"Aku tidak tahu harus mengatakan apa. Nyatanya saat ini, aku hanyalah orang biasa." Joe berkomentar seraya mengelap gelas gemuk bertungkai panjang, ia lalu meletakkannya di rak kaca yang berada di belakangnya.
Hida menatap Joe, meneguk pelan martini yang seakan membakar tenggorokannya. Namun itulah sensasi yang dicarinya.
Menurut Hida, alasan Joe keluar dari kelompok tentu sangat tidak masuk akal. Rasa kagum yang sempat dimilikinya pada Joe, seketika berkurang karena keputusan tersebut.
"Dan, kau Hida," Joe membalikkan tubuhnya, menatap tajam wanita yang duduk di sebelah Stalin. "Jangan minum lagi!" Joe menarik gelas yang ada di depan Hida. "Tidak ada alkohol lagi!"
Terakhir kali Hida mabuk, wanita itu membuat kekacauan, membuat kenangan yang tak terlupakan dan menyebalkan.
Hida tentu tak setuju, ia langsung mengambil kembali gelasnya.