"Sampai ketemu saat makan siang."
Hati Benjamin berdebar mendengar ucapan Penny. Itu terdengar lebih seperti ancaman—bukankah dia bilang akan menjauh?! Dia membuka mulut untuk menegurnya, tapi pada saat yang bersamaan, Dean muncul.
Dia mengerutkan kening saat melihat Dean mendekati wanita asing tersebut.
Dean melirik sebentar ke arah Benjamin sebelum berhenti di depan Penny.
"Kenapa kamu di sini?" Penny mengerutkan kening, hanya untuk mendapatkan senyuman dari Dean.
"Aku khawatir."
"Oh." Dia mengangguk dan berjalan pergi dengan santai.
Dean menghela napas pelan, melirik kembali ke tatapan membunuh Benjamin yang dilemparkan ke arahnya. Dia membalasnya dengan senyuman sebelum mengikuti Penny.
Di dalam lift, Penny berdiri tanpa bergerak di sampingnya.
"Jangan ikuti aku lagi lain kali," katanya setelah satu menit keheningan. "Kamu tahu aku benci itu."
Dean meliriknya dari samping. "Aku tidak bisa menahan diri. Kadang mengikutimu itu membantu, bukan?"