Tak lama kemudian, Samuel memakan sesuap dan menjadi terkejut tak percaya dengan mengunyah cepat. "I..... Ini.... Tidak mungkin?!"
"Gimana... Enak kan.... Apa aku bilang," Seo Jin sudah percaya diri.
"Biasa saja," Samuel membalas seketika Seo Jin terbatu.
"Hizz... Bisa bisanya! Kau jahat," dia mulai kesal.
"Hehe aku bercanda, ini sangat enak..... Kau memiliki keterampilan akan hal ini... Cintaku," kata Samuel.
Lalu Seo Jin langsung menjadi tersenyum dengan wajah yang merona.
"Oh iya, hanya besok, jadi, siap siap ya..." kata Samuel mengingatkan Seo Jin yang menunjukan kesiapan nya untuk besok.
Hari selanjutnya Samuel terlihat memberikan kotak cincin pengantin pada Jin yang menatapnya karena sebelumnya Jin datang ke rumah nya. "Jadi ini rumah mu?" Jin datang dengan mobil mewah menatap rumah Samuel dan berjalan masuk, di saat itu juga dia langsung di berikan kotak cincin itu.
"Tolong jaga itu, aku percaya padamu, itu sangat berharga bagiku..." tatap Samuel dengan sedikit senyuman membuat Jin terkejut kaku memegang kotak itu. Padahal dia baru saja datang.
"Samuel! Aku baru saja ke sini dan kau langsung mau menikah?!" dia tiba tiba memberontak membuat Samuel terkejut dengan teriakan auman itu.
"Lalu, kau mau apa? Oh, kau mau mengucapkan selamat padaku, oh terima kasih ya, aku harap kau segera menysusul," Samuel dengan percaya diri mengatakan itu membuat Jin semakin kesal.
"Hiz.... Aku tak suka kau menikah!" teriak nya sekali lagi membuat Samuel kembali terkejut tak percaya. "Hei, apa yang kau katakan??"
Tapi mendadak Jin tersadar dan terdiam dengan kesal. "Lupakan saja..." dia membuang wajah membuat Samuel terdiam.
"Jin, katakan padaku yang sebenarnya," Samuel mulai menatap ragu, dia curiga hingga Jin benar benar menunjukan keraguan nya dan mengatakan sesuatu. "Aku, aku.... Aku sangat suka padamu!!" teriak nya.
Samuel terdiam sejenak tapi ia kemudian tertawa kecil. "Pft, hahaha... Ya Jin, wajar kau suka aku, kau selalu menggoda ku.... Aku tahu itu main main," tatapnya sambil membenarkan dasinya, dia dengan santainya menganggap Jin bercanda hanya karena selama ini sikap Jin.
Tapi ini lebih berbeda. "Aku benar benar serius!!" dia berteriak sambil meremas kotak cincin itu sekuat tenaga dengan kekesalan nya. "Aku tak suka melihat mu bahagia! Aku juga mau bahagia!! Aku juga heran dengan diriku sendiri.... Sialan.... Kau benar benar brengsek," Jin mulai menunjukan bahwa dirinya strees berat.
Samuel terdiam dan mulai menebalkan alis. "Jin, aku tak pernah menyentuh mu, aku tak pernah melakukan sesuatu padamu, dan kau mengatakan aku brengsek? Ada apa dengan mu? Aku akan menikah, umurku sudah lebih dari punya anak satu, jika kau merasa ingin bahagia, menikah lah juga.... Jangan karena kau tidak bisa menikah malah memukul ku dari belakang, aku tak tahu apa yang terjadi dengan mu, tapi kau benar benar aneh, biarkan aku bahagia, aku selalu berharap menemukan gadis seperti Arisha, dan aku telah menemukan nya, jadi, jangan kacaukan ini..." kata Samuel lalu kembali berbalik dan keluar dari pintu itu.
"(Ini tidak mungkin.... Dia benar benar menjengkel kan,)" Jin mengigit bibirnya sendiri. "(Mungkin memang benar, itu adalah takdir miliknya, aku hanya sebatas iri saja, padahal selama dia bekerja di bawah kekuasaan ku, kami selalu bisa mengobrol dan yang lain nya, kami hampir se frekuensi, tapi dia memilih untuk tinggal lebih banyak bersama gadis nya dan membuat anak yang banyak, kehidupan yang aneh, itu terdengar membosankan, lebih keren jika dia selalu menjalankan tugas di agensi... Tapi dia mungkin berpikir itu yang terbaik...)" pikir Jin sekali lagi sambil menghela napas pasrah.
"(Ini seharusnya kesempatan ku untuk menggantikan pengantin wanita, tapi tidak bisa.... Samuel adalah rekan ku sendiri, dia sudah sangat percaya padaku begitu banyak... Jangan khawatir Samuel.... Aku akan menjaga ini.... Untuk mu,)" Jin menjadi tersenyum meskipun air mata menjadi muncul dan terus menangis tak bisa merelakan semua itu.
Dia lalu mengeluarkan ponsel nya dan langsung berbicara. "Halo, iya, aku butuh orang orang mu... Lakukan saja apa yang membuat mereka menjauh..." entah apa yang akan dilakukan Jin.
Di sisi Seo Jin, dia sedang di rias oleh satu wanita yang fokus pada wajahnya hingga ia selesai. "Baiklah, sudah, kamu tampak cantik," dia menatap dan yang benar saja Seo Jin sangat cantik, dia juga puas sambil menatap dirinya sendiri di kaca.
"Dimana Samuel?" dia bertanya pada wanita tadi yang langsung menjawab.
"Sebentar lagi akan siap, sebaiknya kamu segera di posisi karena upacaranya akan berlangsung beberapa menit lagi,"
"Aku sangat gugup..." Seo Jin memegang dadanya.
"Ini kehidupan yang baik, kehidupan yang sungguh indah, memang gugup ketika pernikahan, tapi kau akan nyaman dengan pasangan..." wanita itu menenangkan nya dengan baik membuat Seo Jin mengangguk.
"Bagus, aku akan tinggal sebentar ya, tunggulah di sini," wanita itu berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Seo Jin yang sendiri di ruangan itu.
Dia kembali menatap dirinya di kaca. "Hm... Hm... Kita bertemu dengan hal yang sangat aneh, aku menyukai Pria itu, dia memiliki kelebihan yang sangat banyak, fisik, kecerdasan, keberanian bahkan uang nya... Aku belum pernah memeluk uang sebanyak itu..." ia tampak senang sendiri.
Tapi ada yang membuka pintu membuat Seo Jin menoleh dengan senyuman menganggap itu orang yang di kenal, tapi siapa sangka, wajahnya berubah pucat dan takut melihat sosok yang datang itu.
Tak lama kemudian Samuel sampai di gereja pernikahan, dia datang dengan mobilnya dan langsung melihat Hycan yang membawa gelas wine. "Samuel, kau kelihatan luar biasa ya," dia tampak tenang tenang saja mendekat membuat Samuel tersenyum senang. "Aku senang kau datang."
"Sama sama kawan, aku tahu ini hari bahagia mu... Ngomong ngomong dimana Jin? Kenapa tak keluar mobil bersama mu?" Hycan melihat di belakang Samuel.
Hal itu membuat Samuel bingung. "Apa yang dia katakan sebelum nya?"
"Ketika aku dan Jin kemari, dia bilang akan menyusul mu di rumah, karena kau tadi pulang untuk mengambil cincin kan? Dia memutuskan untuk menjemput mu, tapi sepertinya dia tidak ada," kata Hycan.
Tapi Samuel langsung mengepal tangan dan menghela napas panjang. "Bodohnya aku memberikan cincin itu padanya, sekarang dia tak ada..." ia tampak kesal.
"Ada apa? Bukankah dia akan kemari?" Hycan menatap bingung.
"Hei, dengar, aku tahu, wanita itu memang bersikap begitu kan? Maksudku... Dia hanya bercanda kan? Soal apa yang dia katakan..."
"Apa yang terjadi dengan mu? Kau baik baik saja...?" Hycan mulai bingung dengan sikap Samuel.
Lalu Samuel mencoba tenang dan menghela napas panjang. "Aku tak perlu memikirkan itu, pastinya dia akan datang... Upcaranya akan di mulai juga..." dia mencoba melupakan semua itu.
Tapi Hycan mulai mengerti situasi nya. "Hei, Samuel, dengar..." panggilnya. "Kita bertiga adalah rekan yang bertahan sementara, kau menikmati apa yang kita lakukan, bagaimanapun juga bagi Jin, kita berdua adalah sosok yang baik, sosok yang dapat bicara dengan nya, dia suka bercanda dengan mu tapi jika soal perasaan, dia tak pernah mau membuat dirinya kecewa.... Kau mungkin baru saja membuat nya kecewa, aku tahu kita hanya sebatas rekan saja, tapi jujur, ketika Jin menerima undangan mu, dia langsung gila seperti dia lepas dari kendalinya... Dia berteriak tak menentu, mungkin dia menginginkan kita seperti dulu, meraih prestasi agensi karena kau yang hebat, sekarang sudah tidak lagi, kita juga telah digantikan yang baru..." kata Hycan, dia juga menolehkan pandangan nya ke seorang gadis yang berbicara dengan akrab pada tamu undangan yang lain nya yang rupanya gadis itu adalah Satori, itulah yang dia maksud sebagai pengganti mereka yang sudah seharusnya berhenti untuk beristirahat dari tugas cepat mereka.
Mendengar itu membuat Samuel kembali terdiam, dia lalu menghela napas panjang. "Lalu, apa yang harus aku lakukan?"
"Entahlah, mungkin kau juga harus bisa membagi waktu dengan agensi, bagaimanapun ini adalah pekerjaan mu, Ah-duken," tatap Hycan membuat Samuel tampak bimbang.
Tapi ada wanita yang berlari dengan panik dari dalam dan mendekat ke mereka. "Tuan Samuel..." dia berhenti untuk terengah engah.
"Kenapa?" Samuel menatap.
"Tuan... Ha... Ha... Pengantin wanita nya... Tidak ada!!" tatapnya dengan panik membuat Samuel terkejut, bahkan juga Hycan.
Tanpa bertanya lebih lanjut, Samuel berjalan masuk ke dalam dan membuka ruangan tempat dimana Seo Jin berada.
Betapa terkejut nya dia, di sana ada bekas darah di kaca yang pecah, bahkan sepatu kaca Seo Jin tercecer, tempat itu berantakan juga kaca jendela yang pecah.
"Tidak mungkin..." Samuel menatap tak percaya, dia bahkan langsung meneliti, dia membuka barang barang di ruangan itu berharap memastikan Seo Jin tidak pergi.
Lalu Hycan menyusul nya. "Samuel.... Samuel!!" dia mencoba memanggil tapi Samuel tampak nya terlalu panik bahkan tak mendengar nya.
Hal itu membuat Hycan kesal dan menarik kerah nya, dia memukul pipi Samuel membuat Samuel terkejut.
"Sadarlah kawan!! Dia sudah jelas di culik!" tatap Hycan.
"Sial..... Sial.... Sial....!!" Samuel berteriak tapi Hycan kembali memukulnya dan melepaskan nya. "Carilah dia... Juga jelaskan lebih baik pada Jin, dia pasti yang melakukan nya... Kau telah membuat hidup mu sendiri kacau... Lain kali jangan anggap ini main main..." kata Hycan membuat Samuel terdiam menengadah menatap nya.
Dia mengepal tangan. "Jin... Kau benar benar sialan.... Begitunya kau membenci aku.... Aku juga butuh hidup yang bahagia... Sialan..." dia berdiri lalu berjalan pergi dari hadapan Hycan.
Samuel pergi menggunakan mobilnya dan tentu saja itu membuat kebingungan pada tamu lalu Hycan keluar. "Maafkan aku semua, aku mewakili kedua belah pihak mempelai yang akan menikah bahwa pernikahan hari ini di batalkan, karena ada suatu kendala...." kata Hycan membuat semuanya terkejut dan mulai tak nyaman. Upacara pernikahan nya telah di batalkan.
Hal itu membuat Satori yang berada di antara tamu menjadi mendekat ke Hycan. "Tuan Hycan, ada apa?"
"Haiz... Kau kenal Jin lah.... Wanita itu memang harus di beri pelajaran... Semoga saja ini tidak akan fatal..." kata Hycan.
Seketika Satori khawatir. "Tuan Samuel... Nona Jin..."