Baixar aplicativo
2.38% ANA AND SECRET BOOK ! / Chapter 8: Bagian ke Delapan

Capítulo 8: Bagian ke Delapan

Malam itu, aku kembali membaca buku resep makanan, minuman serta obat-obatan untuk penyakit yang ringan. Hujan pun turun dengan deras menambah dinginnya malam, aku bangun dan membuka pintu kamarku. Suasana terlihat sepi padahal baru pukul sembilan malam, mungkin mereka sudah pada beristirahat di kamarnya masing-masing.

Aku pun turun ke bawah dan menuju gudang tempat rahasia, ku ambil beberapa tanaman herbal sesekali ku cium agar hapal baunya seperti apa, setelah cukup aku menuju dapur, Bi Isah pun sepertinya sudah istirahat juga. Ku ambil panci kecil dan kumasukan herbal yang telah ku campur dengan air setelah itu menyalakan kompor dan mengaduknya perlahan.

"Lo sedang ngapain ?" tanya Kevin tiba-tiba mengejutkanku dari belakang sudah berdiri memperhatikanku.

"Oh, masak bandrek mau ?" tanyaku berusaha tenang dari ke terkejutanku.

"Engga ah, bosen !" jawabnya cuek dan menuju lemari es.

"Loh kok minum air es ! padahal hujan gini, dingin lagi ! nanti lo masuk angin !" ujarku melarang dia minum air es.

"Udah biasa, lo aja yang kedinginan makanya buat itu !" jawabnya dan kemudian pergi. Iya juga sih ...

Tercium aroma harum, sangat berbeda dengan bandrek yang sudah pernah ku coba, aku pun mencicipinya dan enak ! aku tersenyum, berhasil ! kusiapkan dua gelas dan aku isi dengan minuman buatanku.

Setelah itu, aku kembali ke kamar dan melewati kamar Kevin ternyata sedang main game.

"Nih buat lo !" aku menyimpan satu gelas di meja.

"Kan gua bilang engga usah !" jawabnya.

"Ya, engga apa-apa sih ! mau diminum silahkan, engga juga tidak apa-apa !" jawabku dan menuju ke kamarku.

Hujan masih turun tapi badanku tetap hangat karena meminum herbal buatanku sendiri, sambil membaca dua buku sekaligus, satu buku sihir dan juga buku resep makanan. Aku ingin mencoba memasaknya besok pagi, apa salahnya belajar memasak ya kan ? toh aku kan seorang perempuan jadi harus bisa masak walau istilahnya hanya bisa masak mie instan doang, he ...he ...

Tak lama aku pun mengantuk dan beranjak tidur, ternyata tidurku nyenyak dan nyaman. Keesokan paginya tubuhku menjadi segar bugar kembali, walau udara memang dingin mungkin karena hujan kemarin malam. Aku cuci muka dan menggosok gigi setelah itu turun ke bawah. Karena masih pagi om, tante dan Kevin belum bangun.

"Loh non, tumben bangun pagi !" Bi Isah terkejur.

"Aku pengen buat kejutan bi !" kataku kepada bi Isah dan membisiki telinganya dan mengangguk.

"Boleh kan ?" tanyaku.

"Ih, boleh banget atuh non !" Bi Isah mengedipkan mata. Aku tertawa, setelah itu aku pun menuju gudang dan mengambil beberapa bumbu.

Setelah itu kembali ke dapur, aku meracik bumbu nasi goreng spesial buatanku sendiri. Tak lama aku melihat bibi masuk ke dapur sambil membawa satu gelas kosong ?

"Bi itu gelas kosong dari mana ?" tanyaku sambil menunjuk ke arah gelas yang di pegang Bi Isah.

"Oh dari depan pintu kamarnya den Kevin ! biasa kalau minum atau bekas makanan suka ditaruh didepan pintu kamar !" jawab Bi Isah, jadi ? aku tersenyum.

"Coba deh bibi cicipi kurang apa gitu ?" tanyaku meminta pendapatnya. Matanya melotot, aku tertegun.

"Astaga non ! ini enak sekali ! beneran, bibi baru kali ini mencicipi nasi goreng seenak ini !" ujarnya. Aku tersenyum.

"Terima kasih bi atas pujiannya ! aku mau mandi dulu ya !" ucapku dan Bi Isah mengangguk.

-----------------

Sarapan pagi pun dimulai, aku sudah duduk di meja makan. Tak lama Kevin datang dengan memakai baju sepak bolanya.

"Lo mau kemana Vin ?" tanyaku.

"Main lah, ada pertandingan dengan kampung sebelah !" jawabnya dan duduk di sampingku. Tante Dita dan om Thomas datang menyusul kemudian dan duduk di hadapan kami.

Setelah itu Bi Isah datang membawa nasi goreng buatanku yang sudah dihias sedemikian rupa, lengkap telor ceplok, tomat dan seladanya seperti di restoran terkenal atau hotel berbintang. Dan menyajikannya ke masing-masing.

"Wah nasi gorengnya cantik sekali !" puji tante Dita.

"Ini nasi goreng spesial buatan non Ana ! Agan !" jawab Bi Isah tersenyum sambil melirik kearahku.

"Ini sih nasi goreng biasa kali ! sama aja !" ujar Kevin.

"Kevin jangan gitu ah ! terima kasih ya, Ana sudah membuatkan nasi goreng untuk sarapan !" jawab tante Dita. Aku mengangguk.

"Emang lo bisa masak ?" tanyanya tidak percaya.

"Kevin, kamu harus menghargai usaha orang lain termasuk Ana !" om Thomas menasehati Kevin.

"Maaf, om, tante dan Kevin kalau tidak enak !" ucapku, sambil tersenyum.

"Ya sudah, ayo kita makan ! nanti keburu dingin !" Tante Dita menengahi agar mulai makan.

Aku memperhatikan mereka dan ketika suapan pertama masuk ... mata mereka melotot dan menatapku.

"Ana ... ini ... enak sekali ! kok beda dengan yang sering kita makan ? bahkan restoran atau hotel aja kalah !" Puji tante Dita. Aku tersenyum dan melirik ke arah Kevin mukanya memerah, malu ?

"Iya, ini enak sekali ! terima kasih ya !" ujar om Thomas memujiku.

"Iya om, tante !" jawabku dan aku pun makan nasi goreng buatanku sendiri.

"Aku duluan !" Kevin berdiri dan pergi, kulihat piringnya bersih tanpa sisa. Om dan tante hanya menggeleng kepala saja.

Setelah itu om dan tante ku juga pamitan, mereka hendak ke kota hari ini. Selesai makan bi Isah masuk dan membereskan piring kotor.

"Wah, piring den Kevin bersih nih !" ujarnya sambil tersenyum.

"Emang kenapa bi ?" tanyaku.

"Den Kevin itu engga suka sayur non ! padahal selada dan tomat hanya hiasan !" jawab bi Isah, aku mengangguk.

"Non mau masak lagi ?" tanya bi Isah, aku mengangguk.

"Iya bi, tapi mungkin makanan penutup !' jawabku.

Aku pun kembali ke kamar untuk kembali meneliti resep makanan dan minuman dan memikirkan apa yang akan aku buat. Akhirnya aku putuskan untuk membuat puding dan jus.

-----------------

Kebetulan ada kiriman buah stroberi dari kebun tetangga kata bi Isah, dan ternyata buahnya cukup besar beda dengan yang di pasar biasa atau di swalayan.

"Bi tolong buatin minum ya !" tiba-tiba Kevin nongol di dapur.

"Iya den, berapa orang ?" tanya Bi Isah.

"Lima sama aku enam !" jawab Kevin dan dia melihatku.

"Lo lagi ngapain ?" tanyanya heran.

"Bikin jus, tadi ada kiriman stroberi yang banyak tuh !" jawabku sambil menunjuk keranjang penuh buah.

"Ya udah buatin buat gue dan temen-temen !" setelah itu pergi.

Aku pun membuat jus yang cukup banyak, kutambahkan daun mint kedalam tempat jus bersama buah stroberinya dan lain-lain. Setelah tercampur rata aku pun memasukannya ke dalam gelas. Dan aku hias dengan buah stroberi potong di pinggir gelasnya.

"Sudah non ? biar bibi yang antar !" tawarnya dan aku mengangguk. Bibi pun ke depan sedang aku menuang dua gelas lagi satu untuk aku dan satu buat bi Isah.

"Ini buat bibi !" kataku, ketika dia kembali dari depan.

"Terima kasih non ! wah buatan non Ana selalu enak !" usai bi Isah mencicipinya, aku pun kedepan sambil membawa gelas jus.

"Hei, Na sini ! gua kenalin sama temen-temen !" Kevin memanggilku, aku terdiam sejenak dan aku setuju.

"Hey guys, kenalkan ini saudara sepupu gua ! Ana, nama lengkapnya sih Karennina !" ujarnya sambil memperkenalkanku kepada teman-temannya dan betapa terkejutnya aku.

"Dodi ?"

"Ana !"

Bersambung ....


next chapter
Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C8
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login