"Di mana? Di mana pria itu?!"
Tatapan Malik bak monster yang siap menerkam mangsanya. Pria itu menebas siapa pun yang tidak menjawab pertanyaannya, dan tak sampai sepuluh menit, koridor itu menjadi tempat pertumpahan darah yang mengerikan.
Sejauh mata memandang, hanya rona merah yang tampak. Rintihan memilukan mengudara semakin menambah kengerian.
Malik membunuh tanpa ampun.
"Tu-tuan berada di ruangannya," kata salah satu pria dengan sorot mata ketakutan yang dalam. Ia menatap senjata panjang, mirip katana, yang dipegang Malik. Ia menelan salivanya dalam-dalam. Tak bisa membayangkan, bagaimana jika katana itu menembus lehernya. Sama seperti rekan-rekannya.
"Bagus!" Malik menyeringai. Ia kemudian menarik kerah pria itu. "Antarkan aku ke sana!" titahnya.
Setelahnya, Malik menyeret tubuh pria itu. Ia menebas siapa pun yang ia temui, kali ini ia tidak perlu bertanya apa pun. Setiap ia melihat orang lewat, ia tak segan menghunuskan pedangnya.
Dor!