Arya memilih kursi yang sekiranya berada di antara teman-temannya. Beruntung saja Marlon selalu membuntuti ke mana Arya pergi dan begitu juga dengannya yang selalu mengikuti Doni ke mana pun. Dan alhasil, Arya duduk di antara Coach Alex dan juga Marlon. Doni sengaja duduk di samping Marlon hanya terkekeh pelan melihat wajah Arya yang mendadak tegang dan panik mengetahui Coach Alex menyuruhnya untuk duduk di sampingnya.
Dengan tangan yang sedikit gemetar, Arya memberanikan dirinya duduk walau sebenarnya ia tak ingin dan lebih memilih menunggu di bus seorang diri. Arya menarik napas sangat dalam lalu ia hembuskan sangat pelan, agar pelatihnya tak mendengar kalau ia sebenarnya sedang menyembunyikan rasa kesal.
"Apa kau sudah tahu siapa yang akan bertanding setelah ini?" tanya Coach Alex tiba-tiba, matanya masih tertuju pada lapangan yang masih dipenuhi oleh mahasiswa lain yang kebingungan mencari pelatih mereka.