Sementara itu, Marduk mengawasi dari kejauhan. Dia merasa lega bisa meminta bantuan kepada Gilgamesh dan Enkidu untuk mengambil kekuatan darinya. Ditambah lagi, Marduk menepati janjinya. Menjadikan Gilgamesh dan Enkidu sebagai seorang Dewa seutuhnya. Hanya saja, karena God's Realm masih belum stabil, Marduk meminta waktu untuk memulihkan tempat tersebut. Pria tua itu membaca dokumen yang sempat disimpan olehnya. Belum lagi, mencari tahu latar belakang bukan perkara mudah. Karena batu peninggalan maupun benda peninggalan lainnya disembunyikan oleh Gilgamesh.
Dia membuka lembaran demi lembaran seperti kertas beterbangan. Marduk memperhatikan isi-isinya dengan serius.
"Tidak kusangka kau begitu serius … Marduk."
Marduk menoleh ke asal suara tersebut. Ketika menoleh, ternyata sosok laki-laki berkacamata membawa tombak yaminari beserta pedang katana. Dengan santainya, dia mengintip isinya.
"Shindou Hayama … kah?"
"Pingpong! Betul sekali. Tidak buruk juga kau sudah tahu namaku."