Baixar aplicativo
83.33% Genius Reborn in High School DxD / Chapter 5: Chapter 5 : Pendeta Sesat

Capítulo 5: Chapter 5 : Pendeta Sesat

"Haaaah... perjalanan menuju raja harem masih begitu panjang"

Dalam perjalanan, Issei mulai mengeluh. Mendengar keluhan Issei, Kendo berkata.

"Ketua Rias berkata bahwa untuk memiliki pelayan, kau harus menjadi iblis kelas atas, Issei. Berbeda dengan Ketua Rias, yang terlahir sebagai Iblis kelas atas, kau yang direnkarnasi dari manusia menjadi iblis harus bekerja dengan baik dan dipromosikan"

Mendengar hal itu, Issei mengangguk, namun dia kembali merasa frustasi.

"Tapi aku adalah pion, bagian yang paling lemah. Aku hanya setara dengan umpan meriam"

"Tidak perlu terus memikirkan hal itu, Issei. Untuk sekarang fokuslah pada pekerjaanmu, walaupun aku yakin kau pasti iblis terpayah yang pernah ada"

Dengan nada bercanda, Kendo berkata pada Issei. Issei menoleh pada Kendo, melihat senyum di wajahnya. Issei tidak bisa menghilangkan rasa frustrasi sepenuhnya, tetapi lelucon ringan Kendo membawa saat-saat lega yang sangat dibutuhkan.

Setelah percakapan itu, Kendo dan Issei menlanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian mereka sampai ditujuan, Issei melihat rumah didepannya sebentar sebelum maju dan menekan bel.

Namun tidak ada yang menjawab. Kendo yang mengikuti dibelakang Issei, menyadari bahwa pintu rumah tebuka. Issei dan Kendo bertukar pandangan, Issei merasa sedikit bingung dengan keheningan yang mengelilingi mereka. Mereka berdua memasuki rumah dengan hati-hati.

Dalam rumah yang tampak sunyi, koridor sepi membimbing mereka menuju ruangan utama. Sementara mereka berjalan, Issei merasa detak jantungnya semakin cepat, dia memiliki fırsat buruk.

Kendo juga terlihat waspada. Di koridor rumah tersebut, ia merasakan adanya ketegangan di udara, seolah-olah sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi. Tiba-tiba, aroma darah menyelinap ke dalam indera penciumannya.

"Ada sesuatu yang tidak beres di sini"

Kendo berbisik pada Issei, sambil mengeluarkan Faiz Phone miliknya. Issei mengangguk dan mereka melanjutkan perjalanan menuju ruangan utama dengan kewaspadaan tinggi.

Tiba di pintu ruang tamu, mereka dikejutkan oleh keberadaan mayat manusia yang terpotong-potong. Mereka berdua terdiam sejenak, mata mereka terbelalak menyaksikan pemandangan mengerikan di ruangan tamu yang seharusnya ramah itu.

Issei segera menutupi mulutnya dengan tangannya, sedangkan Kendo secara naluriah menoleh ke arah sofa diruang tamu. Disofa tersebut, Kendo melihat seorang pria muda dengan rambut putih berpakaian seorang pendeta sedang duduk membelakangi Kendo dan Issei.

"Pendeta?"

Kendo berguman dengan suara yang samar.

"Hukuman bagi mereka yang berbuat buruk. Aku mengutip pernyataan kitab suci disini"

Setelah mengatakan itu, pendeta itu berbalik dan tersenyum jahat saat melihat Kendo dan Issei. Kemudian pendeta itu berdiri dan berjalan mendekat kemudian berhenti di hadapan Kendo dan Issei.

"Hmmm. Wah wah. Ternyata ada iblis dan manusia, sungguh kombinasi yang luar biasa"

Pendeta itu tampak senang dengan kehadiran Issei dan Kendo. Kemudian, dengan sikap yang tiba-tiba lebih formal, pendeta itu membungkuk rendah sambil memperkenalkan diri.

"Namaku Freed Sellzen. Aku adalah pendeta sekaligus anggota organisasi pengusiran setan~"

Namun, tanpa alasan yang jelas, suasana berubah drastis. Freed tiba-tiba mulai menari dengan gerakan yang aneh dan eksentrik. Issei dan Kendo memandangnya dengan heran, tidak dapat menyembunyikan kebingungan mereka.

"Pe-pendeta?"

Issei berkata dengan penuh keraguan menyaksikan tarian aneh yang dilakukan Freed. Tarian itu tiba-tiba berhenti, dan Freed kembali berdiri dengan sikap yang formal. Kemudian Freed menatap Issei dengan tatapan yang merendahkan.

"Yah, yang jelas aku bukan sampah yang tidak berharga seperti iblis"

Kendo mengerutkan keningnya, ekspresi kebingungannya semakin bertambah saat melihat Freed melakukan tarian aneh di tengah-tengah percakapan yang seharusnya serius. Sementara Freed kembali berdiri dengan sikap formal setelah menari, tatapan merendahkan yang dia berikan kepada Issei membuat Kendo semakin waspada.

Dengan tatapan tajam yang penuh dengan pertanyaan, Kendo menunjuk ke arah mayat yang terpotong-potong di ruangan tamu.

"Apakah itu perbuatanmu?"

"Ya ya, aku yang membunuhnya. Itu karena dia adalah seorang penjahat yang telah memanggil iblis. Jadi aku harus membunuhnya"

Kendo terkejut mendapati Freed merespons dengan begitu lugas dan terbuka. Baginya, kejujuran ini berlawanan dengan semua tindakan keji yang telah dilakukan Freed sejauh ini. Issei juga merasa terkejut saat ia mendengar Freed dengan begitu lugas menyatakan keyakinannya pada tindakannya yang kejam.

"Hah? Kalian terkejut? Terkejut adalah hal yang wajar. Maksudku, manusia yang membuat kontrak dengan iblis adalah sampah. Ya sampah, tidak bisakah kau mengerti? kau sudah bukan manusia lagi setelah kau bergantung pada iblis, jadi sudah berakhir, berakhir! Ya, itu juga karena iblis adalah sampah. Itulah mengapa aku membunuhnya!"

Saat Freed melihat reaksi terkejut dari Kendo dan Issei, dia hanya tersenyum liar dan menjelaskan lebih lanjut dengan nada yang penuh dengan kepuasan. Ketika suasana tegang di ruangan semakin memuncak, Freed tiba-tiba mengeluarkan dua senjata dari balik jubahnya. Gagang pedang tanpa bilah dan sebuah pistol berwarna putih.

Namun, sebelum mereka sempat bereaksi lebih lanjut, gagang pedang tanpa bilah yang dipegang oleh Freed tiba-tiba berubah menjadi sebuah lightsaber dengan cahaya putih yang memancarkan kecerahan yang mempesona.

"Ah, hanya karena aku memperkenalkan diri, bukan berarti kalian harus melakukannya. Aku tidak ingin mengingat nama kalian dalam ingatanku, jadi tolong jangan. Tidak apa-apa, karena kalian akan segera mati. Aku akan memastikannya. Mungkin awalnya akan terasa sakit, tapi nanti kamu akan merasa sangat nyaman sampai-sampai kamu akan menangis. Sekarang, mari kita buka pintu yang baru!!"

Dengan kata-kata yang penuh keangkuhan dan kekejaman. Dalam sekejap, Freed melancarkan serangan ke arah Kendo dan Issei, gerakan pedangnya memotong udara dengan kecepatan yang menakutkan. Kendo yang bereaksi lebih cepat, menekan tombol aktivasi QMSS di Faiz Phone miliknya.

[Faiz Edge Materialize]

Dengan serentetan cahaya biru yang mempesona, Faiz Edge muncul ditangan Kendo. Dengan refleks yang cepat, Kendo menggerakkan Faiz Edge-nya untuk menahan tebasan pedang cahaya Freed. Ledakan energi terjadi saat kedua pedang bertemu, menghasilkan percikan cahaya yang menyilaukan.

Melihat reaksi cepat lawannya, Freed dengan senyum sinis segera mengangkat pistolnya dan menargetkan langsung ke arah kepala Kendo. Dalam sekejap, suara letusan senjata terdengar, diikuti oleh kilatan cahaya dari peluru yang melesat menuju targetnya.

Meskipun terkejut oleh serangan tak terduga ini, Kendo bereaksi dengan cepat. Dengan refleks yang tajam, ia berhasil menghindar. Setelah berhasil menghindar, Kendo segera membalas dengan menendang Freed. Tendangan itu menghantam Freed dengan keras, membuatnya terlempar ke dinding pojok ruangan dengan kekuatan yang membuatnya terhuyung-huyung.

Freed terkejut dengan kekuatan tendangan Kendo, namun dia segera menyeka darah dari sudut biirnya dan bangkit kembali dengan senyuman sinis di wajahnya. Kemudian dia melihat Faiz Edge milik Kendo, senyum Freed semakin melebar.

"Oh, Sacred Gear! Sekarang ini akan lebih menarik!"

Dalam adegan yang mendebarkan, Freed kembali melancarkan serangan yang ganas terhadap Kendo, dengan gerakan yang cepat dan penuh tekanan. Namun, kali ini, Kendo tidak hanya berhasil menahan serangan-serangan tersebut, tetapi bahkan mampu menemukan celah untuk melakukan serangan balik.

Kendo menunggu dengan tenang sambil mengamati setiap gerakan Freed. Ketika Freed mencoba menembus pertahanannya dengan serangan yang kuat, Kendo merespons dengan gerakan yang gesit dan mantap, menahan serangan tersebut tanpa kesulitan yang berarti.

Faiz Edge-nya bersinar terang saat Kendo melancarkan serangan balik yang mematikan. Pukulan yang dilancarkannya begitu cepat dan kuat sehingga Freed terkejut dan terpaksa mengambil langkah mundur untuk menghindarinya.

Meskipun Freed berusaha bertahan dengan segenap kemampuannya, dia semakin tertekan oleh serangan-serangan Kendo. Kendo tetap tenang dan fokus, mengungkapkan bahwa dia adalah seorang petarung yang ulung dan tidak mudah dikalahkan.

Issei, melihat pertarungan sengit antara Kendo dan Freed, segera merasa dorongan untuk ikut campur. Dengan cepat, Issei mengaktifkan Sacred Gear miliknya, merasa bahwa saatnya telah tiba untuk menggunakan kekuatannya.

Namun, Issei terdiam di tempat. Sebuah rasa frustasi melanda pikirannya saat dia menyadari bahwa dia tidak bisa mengikuti pertarungan Kendo dan Freed dengan kekuatan yang dimilikinya.

Issei merasa putus asa, terperangkap dalam perasaan tidak berdaya saat dia menyaksikan pertarungan itu terus berlanjut tanpa dirinya. Dia merasa seperti pion yang tidak berguna, terbatas oleh kelemahan dan keterbatasan yang dimilikinya sebagai manusia yang direinkarnasi menjadi iblis.

Dalam keheningan yang menyelimuti, Issei memandang pertarungan dengan penuh kekhawatiran dan kegelisahan. Dia merasa seperti dia hanya bisa berdiri di tempat, tanpa bisa melakukan apa pun untuk membantu Kendo dan melawan Freed.

Meskipun hatinya dipenuhi dengan keinginan untuk bertindak, Issei akhirnya menyadari bahwa dia harus menerima kenyataan bahwa saat ini dia tidak bisa melakukan apa pun. Dia harus memercayai Kendo dan kekuatannya sendiri untuk menghadapi ancaman yang ada di depan mereka.

Dengan hati yang berat, Issei memilih untuk tetap diam di tempatnya, membiarkan pertarungan antara Kendo dan Freed berlangsung tanpa campur tangan darinya. Dia berjanji dalam hatinya bahwa dia akan terus berlatih dan menjadi lebih kuat, sehingga suatu hari nanti dia bisa bergabung dalam pertarungan dengan kekuatan penuh.

Pertarungan antara Kendo dan Freed menjadi semakin intens, dalam keadaan terdesak, Freed yang merasa terancam dalam pertarungan jarak dekat dengan Kendo, secara cerdas memutuskan untuk menjaga jarak dengan menarik diri dari serangan balik Kendo. Dengan gesit, dia menghindari setiap serangan bertubi-tubi yang dilancarkan oleh Kendo, sementara tangannya secara refleks mengarahkan pistol putih yang dipegangnya ke arah lawan.

Dengan kecepatan kilat, Freed menembakkan beberapa kali peluru energi ke arah Kendo, menciptakan serangkaian serangan jarak jauh yang menuntut.

Dalam momen kritis itu, Kendo, yang telah mewaspadai serangan pistol milik Freed, menggunakan Faiz Edge miliknya untuk menangkis setiap peluru energi yang ditembakkan oleh Freed. Dengan refleks yang cepat dan presisi yang luar biasa, dia berhasil menahan serangan-serangan tersebut tanpa kesulitan yang berarti.

Sementara itu, dengan pertarungan yang semakin intens, Kendo memutuskan untuk mengubah taktiknya. Dengan cepat, dia menekan tombol 103 dan Enter pada Faiz Phone miliknya.

[Single Mode]

Dengan munculnya suara elektronik yang khas, Faiz Phone miliknya berubah secara instan menjadi Phone Blaster, sebuah pistol yang dapat menembakkan sinar Photon Energy.

Dengan Phone Blaster di tangannya, Kendo membidik Freed dengan cermat dan menembakkan serangkaian sinar Photon Energy yang mempesona. Serangan-serangan tersebut menghujani Freed dengan kecepatan yang membingungkan, membuatnya terpaksa menghindar dengan tergesa-gesa.

Namun, Freed tidak menyerah begitu saja. Dia melawan balik dengan serangan-serangan pistolnya yang cepat dan mematikan, setiap peluru energi yang ditembakkan oleh Freed mengancam nyawa Kendo.

Namun Kendo dengan lihai mampu menghindari setiap peluru energi yang ditembakkan oleh Freed. Dengan kecepatan yang luar biasa, Kendo menggunakan Faiz Blaster-nya untuk menembakkan serangkaian peluru energi balik ke arah Freed.

Setiap peluru yang ditembakkan oleh Kendo menargetkan Freed dengan akurasi yang mematikan. Dalam sekejap, ruangan tersebut dipenuhi dengan kilatan cahaya dan suara letusan, menciptakan pertarungan yang semakin sengit di antara kedua lawan.

Freed merasa tertekan oleh serangan-serangan bertubi-tubi dari Kendo. Dia berusaha keras untuk menghindari setiap serangan yang dilancarkan oleh lawannya, tetapi keterampilan dan kecepatan Kendo membuatnya sulit untuk mendapatkan kesempatan untuk melakukan serangan balik.

Namun, Freed tidak menyerah begitu saja. Dengan sikap yang keras kepala, dia terus melancarkan serangan-serangannya dengan tekad yang kuat. Dia menembakkan peluru energi dengan cepat dan mematikan, mencoba untuk menyerang Kendo dari segala arah.

Sementara itu, Kendo tetap tenang dan fokus. Dia menggunakan kecepatan dan ketepatan tembakan dari Faiz Blaster-nya untuk mengalahkan setiap serangan Freed dengan cermat. Dia menghindari setiap peluru yang ditembakkan oleh Freed dengan gerakan yang gesit dan mantap, sementara tangannya terus bergerak dengan cepat untuk menargetkan lawannya.

Namun, di tengah-tengah pertarungan yang semakin sengit, Kendo berhasil menemukan celah dalam pertahanan Freed. Dengan gerakan yang cepat dan presisi yang luar biasa, dia menembakkan beberapa peluru energi dengan Faiz Blaster-nya.

Peluru energi itu meluncur dengan kecepatan kilat, menuju Freed dengan akurasi yang mematikan. Dalam sekejap, peluru-peluru tersebut menembus tubuh Freed dan mengakhiri pertempuran secara tiba-tiba.

Freed terdiam, matanya membelalak dalam kejutan dan sakit. Tubuhnya gemetar ketika dia mencoba menahan rasa sakit yang tak tertahankan dari luka-luka yang dideritanya. Dia mencoba untuk bertahan, tetapi kekuatannya mulai melemah, dan akhirnya dia jatuh ke lantai dengan berat.

Saat itulah, Asia, dengan ekspresi terkejut dan ketakutan, muncul di ambang pintu. Matanya membelalak dan mulutnya terbuka lebar ketika dia melihat pemandangan mengerikan di dalam ruangan.

"Ah! Apa yang terjadi di sini?!"

Asia berteriak kaget, tangannya spontan menutupi mulutnya untuk menahan rasa ngeri.

Kendo dan Issei, yang sebelumnya terfokus pada pertarungan mereka, bersama-sama menoleh ke arah pintu ruang tamu saat mereka mendengar teriakan Asia. Ekspresi kaget muncul di wajah mereka saat mereka menyadari kehadiran Asia di sana.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C5
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login