Baixar aplicativo
90.9% Layaknya Pelacur Itu (HIATUS) / Chapter 20: Chapter 20 Bodyguard Good

Capítulo 20: Chapter 20 Bodyguard Good

Link kembali terdiam, dia lalu mengalihkan pembicaraan dengan menatap ke jam dinding. "Nona Raina," dia langsung berdiri begitu saja membuat ku terdiam menatap hingga dia menambah perkataan nya. "Sebaiknya Anda tidur, ini sudah malam, jangan lupa besok kita harus mengikuti open campus," tatapnya.

Tapi aku juga tampak kesal. "Hmp..... Tapi aku tak bisa tidur...." Aku ingin mengatakan yang sebenarnya dari tadi dan sekarang aku mengatakan nya yakni tak bisa tidur karena aku lebih nyaman tidur jika bersama Ayah.

Lalu aku melihat wajah Link yang tampaknya berpikir serius, dia pasti sudah tahu bahwa aku harus tidur bersama Ayah hingga aku terdiam ketika dia mengatakan sesuatu. "Baiklah, Saya akan menemani Anda tidur," dia langsung mengatakan itu membuat suasana terdiam, apalagi wajahnya sangat serius dan itu malah membuat ku senang.

"Hehe.... Baiklah, kalau begitu mari sini!" Aku langsung gembira, bahkan mematikan televisi kemudian menarik tangan Link hingga sampai ke kamar yang biasanya aku gunakan tidur bersama Ayah.

"Ahh.. Haha...." Aku mulai berbaring duluan dan menatap Link yang masih diam di tempatnya. "Ayo Link, kemarilah...." Aku menepuk nepuk bagian samping ranjang.

Lalu Link melepas mantel nya dan berbaring perlahan di samping ku, dia berbaring menatap langit langit, benar benar gaya tidur yang normal sekali dengan tangan yang ada di perut dan tatapan yang mencoba tenang mengarah ke langit langit.

"Apakah gaya tidur seperti itu ampuh untuk tidur cepat?" Aku bertanya dengan posisiku yang tengkurap menatapnya.

Lalu aku mendengar dia menjawab. "Saya sudah terbiasa seperti ini, bagaimana dengan Nona Raina?" dia bertanya kembali, ini hal yang paling aku sukai, bertanya kembali, hingga aku menunjukan nya.

"Kalau aku sih.... Begini...." Aku langsung mendekat dan memeluk Link membuat Link hampir terkejut beranjak, tapi dia mencoba tetap di posisinya. Sepertinya aku sudah terlalu banyak mempermainkan nya deh, dia bahkan sampai tak kuat menahan godaan ku. "Tenang saja Link, hanya perlu rileks jika bersama ku, anggap saja aku sebagai adik mu, atau siapa pun yang dekat yang membuat mu lebih baik," tatap ku dengan mencoba membuat Link tidak tegang jika aku terus mendekat padanya.

"Seseorang, terdekat?" ia tiba tiba mengatakan itu dengan nada yang kurang mengerti layaknya dia tak pernah tahu siapa seseorang terdekatnya. Dari sana aku mulai mengerti dan kemudian bertanya. "Apa kamu, tak punya orang terdekat?" aku bertanya, lalu Link terdiam sebentar dan mengatakan sesuatu. "Tak ada sama sekali, dari kecil Saya di ambil dan dimasukan di militer hingga berumur 20 tahun, kemudian menjadi tentara bayaran di bagian pengawal bayaran.... Bahkan sama sekali tak mengerti, dengan siapa dilahirkan." Tak di sangka sangka, dia mengatakan itu membuat ku terdiam dan menjadi mengerti, jadi, itu sebabnya kenapa sikap nya begitu membosankan, itu karena kehidupan nya terlihat kesepian.

Aku mencoba membuat Link tenang dan tidak akan sedih, hingga aku mendekat ke wajahnya dan mencium pipi di bagian dekat bibirnya membuat Link membuka mata menatap tak percaya. Tak hanya mencium satu kali, aku juga mencium di bagian samping matanya kemudian mengelusnya dan memeluk kepalanya. "Tenanglah ya.... Semua baik baik saja," aku mencoba membangun kehangatan di antara kami dan sepertinya Link tersenyum kecil dengan mata yang terharu, lalu dia memeluk ku, tapi sebelum melakukan nya dia pasti harus mengatakan. "Permisi," kemudian memeluk ku dengan erat. Harus aku bilang, rasanya nyaman juga. Itu membuat ku langsung terlelap dalam tidurku.

Pagi hari selanjutnya, aku membuka mata dengan posisi yang berantakan, tak ada Link di ranjang dan ketika aku benar benar membuka mata, aku melihat Link berdiri menatap ku, dia sudah memakai pakaian nya itu dengan rapi, ketika aku bangun duduk mengusap mataku dengan masih mengantuk, dia menyambut ku. "Selamat pagi Nona Raina, waktunya Anda siap siap," dia mengatakan nya dengan wajah datar dan begitu serius membuat ku mulai bosan.

"Ha..... Kapan kamu bangun?" Aku menatap kesal.

Dia terdiam sebentar lalu menjawab dengan pelan. "Baru saja--

"Bohong!" aku langsung menyela membuat nya terdiam begitu saja apalagi ketika aku menambah perkataan ku. "Kamu pasti bangun lama.... Lain kali harus jujur," aku tahu dia itu bangun antara jam 3 atau jam 4, karena biasanya, orang sepertinya pasti bangun lebih awal.... Sama seperti Ayah, dia memang bangun jam segitu tapi mencoba berbaur dengan ku dan bangun tidur bersama ku, dia harusnya bangun bersama ku, aku agak kesal. Bahkan sekarang aku memasang wajah kesal sambil membuang wajahku dan aku merasa bahwa Link tampak khawatir dan merasa bersalah.

Lalu dia membungkukan badan dan mendekat padaku sambil mengatakan sesuatu. "Nona Raina, maafkan Saya, Saya benar benar tidak tahu, lain kali, Saya akan bangun lebih lambat," dia mengatakan itu membuat ku senang, lalu aku menoleh dengan wajah gembira. "Ya, janji yah." Aku menatap, lalu aku melihat Link tersenyum ramah sedikit, aku tak menyangka, mungkin aku akan menyebutnya sebagai senyuman lembut khas nya yang bahkan sudah lama tidak aku lihat begitu. Dia tersenyum sambil mengangguk pelan begitu.

Itu membuat ku langsung bersemangat dan memeluk Link. "Ahahaa.... Baiklah!!"

Karena hal itu membuat Link terkejut, tapi dia memegang ku dan memegang pinggang ku, dia kemudian mengangkat dan menggendong ku dengan mudah membuat ku terkejut. "Link? Apa yang kamu lakukan!" aku menatap tak percaya.

Lalu Link berpikir sesuatu dan menjawab. "Nona Raina, Apakah ini yang selalu dilakukan Ayah Anda?" dia mengatakan nya sambil membawaku ke kamar mandi dan meletakan ku dengan pelan di bak mandi membuat ku terdiam menatapnya.

Aku masih memikirkan perkataan nya tadi. "Ya..." Ayah ku memang memperlakukan ku begini.

"Kalau begitu...." Aku mendengar nya mengatakan itu sambil berlutut, menyangga tangan nya di samping bak mandi dan masih menatap ku, kemudian menambah perkataan nya. "Apa dia juga mencium mu, menyentuh mu, dan memanjakan mu dengan baik?" dia menatap ku dengan tatapan yang dalam, aku tak basa basi menjawab. "Ya, dia melakukan itu, memang nya kenapa?"

"Kalau begitu, Saya bisa melakukan nya dengan baik.... Lebih dari itu," Link tiba tiba mengubah nada bicaranya, meskipun belum sepenuhnya tapi aku benar benar terdiam menatapnya, dia seperti ingin menunjukan dirinya yang sebenarnya.

Lalu dia berdiri. "Saya akan menunggu di luar apartemen, Anda hanya boleh keluar ketika langsung berangkat." Setelah itu dia berjalan keluar dari sana. Perkataan nya masih membuat ku bingung, tentu saja, apakah dia mencoba menunjukan sesuatu padaku, aku benar benar tidak tahu itu.

Hingga aku benar benar tahu, ketika aku sudah memakai gaun pendek yang sangat cantik dan manis bersiap untuk pergi ke kampus untuk mengunjungi open campus, aku berjalan ke pintu apartemen dan membukanya, tapi siapa sangka, aku melihat hal yang sangat tidak terduga, yakni melihat seorang lelaki yang menatap ponsel nya bersandar di dinding apartemen itu dengan menggunakan pakaian yang sangat cocok, casual wear yang begitu tampan, gaya rambut yang sangat dewasa, siapa lagi jika bukan Link, dia langsung menoleh begitu aku membuka pintu.

Wajahku pangling dan mencoba memanggil nya. "Link?!" bagaimana dia bisa dengan sangat cepat siap siap begitu? Apakah dia gesit, rumahnya bahkan sangat jauh.

Lalu dia menjawab. "Ya?" dengan wajah bingung, mungkin dia bingung melihat wajahku juga. Aku bahkan sampai menggeleng. "Benar benar sangat tampan!!" Aku langsung terkesan.

Tiba tiba, dia tersenyum kembali ramah dan sangat lembut sekali. "Terima kasih, Anda juga cantik," tatapnya.

"Uwuh.... Aku jadi salting.... Oh iya.... Selama kita di kampus, aku mungkin punya pendapat yang harus kamu dengar, mungkin ini seperti perintah sih...." Aku menatap menyilang tangan, ketika mendengar perkataan itu tadi, membuat Link terdiam bingung hingga aku menambah perkataan ku. "Mulai dari sekarang, bagaimana jika kamu berbicara normal saja, jangan terlalu formal...." tatap ku.

"Normal? Maksud Anda... Aku dan kamu?"

"Yah, begitu juga bisa, juga... Jangan panggil aku dengan Nona, panggil nama ku saja, Raina..."

"Tapi--

"Tak ada tapi tapi, kamu juga tak membolehkan ku memanggil dengan nama yang lebih tua, padahal kamu lebih tua dari aku, tapi kamu meminta ku memanggil nama mu langsung tanpa sebutan apapun, kamu juga harus begitu," tatap ku dengan memaksa.

"Tapi, Nona Raina, ini.... --

"Aku tak akan mendengar mu jika kamu tetap memanggil ku begitu...." Aku menyela sambil membuang wajah, tak peduli dia memasang wajah apapun itu.

Kemudian suara kecil nya muncul. "Ba... Baiklah.... Raina..."

Seketika aku menoleh dengan senang. "Itu bagus, baiklah, ayo pergi... Link~" Aku langsung mendekap lengan nya dan aku juga samar samar melihat Link mencoba tersenyum meskipun bibirnya gemetar kaku, lalu kami berjalan pergi.

Kami menaiki motor lagi dan kali ini, aku bisa merasakan semua orang menatap kami apalagi ketika aku memeluk Link, benar benar memeluk nya sampai tak peduli bentuk tubuh ku seperti apa jika dilihat orang orang.

Setelah beberapa kilometer tertuju, aku bisa melihat gedung kampus yang sangat tinggi, juga luas sekali, ada tulisan besar di sana yang sangat membuat khas kampus itu internasional dan sangat penting sekali. Apalagi halaman parkiran yang luas, Link langsung masuk ke gerbang halaman kampus dan memarkirkan motornya.

"Waw... Kampusnya besar!" aku langsung berlari menatap gedung kampus itu sambil melepas helmet ku. Jujur, itu kampus terbesar di sana, aku tak tahu apakah ini benar benar bisa memasukan ku di sini? Dari awal, SMA ku juga sangat bagus, SMA itu pasti membantu ku masuk kemari, juga dengan bantuan Ayah pastinya.

"Nona Raina..." Aku mendengar Link memanggil tapi aku terkejut dan langsung kesal. "Hei, aku bilang apa tadi!"

"Maksud ku, Raina!" Dia menatap canggung tapi mencoba untuk belajar, kemudian mengambil helmet ku sambil mengatakan kalimat yang bagus, dengar ini. "Maaf ya, aku tak akan mengulanginya lagi."

"Apa?!" Aku terkejut mendengar nya, itu adalah kalimat yang begitu normal, bahkan suaranya berubah, suaranya jadi lebih enak banget di dengar.

"Apa aku, mengatakan hal yang salah?" Link menatap bingung.

"Ti.... Tidak, tidak.... Tidak sama sekali.... Lakukanlah lagi nanti ya.... Aku suka sekali..." tatap ku dengan senang membuat Link juga tersenyum senang. "Begitu ya, syukurlah."

"Kalau begitu, ayo..." Aku kembali mendekap lengan nya sangat erat kemudian kami masuk ke dalam kampus. Tapi sedikit bocoran bahwa, Link bersikap formal mungkin karena di bayar Ayah ku, dia tidak akan enakan jika aku memintanya bersikap normal, tapi mau bagaimana lagi, aku lebih suka jika dia bersikap normal, ini lebih nyaman.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C20
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login