Abigail menggulung diri di atas tempat tidurnya, memeluk bantalnya. Hatinya berdebar kencang, dan pertemuannya yang tak terduga dengan Christopher terulang kembali dalam benaknya. Dia berada tepat di dalam pelukannya, tubuh hangatnya beradu dengan miliknya, aroma maskulin yang familiar memeluknya.
Seandainya saja waktu bisa berhenti saat itu juga agar dia bisa bersamanya seperti itu selamanya.
Dia ingin minta maaf atas dosa yang dilakukan oleh ayah dan kakak perempuannya, bertanggung jawab atas tindakan mereka dan berharap meskipun tak ada harapan bahwa dia akan menemukan tempat di hatinya untuk memaafkannya.
'Akankah dia memaafkan saya?' gumamnya dalam hati.
Keraguan menggantikan kegirangannya. Abigail teringat betapa sangat Christopher menyayangi Alison.