Setelah keluar dari kamar mandi, setelah memastikan bahwa riasan wajahnya tampak sempurna, dan tidak ada kecacatan lainnya, Vanessa melangkah mantap.
Usaha tidak akan mengkhianati hasil, jika ia berusaha keras, tujuan utama yang ia ingin, pasti tercapai.
Vanessa menganggukkan kepala.
Klek.
Pintu terbuka, sosok pria yang keluar dari ruangan itu berhasil mengubah raut wajah Vanessa yang ceria. Ia seketika mundur dengan tatapan penuh ketakutan.
'Kenapa dia ada di sini?' batin Vanessa. Tentu ia sendiri, sudah mengetahui jawabannya, pria itu mengejarnya. Dan pasti, tujuannya adalah membunuhnya.
Dany merasa Tuhan sepertinya lebih menyayangi dirinya. Buktinya tanpa meminta, Tuhan malah mempertemukan dirinya dengan gadis yang ia cari-cari selama ini.
"Ada apa Sayang?" Wanita hitam manis itu memegang lengan Dany dengan manja.
Dany merespon dingin, ia malah melepaskan diri dari tangan wanita itu.
"Maaf, Nona. Tapi aku sudah tidak membutuhkanmu lagi," ucapnya sarkas dan dingin.