"Halo, Kak." sapa Bening dengan suara lembutnya karena dia tahu siapa yang menghubunginya.
"Kamu di mana? Dari tadi mama nungguin kamu," bentak Demian di seberang sana.
"Aku di sini sama mama," jawab Bening. Kalau saja Demian bisa melihat perubahan raut wajah Bening sudah sangat ketara.
"Kamu kemana dulu tadi?"
"Kak Ian, dengar dulu alasan aku dong jangan langsung marah-marah," bujuk Bening, dia tidak mau ada masalah di antara mereka sebab itu Bening berusaha lebih sabar saat Demian mulai emosi.
"Coba jelaskan, jangan mentang-mentang aku jauh jadi kamu seenaknya," Demian mulai posesive dengan Bening, sifat aslinya mulai keluar pria itu tidak bisa pacaran jarak jauh.
"Tadi pagi aku sama mama Kanaya belanja kebutuhan bulanan sama nemenin mama belanja baju dan tas itu aja abis itu aku langsung ke rumah mama Vania," Bening menjelaskan sejujur-jujurnya pada sang tunangan.
"Jangan bohong kamu," tuduh Demian dengan nada bicara yang masih meninggi.