Mag tertawa pelan, dan wajah pucatnya kembali berwarna: "Saya sudah menyiapkan pidato saya, tapi bagaimana dengan saudara perempuan saya..."
"Apa pedulimu dengan apa yang dia lakukan!" Moira Besian mengernyit dengan tidak sabar, "Derek, awasi Xaviera dan pastikan dia tidak membuat masalah lagi!"
Kepemimpinan Universitas Libanan memberikan perhatian besar pada upacara donasi ini karena peralatan dan fasilitas yang dibeli Mag sangat canggih dan akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa universitas.
Selain itu, dia juga mendonasikan buku kuno yang telah lama hilang dan masuk ke tangan asing. Mag dan Moore menemukan buku tersebut, membelinya dengan harga tinggi, lalu mendonasikannya ke Universitas Libanan.
Tindakan ini saja sudah cukup untuk membersihkan nama Mag.
Penggemar Mag juga berdiri dan berbicara atas namanya: