, ngantuk banget gue, tuh anak dua dimana lagi?" kacaunya, tanpa melepaskan seragamnya Calysta merebahkan tubuhnya di ranjang milik Crystal dan langsung tertidur.
°°°