Langkah kaki wanita pirang bergaun merah begitu anggun. Sepatu merah hak tinggi, memperlihatkan sosok seorang bangsawan sejati. Menulis melalui sebuah cairan tinta dengan penuh elegan, sehingga orang-orang akan membacanya akan terkagum-kagum. Lima menit kemudian, dia memberikannya kepada pelayan yang berdiri di sampingnya. Laki-laki paruh baya menundukkan kepala dan badan dengan hormat. Memastikan wanita pirang mengikuti jadwal sesuai yang diharapkan. Namun sayangnya, hal itu tidak mungkin terjadi. Dia membuat sebuah lingkaran, yang ternyata [Teleport]. Ketika salah satu tangan berada di dalamnya, laki-laki paruh baya angkat bicara.
"Anda mau ke mana, nona Charlotta?"
"Mau ke Suku Anzu. Mengambil cenderamata yang tertelan oleh Manticore."
"Bolehkah saya menemani anda, nona?"
"Tidak perlu, Louis. Hanya sebentar saja. Sebagai gantinya, kuberikan ini."