Happy reading😈.
— Azra Story —
"Astaga, ini kyud bangettt," ucap Azra, senang.
Dirinya baru saja di belikan boneka gajah yang terlihat sangat lucu.
"Aku beri nama, Azan."
Dahi Andrey berkerut, "Azan?". Azra berdecak pelan, "iya, Azan. Azra Andrey." ucapnya.

"Serah deh, bagus nggak?"
"Bagus bangett, lucu!" sahut Azra sambil memeluk boneka kecil tersebut.
"WOI, UDAH MASUK. PACARAN MULU SIH!" Teriak Rian dari ujung koridor.
Andrey tak mau kalah, "NGGAK INTRO LO DUGONG!"
"WEH, NGATAIN MULU LO!"
Caca yang datang bersama Killa segera mencubit perut bantet milik Rian. "AWWW!!"
"Sakit bjirrr!"
"Siapa suruh teriak-teriak, ha?" sinis Caca.
"Ampun neng Caca! Abang khilap." ujar Rian.
Caca bergidik, "Jijik gue."
Cup
Rian dengan lancang mencium pipi chubby Caca, "RIANNN!!!!"
"Ampunn, nih bibir ga bisa di ajak kompromi gitu ah. AAAAA, REYYY TOLONG GUEE!!"
"RIAN! TUNGGU BALASAN DARI GUE!" Ketus Caca sambil mencuci pipi nya yang sudah di kotori oleh cowok itu.
"APA? KAMU MAU CIUM AKU BALIK? SINI CA, AKU TERIMA KOK," Balas Rian.
"Pala lo!"
Azra, Andrey, dan Killa sejak tadi diam tak berkutik. Sesekali menggelengkan kepala tak percaya. Lancang sekali kau, Rian!
"Masuk kelas yuk. Ah, tapi kita udah telat 20 menit." tukas Andrey.
Azra dan Killa saling tatap, "Gimana? Bolos apa masuk?" Tanya Killa. "Bolos aja,"
"Heleh, kebiasaan. Udah yuk, kita ke taman belakang aja. Kill, lo mau ikut nggak?" Ajak Andrey.
"Beuhhh, ogah lah. Gue di jadiin pajangan gitu? Jomblo ginii!" Seru Killa.
Azra dan Andrey terkekeh pelan, "Ya udah, sono, lo pergi aja!"
"Iya ini mau pergi," ucap Killa.
Sekali lagi Killa menatap Caca dan Rian yang masih beradu mulut dengan malas, "Udah, kalian pacaran aja. Udah cocok kok. Gue dukung, emak lo juga bakalan setuju. Nikah aja sekalian," Beo Killa yang dibalas pelototan mata dari kedua nya, kompak eaa.
Killa berjalan menuju rooftop dengan menenteng sebuah buku novel kesukaan nya. Dirinya hanya ingin menenangkan pikiran sejenak.
Setelah sampai tujuan, Killa duduk di bagian pojok. Meletakkan buku novel itu dan mulai memejamkan mata. Sesekali mengembuskan nafas panjaaanggggg.
Perlahan, Killa membuka mata nya, kedua mata nya menangkap sesosok makhluk. Ntah itu gaib atau manusia beneran, pandangan nya masih sedikit kabur. Yang terlihat, dia itu seorang lelaki.
"Lo siapa?" tanya Killa polos.
Cowok itu terlihat terkejut, "Kil—killa?". Killa mengangguk, "iya, gue Killa. Lo siapa? Mata gue masih burem,"
"Gue Alvaro," cowok itu memperkenal kan diri. Killa yang mendengar nya langsung terpelonjak.
Killa berkali-kali mengucek matanya, "Ini Alvaro bang cat?" batin nya.
Alvaro terkekeh melihat tingkah lucu Killa, "santai aja kali, kayak liat setan aja."
"Kok lo udah beda? gue aja hampir gak kenal," ucapan Killa membuat cowok itu terkekeh lagi.
"Beda gimana? tetep ganteng kan? Oh, gue baru aja pindah kesini."
Killa mendelik sambil membatin, "nih cowok anemia atau pura-pura lupa kayak judul lagu nya Mahen, sih? kayak ga pernah buat dosa aja. Kan dia udah buat Azra ...."
"Terus gue masuk kelas Dua belas Ips dua," ucap nya terdengar enteng.
Killa lagi-lagi membulatkan mata nya, "lo duduk sama siapa?!". Killa khawatir kalau dia duduk di sebelah... Rey. "Gue duduk sama itu, siapa ya tadi... emm, yang cowok nya cuek gituu," ucap Al seraya masih mencoba mengingat nama teman sebangku nya.
"Reza?" tebak Killa, dan benar, bahwa cinta masih berkuasa di atas segalanya. KOK KEK PERNAH DENGER?!
"Nah, ituu." Angguk Alvaro.
Perasaan Killa mulai tidak enak, "Oh, yaudah. Gue pergi dulu," ucap Killa seraya berdiri dari duduk nya.
Disaat Killa mulai meninggalkan tempat itu, tangan kekar Alvaro meraih tangan mungil milik Killa. Refleks, Killa mengernyitkan dahi. "Apa?"
Alvaro menggaruk tengkuk nya yang tidak terasa gatal sama sekali, "Gue jujur dehh, dulu tuh, gue nggak ngapa—"
"STOP! Alasan lo selalu itu-ituuu muluuuu." sebal Killa yang di lanjutkan dengan berucap tanpa suara. "nyenyenye.."
"ck, emang gue tuh alasan nya ituu. Gue cuma bawa dia ke gudang, gue nggak ngapa-ngapain. Dia ngira nya gue nglakuin ituu, padahal gue nggak..." Ucapan Alvaro lagi, dan lagi di potong oleh Killa.
Azra, Caca, dan Killa jengah jika Alvaro alesan nya cuma itu-itu muluuuuu. Jika sekarang ada Azra, pasti gadis itu akan memukuli Alvaro habis-habisan. Untung saja, dirinya sedang berduaan dengan Rey di taman belakang sekolah. Yang jomblo ga usah iri, aku aja iri loh sebenernya, hiks..
Killa dengan cepat pergi dengan langkah sebal, dia tidak boleh memberi tau sahabat nya lebih dahulu. Azra harus tau sendiri, biarkan lah.
***
"Riannn!!!!!!!" Caca masih berdebad dengat Rian sedari tadi. Unchhhh.
"Apa sih? neng Caca manggil-manggil, kangen ya? hmmmm.."
"Nanti cariin kembang seratus rupa, biar gue bisa mandi kembang. Badan gue najis badaii,"
Rian mulai dongo dengan ucapan Caca, mata nya hanya fokus dengan.. dengan.. bibir Caca yang terlihat kissable bangettt. Otak mesum nya mulai gila sekarang juga, Anjir ah.
Caca menatap Rian dengan mata melotot, Rian menatap bibirnya yang cangtip inii!! Wahh, ga bisa di biarinn. Caca mulai menjitak kepala Rian yang.. emm?
"Dasar! kek nya otak lo butuh di cuci dehh. Biar gak mesuuummmmmmm lagiiii," gemas Caca.
Rian memgusap kepala nya yang masih terasa berdenyut akibat ulah Caca yang jahad itu, "Gue kan normal, Ca. Kapan aja gue bisa nyosor loh. Ga bisa di kontrol."
Ucapan Rian membuat Caca meringis, dirinya harus pergi sekarang jugaa! Caca mulai berlari mencari Killa. Dan..
Brukk
Caca dan Killa saling menabrak, mereka berdua tidak melihat ke depan tapi masih menatap ke belakang sambil berlari.
"Adohhh!!"
Caca dan Killa tertawa, merasa lucu dengan adegan beberapa detik lalu.
"Kenapa?" tanya mereka bersamaan, emang dasar yaa..
"Gue tadi liat Alvaro,"
"Gue tadi lari, takut Rian kebablasan."
Ucapan mereka kali ini berbeda namun dengan intonasi yang sama, kesal, sebal, marah, ntah lah itu semua sama atau tidak, bodo amat euyy.
Killa mengernyitkan dahi, sedangkan Caca hampir saja berteriak saking kaget nya.
"Apa? ALVARO BANG CAT? BERANG SAKIT?!"
Yap, mereka memanggil Alvaro dengan sebutan "Berang Sakit". Ntahlah, serah mereka lah yaaa.
Killa mengusap telinga nya yang terasa berdengung, teriakan Caca membuat nya gila.
"Terus? Maksud Rian kebablasan tuh gimana?" Tanya Killa bingung, merasa ucapan Caca agak ambigu. Caca berdecak, "udah ga usah di urusin, kita cerita sama Azra aja." ucap Caca kalang kabut.
Killa menggeleng, "Jangan, Ca. Biarin dia tau sendiri."
Caca mulai tenang sekarang, mulai paham dengan keadaan. Dirinya mengangguk pelan sembari memilin ujung baju nya.
"Kasian ya, Azra.."
"Ya udah yuk, kita ke kantin aja." Ajak Killa, agar Caca menghilangkan ingatan yang barusan Killa beritahu. Bisa-bisa Caca melakukan hal yang di luar nalar.
Killa mulai menyesal memberi tau Caca, karna Caca tuh baperann.
—AzraStory—
— Novo capítulo em breve — Escreva uma avaliação
Comentário de parágrafo
O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.
Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.
Entendi