Abigail tersenyum, rasa tujuan yang diperbaharui menetap dalam dirinya. Dia tahu bahwa perjalanan ke depan akan dipenuhi tantangan, tetapi dia akan teguh memegang kepercayaannya pada Christopher, dalam cinta mereka, dan dalam ikatan keluarga mereka yang tak terpecahkan.
Dengan kombinasi rasa syukur dan tekad, Abigail memeluk Maria.
"Terima kasih, Mamma," katanya pelan.
Maria juga tersenyum dan mengelus rambutnya.
Abigail menatapnya, memeras tangannya. "Aku tidak akan kehilangan keyakinanku pada Christopher. Aku akan menunggunya. Dia akan datang mencariku, kan?"
Maria mengangguk lemah.
Abigail tersenyum lebar. "Ya ... Dia tidak bisa melupakan diriku. Dia pasti mencariku. Aku kenal dia. Dia mencintaiku."
Maria mengangguk menenangkan.
Abigail penuh harapan. Dia belum pernah tersenyum sebanyak ini sejak terkunci di sini. Dia berharap bisa keluar dari sana dan menemukan cara untuk menghubungi Christopher.