Dibombardir dengan pertanyaan seperti kembang api yang menyala berentetan, pikiran Ayu menjadi lamban. Pipinya yang memucat, lalu dengan cepat menjadi merah karena marah. Dengan sikap arogannya, dia tidak pernah dilakukan seperti itu di depan umum sebelumnya. Saat dia menghembuskan untuk menenangkan amarahnya, dia berkata dengan dingin, "Aku tidak peduli dengan apa yang Kamu bicarakan, aku hanya tahu bahwa Kamu telah melukai Pria itu. Jadi sekarang, aku menantang Kamu! Jika Kamu memiliki keterampilan, maka terimalah tantangan aku!"
"Ayu, tarik tantangan kamu, ini bukan tempatmu! Tingkat Kultivasi yang kamu miliki jauh diatas miliknya, Kamu tidak bisa menantang orang yang lebih lemah dari Kamu!" Wakil ketua mengoceh dari samping.
Ayu tidak mendengarnya dan menolak untuk mundur. Dia menggigit bibirnya dengan marah sambil melotot pada Arman, "Jangan bilang kamu tidak berani menerima tantangan dariku."
Wanita bodoh ini.