"Oh, sunshine. It's not your fault," kata Nathaniel dan menariknya ke dalam pelukan saat dia mulai terisak seperti anak kecil yang takut dimarahi setelah melakukan sesuatu yang buruk.
Hatinya berdesir melihatnya dan emosinya bergetar saat dia menangis lebih lagi, ketakutan pada dirinya sendiri. Dia bahkan tidak bisa membayangkan jenis pikiran apa yang sedang berkecamuk di dalam kepala gadis itu dan rasanya takut akan diri sendiri.
"Ssshhh," Nathaniel menepuk punggungnya perlahan, menghela nafas.
Dekan hampir saja berdiri dari tempatnya sebelum kakinya melipat sendiri dan dia jatuh ke tanah lagi, melihat tangannya yang terbakar dengan syok.
Elemen api?
Dia melihat ke gadis itu sebelum melihat kulitnya yang mulai retak.
Elemen angin?
Dia menelan ludah sebelum batuk, air kotor hitam keluar dari mulutnya, dan tangannya gemetar.
Elemen air?
Dekan menatap Nathaniel mencari jawaban, tetapi pria itu hanya mengangkat bahu.