"tock...tock...tock.." fian mengetuk lalu membuka pintu kamar verto dan berjalan berlahan mendekati verto yang sedang terbaring di atas tempat tidur.bunyi nafas yg berat namun teratur terdengar dari verto,bau menyengat anggur tajam tersebar memenuhi kamar.
lalu fian membuka tirai jendela dan membuka jendela,angin berhembus memasuki kamar menyamarkan bau menyengat.fian memasuki kamar mandi membuka kran air hangat mengisi bathtab.lalu beranjak kluar dari kamar menuju pintu cotage memanggil pelayan.
"tuan...." ucap pelayan pada fian.
"tolong bersihkan kamar tuan verto" perintah fian.
"baik tuan,saya ambil perlengkapan dulu,permisi tuan " jawab pelayan lalu pergi dari hadapan fian.
cahaya matahari dan hembusan angin membangunkan verto dari lelapnya,saat membuka mata kepalanya terasa berat,rasa mual mengaduk perutnya naik ke tenggorokan.
"wueeek...." verto memuntahkan isi perutnya ke samping tempat tidurnya,kepalanya bagai dpenuhil jarum jarum terasa sakit dan berat.
"wuekkk...." muntah kembali.
"tuan....." ucap fian mendekati verto sambil menutup hidungnya.
verto bangkit dari tempat tidur dipapah fian lalu berjalan memasuki kamar mandi.verto masuk dalam bathtab tampa melepas pakaiannya.
tubuhnya terasa ringan setelah beberapa menit terendam,bangkit keluar dari bathtab lalu melepaskan semua pakaiannya lalu membersihkan tubuhnya dibawah kucuran shower,perasaan segar menguasai seluruh tubuh verto,masih dbawah kucuran shower penggalan demi penggalan td malam melayang layang dalam ingatan verto.
saat fian memapah tubuh verto dengan tangan lisa yg memegang erat lengannya,lisa yang berkeras menemani malam verto namun hanya menjadi penjaga verto karena verto tidak sadarkan diri akibat mabuk lalu tertidur pulas tampa menghiraukan lisa.
verto keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit dipinggangnya,tangannya sibuk mengusap rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk.
tubuhnya begitu sempurna dengan hiasan roti sobek pada perutnya,kulit tembaganya bersinar dengan titik titik air yang jatuh dari rambutnya,wajah tampannya begitu dingin dipertegas dengan alis yg tebal.
kamar verto sudah kembali bersih dengan seprei yg sudah dganti,muntahan verto telah dbersihkan dan ruangan harum kembali.
verto mengambil celana pendek berwarna coklat muda dan kaos v-neck putih dari atas tempat tidur yang disediakan fian,menggunakannya lalu menyisir rambutnya dengan jari jari panjangnya.
"makanan telah siap tuan" ucap fian.
verto duduk menghadap meja penuh dengan hidangan.memakannya tampa bicara.
tiba tiba gerald dam mizaki masuk."pagi menjelang siang yang mulia" sapa gerald dan mizaki bersamaan sambil menarik kursi lalu duduk dihadapan verto.verto hanya menatap sejenak sambil mengangkat tangannya tanda menyapa lalu makan kembali.
"apa tujuanmu sudah tercapai tadi malam ?" tanya mizaki sambil menuangkan kopi panas pada cangkirnya.
"maksudmu ?" tanya verto mengernyitkan dahi.
"lisa" lanjut gerald cepat.
certo menaikkan bahu mnunjukkan bahwa dia tidak tau apa yang terjadi tadi malam.
"hmmm...terlalu banyak minum,tidak sadar" ucap gerald dengan suara rendah sembari mengunyah biskuit.
geral dan mizaki menyadari bahwa verto tidak dalam suasana hati yang baik,mereka lebih memilih diam sambil menikmati hidangan di atas meja.
usai makan verto duduk disofa ruang utama mengambil koran di atas meja lalu membacanya.
"kenapa kita tidak duduk diberanda ?" ucap gerald berdiri menyampirkan lengannya pada pundak fian yg berdiri disebelah sofa verto duduk.
"hari ini begitu sejuk " lanjut mizaki melangkahkan kakinya menuju pintu menghadap beranda.
"fian,bolehkah kami minta pelayan untuk menyediakan minuman ringan dan makanan kecil diberanda...kami ingin menikmati siang ini di beranda" ucap gerald mengedipkan mata genit pada fian lalu beranjak keluar menuju beranda menghampiri mizaki yang terlebih dahulu duduk dikursi malas diberanda.
tdk lama verto berdiri menyusul kedua sahabatnya berdiri di pagar pembatas beranda.pandangannya jauh menatap laut namun pikirannya melayang entah kemana.
2 pelayan datang bersama verto membawa minuman ringan dan makanan kecil meletakkan dmeja di antara kursi santai.
"tuan gerald...bila ada yang kurang bisa panggil saya,saya keluar mengurus pesta untuk nanti malam" ucap fian pada gerald.
gerald mengangguk tampa bersuara.
"tuan verto...apakah ada yang ingin tuan tambahkan untuk nanti malam?" tanya fian pada verto.
"untuk saat ini tidak ada " jawab verto tegas masih dengan pandangannya ke laut.
"baik,saya permisi" ucap verto lalu beranjak pergi.
verto mengambil segelas minuman ringan lalu mengecapnya,kembali berdiri bersandar pada pagar pembatas menyaksikan 2 sahabatnya yang tertidur di atas kursi malas.
"hmmm.." desah verto lalu membalikkan badan menghadap laut kembali.
"srekk....srekkk" terdengar bunyi benda yg saling bersentuhan dari sisi kanan ujung cotage.spontan verto memandang ke arah sumber suara.
"oh my God" desah verto terpana melihat sosok perempuan berdiri menggunakan baju selam menghadap laut,melepaskan bagian atas baju selam membiarkan jatuh sebatas pinggang,membiarkan rambut ikalnya tergerai indah,kedua tangannya terentang dengan wajah menengadah,mata indahnya terpejam menikmati hembusan angin.
"ehem...ehem.." verto berdehem keras berharap mengusik gadis di ujung cotage.
lelap gerald dan mizaki terusik mendengar suara berdehem verto lalu melemparkan pandangannya pada titik perhatian verto... tertegun takjub spontan berdiri dari kursi malas tampa melepas pandangan mereka.
**
seketika wajah maria memerah memandang 3 lelaki yang berdiri diberanda memandang takjub pada maria,senyum nakal verto tersungging dengan mata binarnya.
"haii ..." sapa verto tampa beranjak dari tempatnya berdiri.
pandangan maria menatap angka 3 yang terdapat pada dinding cotage seketika menyadari bahwa dirinya salah memasuki cotage.
"maaf " ujar maria pendek membungkuk lalu meraih sepatu katak dan kaca mata selam dari lantai kayu dan berniat kembali menuruni tangga.
"haii...apakah begitu sulit bagimu untuk kembali ke cotagemu melalui pintu ini" ucap verto agak nyaring sambil menunjuk pintu cotagenya.
maria terdiam sejenak lalu menggunakan kembali bagian atas baju selamnya.lalu berjalan menuju pintu cotage verto.
"terimakasih " balas maria
"maaf...lantaimu mungkin basah karenaku" lanjut maria menatap verto lalu beralih menatap gerald dan mizaki yang masi terpana menyaksikan kecantikan maria.
"tidak masalah.... aku verto" ucap verto sambil menyodorkan tangannya mengenalkan diri.
setengah terpaksa maria menyambut tangan verto.
"maria" ucap maria pendek.
gerald menyapu tangannya pada kaosnya lalu ikut menyodorkan tangannya pada maria.
"hallo maria,aku gerald" sapa gerald cepat.
"maria" balas maria pendek lagi pada gerald.
"mizaki" berganti mizaki menyodorkan tangannya namun pandangannya genit menyapu seluruh tubuh maria.
"...." maria diam namun setengah enggan menyambut tangan mizaki.
"permisi,aku ingin kembali sekarang" ucap maria,sekali lg terimakasih dan maaf sudah mengganggu istirahat anda" lanjut maria lalu hendak melangkahkan kaki verto kembali bertanya.
"bila tidak keberatan maukah kamu hadir pada pesta kami nanti malam dtaman terbuka depan cotageku" tanya verto pada maria.
sejenak maria terdiam berpikir.
"pukul berapa?" tanya maria.
"mulai pukul 19" jawab verto cepat dengan senyum mengembang bahagia.
"maaf ... mungkin aku terlambat karena siang ini aku akan keluar mungkin kembali malam hari" jawab maria tangannya bergerak mengayunkan lembut kaca mata selamnya.