Baixar aplicativo
34.04% A CEO WIFE NOTE (Bahasa Indonesia) / Chapter 16: Rencana Pesta Pernikahan

Capítulo 16: Rencana Pesta Pernikahan

"Emily, aku mau bicara sama kamu," ucap Irsyad.

"Mau bicara apa lagi si?"

"Kamu itu gimana si? Kamu itu Ibu macam apa? Dimana kamu di saat Maira di rumah sakit? Emangnya kamu pernah jengguk dia di sana? Ga pernah kan. Bahkan di saat Maira harus pulang ke rumah, kamu ga bisa jemput dia di sana. Oh, aku tau. Kamu sibuk sama pacar kamu di sana kan?"

"Kamu ini apa-apaan si. Jangan sembarangan ya kalo bicara. Aku itu kerja. Aku kerja untuk apa emangnya? Aku kerja kan untuk Maira juga. Untuk makannya, sekolahnya, jajannya. Kamu tuh cuma bisa bicara doang. Tapi ga bisa kan biayain hidup Maira dan aku?"

Perkataan Emily itu terdengar sangat kasar di telinga Irsyad. Irsyad juga tidak menyangka jika Emily bisa berbicara seperti itu kepada Irsyad.

"Udah selesai kan ceramahnya? Lebih baik kamu pergi deh sekarang dari Apartement aku sekarang juga. Aku mau istirahat."

Bahkan Emily mengusir Irsyad dari dalam Apartementnya dengan sangat kasar. Irsyad yang sudah terlanjur kecewa dengan Emily pun langsung pergi meninggalkan Emily dan Maira.

Di balik pintu Apartement Emilya, Irsayd masih berdiam diri di depan sana. Irsyad masih tidak habis pikir dengan sikap Emily kepadanya saat ini.

"Emily. Kenapa si dia selalu aja menganggap aku itu rendah di mata dia. Aku itu ga berharga, ga ada apa-apanya di mata dia. Aku harus kasih pelajaran ke laki-laki yang bernama Hans itu supaya dia ga dekat-dekat lagi dengan Emily. Ini semua juga bukan hanya untuk diri aku sendiri. Tapi juga untuk Maira. Karena Emily kalo udah bersama dengan laki-laki itu, dia bisa melupakan anak kandungnya sendiri. Dia tega menelantarkannya begitu saja," ucap Irsyad di dalam hatinya.

*******

Di rumah Hans kini sudah sangat ramai para tamu undangan yang mulai berdatangan. Semua dekorasi dan persiapan yang lainnya juga sudah selesai. Tinggal hanya menunggu Hans pulang ke rumah saja.

Aleysa juga sudah terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna putihnya. Rambutnya yang di ikat ke belakang membuat Aleysa terlihat sangat anggun.

"Ya ampun Aleysa. Kamu cantik banget si. Nenek si yakin ini nanti Hans akan langsung jatuh cinta sama kamu."

"Ah Nenek bisa aja. Makasih, Nek."

"Iya, cantik banget," sambung Faqih.

"Bicara apa kamu barusan?" tanya Danisa.

"Eh, engga sayang. Kamu cantik banget maksud aku."

"Awas ya kamu centil sama Aleysa. Dia itu istrinya kakak aku. Ingat itu."

"Iya sayang. Masa aku mau ambil istri kakak ipar aku sendiri si."

Ketika Faqih dan Danisa sedang bertengkar setelah melihat kecantikan Aleysa, Aleysa justru sedang harap-harap cemas takut jika Hans tidak pulang ke rumah. Yang ada di pikiran Aleysa hanya satu. Yaitu tentang Neneknya Hans.

"Ya ampun. Hans kok belum pulang juga ya? Kalo Hans ga pulang ke rumah gimana? Mana udah banyak tamu yang datang lagi. Kalo Hans ga datang, nanti pasti Nenek dan Mamah malu karena udah undang banyak orang kaya gini tapi acaranya batal," pikir Aleysa di dalam hatinya.

*******

Hans baru saja tiba di rumahnya. Ketika Hans memasukkan mobilnya ke dalam rumah, Hans melihat penampilan rumahnya yang sudah sangat berbeda dengan dekorasi tanaman dan yang lainnya. Hans bingung apa yang sudah terjadi di rumahnya kali ini.

"Ini kenapa rumah ramai dan penuh dekorasi seperti ini? Ada apa ini sebenarnya?" pikir Hans di dalam hatinya.

Tanpa berlama-lama lagi Hans langsung masuk ke dalam rumah dan mencari orang rumah yang bisa menjelaskan kepadanya dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi di rumah itu. Kebetulan sekali di dalam rumah sudah kumpul semua keluarga Hans. Termasuk Aleysa dan Catline di dalamnya.

"Nenek, Mamah. Ini kenapa rumah kita jadi ramai seperti ini? Banyak dekorasi juga lagi. Dan kamu, kenapa kamu pakai gaun seperti itu?" tanya Hans.

"Gimana? Aleysa cantik kan pakai gaun itu?" tanya Neneknya.

"Engga. Ga sama sekali. Mau dia pakai baju apa aja juga tetap aja di mata aku itu dia ga ada apa-apanya."

"Kak. Kakak jaga ucapan kakak ya," jawab Catline membela Aleysa dengan nada yang sangat tinggi.

"Udah de. Kamu jangan marah-marah kaya gini."

"Gimana aku ga marah kak? Kakak aku selalu di pandang remeh oleh laki-laki ini."

"Iya. Kali ini Catline benar. Kamu ga seharusnya seperti itu sama istri kamu sendiri. Sekarang kamu cepat ganti pakaian kamu. Karena malam ini adalah malam pesta pernikahan kamu dan Aleysa."

"Apa?"

Hans terlihat sangat terkejut dengan penjelasan dari Neneknya. Hans juga tidak siap jika dia harus merayakan pesta pernikahan bersama dengan Aleysa. Karena menikahi Aleysa secara sembunyi-sembunyi saja itu karena terpaksa. Apalagi harus pesta seramai ini di depan keluarga dan beberapa rekan kerjanya.

"Kenapa Nenek ga bilang dulu sama aku. Kenapa Nenek ga tanya dulu ke aku kalo aku siap atau engga buat pesta seperti ini? Mamah juga. Kenapa? Pokoknya Hans ga mau buat pesta pernikahan Hans."

"Tutup mulut kamu Hans. Selama ini Nenek udah sabar menghadapi kamu. Tapi sekarang kamu udah semakin keterlaluan. Kamu sudah berani membentak Nenek? Kamu mau, kamu Nenek usir dari keluarga ini?"

"Silahkan, Nek. Silahkan. Daripada Hans harus pura-pura mencintai orang yang Hans ga cintai."

"Hans!!"

Kemudian Hans langsung pergi ke kamarnya begitu saja. Hans benar-benar tidak mau merayakan pernikahannya dengan Aleysa. Apalagi sampai di buatkan pesta semewah ini. Mamahnya Hans terlihat sangat panik dengan pernyataan yang di ucapkan olehnya. Karena Mamahnya Hans tidak mau sampai di usir dari keluarga itu.

"Bahaya ini. Kalo Hans di usir dari keluarga ini. Otomatis aku akan di usir juga dari sini. Terus aku ga akan bisa dapatin harta kekayaan keluarga ini. Dan nantinya aku akan jadi gembel. Engga, ga mau. Aku ga mau jadi gembel," pikir Mamahnya Hans di dalam hatinya.

"Maafin sikapnya Hans ya Mommy sebelumnha. Sebentar ya Mom, Aleysa. Saya mau samperin Hans dulu ke kamarnya. Saya akan pastikan kalo Hans mau merayakan pernikahannya malam ini," ucap Mamahnya Hans meyakini Neneknya.

"Yasudah. Kamu bujuk Hans sampai dia mau. Jangan sampai acara ini gagal. Karena membuat keluarga ini malu saja."

"Iya, Mom. Pasti. Pasti saya akan membujuk Hans sampai dia mau. Saya permisi dulu Mom."

Mamahnya Hans pun langsung pergi menyusul Hans ke kamarnya. Kali ini Mamahnya akan membujuk Hans sampai dia mau merayakan pernikahannya dengan Aleysa malam ini. Karena jika tidak, Mamahnya Hans bisa terancam menjadi orang miskin akibat di usir oleh Neneknya. Dan Mamahnya Hans tidak mau sampai itu semua terjadi.

-TBC-


next chapter
Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C16
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login