Baixar aplicativo
82.35% Basketball Couple / Chapter 14: LAPANGAN BASKET TEMPAT LATIHAN

Capítulo 14: LAPANGAN BASKET TEMPAT LATIHAN

"Hadeh, abang gwa kenapa ya, gak kaya biasanya, walaupun sikap nya dingin tapi aku tanya tetep jawab, bodo lah" Gumam gita.

Sampailah mereka di rumah, galang dan gita pun langsung masuk ke dalam rumah, gita yang melihat kak tasya sedang berada di ruang tamu, gita pun menyalami tangan tasya.

Berbeda dengan galang, galang hanya diam dan melangkah kan kakinya langsung menuju kamar.

"Kenapa dia dek" Tanya tasya yang heran pada gita melihat tingkah galang.

"Gak tau kak, dari tadi aku tanya di jalan aja gak di jawab" Jawab gita yang sudah duduk di samping gita.

"Yudh, kamu ganti baju dulu nanti makan" Perintah kak tasya.

"Ok kak" Jawab gita, lalu iya pun berjalan ke kamarnya.

"Kak, dilan pulang" Ucap dilan yang tiba-tiba membuka pintu rumah.

"Kok tumben lama pulangnya" Tanya tasya.

"Iya kak, tadi ada urusan sama temen bentar" Jawab dilan.

"Yudh sana kamu ganti baju dulu, nanti makan bareng gita" Perintah tasya pada dilan.

"Gita dah pulang" Tanya dilan yang belum beranjak ke kamar juga.

"Udah noh, lagi ganti baju"

"Ok dah".

Tasya pun yang sudah di tinggal kedua adiknya, tasya langsung ke arah dapur untuk mempersiapkan makan siang untuk kedua adiknya.

Ketika gita yang hendak ke dapur, tiba-tiba gita melihat bang galang, yang ingin keluar ntah kemana.

Tapi gita hanya diam aja tanpa bertanya, sebab galang yang memakai seragam basketnya.

Mungkin pikiran gita, galang ingin latihan bersama temenya, tapi hari itu, tidak ada janjian di antara galang dan temenya, bahwa hari ini akan latihan.

Galang yang sudah berada di garansi rumahnya, segera mungkin galang melajukan motornya untuk pergi, ntah kemana tujuanya, yang paling penting, dia sedang ingin sendiri.

Di posisi gita berada, sekitar 20 menit gita pun telah selesai makan siangnya, kemudian dia langsung beranjak ke kamar.

Sampainya di kamar, gita mengambil handphone miliknya, setelah menyalakan handphone, gita mendapatkan notif dari mita, sekitar 10 menit yang lalu.

"Git, maaf ganggu, kamu tau gak galang kemana"?

" Maaf kak, baru bales, kayaknya bang galang latihan deh, soalnya dia tadi pake seragam basketnya, abis pulang sekolah langsung pergi gitu aja"

Setelah gita menjawab pesan whatsapp dari mita, mita pun tidak aktif lagi, lalu gita memain kan handphone nya untuk menonton film drakor.

sekitar setengah jam gita menonton film drakor, ada suara notif whatsapp masuk lagi.

Cling, cling

"Makasih yah dek"pesan mita.

" Iya kak, emm, kalo boleh tau ada apa kak, kok tumben nanyain bang galang"tanya gita penasaran.

"Gak apa-apa git, hehe, yudh yah kaka off dulu"

"Hmm yudh deh".

Mereka pun Saling-saling off setelah selesai mengirim pesan whatsapp.

***

Galang yang sudah berada di lapangan basket pun, dia merenungi masalah yang sempat terjadi di sekolahan, untung saja lapangan basket sangat sepi, tidak ada orang satu pun yang main basket.

Dia gak abis pikir, akan bisa sebesar ini masalahnya, tapi untung saja pak kepala sekolah yang baik hati, masih meringankan masalah mereka semua.

Galang yang tidak ambil pusing lalu, dia mengeluarkan bola basket yang ada di tas iya bawa.

Galang yang sangat emosi, hanya bisa melampiaskan amarahnya dengan bermain basket, galang yang mudah emosi jika ada masalah pada keluarga nya atau pun temenya, apalagi sampai dirinya pribadi di buat ulah, dia tidak akan diam.

Namun berbeda pada saat ini, dia mengambil keputusan yang sangat dewasa, dia tidak ingin bertindak keinginan nafsunya, yang bakal berdampak masalah lebih besar lagi.

Lemparan demi lemparan, galang memasuki bolanya ke dalam ring basket, ketika dia melakukan gocekan giring bola.

Dia melihat sebuah motor yang tidak asing baginya, berada di tempat warung yang tidak jauh dari lapangan basket, karna sudah sering melihat, siapa lagi kalau bukan mita, pemilik motor scoopy waran pink, dengan gambar hello kitty.

Galang yang masa bodo, dia hanya melanjutkan bermainya, menikmati yang bikin dia tenang dan bahagia.

Mita pun yang sudah selesai membeli di warung itu, mita langsung menaiki motornya kembali dan menghampiri motor milik galang yang berada di pinggir lapangan basket.

"Galaaaaang" Teriak mita yang sudah turun dari motor, lalu ia berjalan menghampiri galang.

"Ngapain lu ke sini" Tanya galang tidak suka pada melihat mita, lalu memalingkan mukanya lagi.

"Kok gitu sih, aku jauh-jauh tau ke sini buat nemuin kamu" Jawab mita cemberut.

"Siapa suruh"saut galang ketus.

" Yudh kalo gitu, aku pulang lagi, tapi minum yah airnya sama roti, aku taro di tempat duduk sana"ucap mita senyum paksa.

Mita pun balik arah menuju motornya kembali, tidak lupa mita meletakan sebuah air minum di tempat duduk yang terdapat tas milik galang.

Saat mita hendak menyalakan stater motornya, galang pun teriak memanggil nama mita, lalu galang berlari menghampirinya.

"Mita tunggu" Panggil galang teriak.

"Jangan pergi, tadi cuman bercanda kok"ucap galang senyum yang sudah berada di hadapan mita.

" Dih dasar, labil" jawab mita cuek.

"Ya sorry, udah dong jangan ngambek lagi, nanti manisnya ilang" Ucap galang rayu sambil memegang pipi mita.

"Apaan sih, gak usah megang-megang kali bau keringet tangan mu" Jawab mita malu-malu meong.

"Dih, dih saltingnya jelek banget, liat tuh di kaca spion lu muka dah kaya tomat"

Mita pun yang mendengar ucapan galang, mita langsung mengaca dirinya di kaca spion, tapi yang di lihat mita tidak benar apa yang galang ucapin.

"Tuh, kan di suruh ngaca malah nurut, padahal gwa cuman pura-pura" Saut Gilang seneng karna udah ngerjain mita.

"Ihhh apaan sih, jail banget deh" Jawab mita kesel lalu mencubit lengan galang.

"Awww, sakit mit".

" Yudh makanya jangan jail"

"Iya, iya sorry, yudh lepasin".

" Dasar, keliatan nya ajah laki, di cubit aja kesakitan" Ucap mita yang turun dari motor lalu berjalan ke tempat duduk tadi.

"Ini kan beda, cubitan cinta namanya" Saut galang yang menghampiri mita.

"Dih gombal" Ucap mita yang sudah duduk.

Mereka berdua pun duduk bareng secara bersampingan, namun tidak ada ucapan yang mereka keluarkan, mungkin malu atau ragu untuk membuka obrolan.

"Mmm, mit... Mmm lang"

Mereka pun senyum-senyum karna berbarengan.

"Yudh lu dulu mau ngomong apa" Ucap galang mempersilahkan.

"Gini lang, maaf yah soal tadi siang, kalau temen-temen bikin masalah, termasuk gwa" Ucap mita yang menunduk kepalanya tapi sambil menghadap galang.

"Gak apa-apa kok, bukan salah kalian, gwa yang salah karna kecerobohan gwa sendiri" Jawab galang yang mengelus rambut mita halus.

"Beneran lang, kita semua minta maaf yah" Ucap mita, yang masih dirinya dan temenya merasa bersalah.

"Iya mita cantik, udah gwa maafin, udah dong jangan sedih, mana muka lu" Ucap galang yang senyum seraya mengangkat dagu mita ke atas.

"Senyum dong" Perintah galang.

Mita pun senyum, keduanya memandang seperti halnya orang pacaran lagi marahan namun baikan lagi.

"Kalau boleh tau, pak kepala sekolah bilang apa sama lu" Tanya mita yang sudah merasa dirinya tenang.

"Pokoknya panjang, kalau di ceritain bisa sampai kita nikah duluan" Ucap galang menggoda.

"Isss, gombal mulu,serius lang" Jawab mita jengkel.

Galang pun menjelaskan permasalahanya, saat sedang bersama kepala sekolah, dari awal sampai masalah di sekolahan pada pagi itu terjadi, bahkan sampai tekanan pak kepala sekolah mengenai dirinya dan temen team basketnya.

Mita pun mempercayai dan mengerti maksud galang, yah walaupun mita hanya baru beberapa bulan mengenal galang, tapi mita sangat paham prilakunya, karna mita juga kagum terhadap pribadi dia, selain dewasa, memiliki bakat, pinter, begitu pun baik.

Para perempuan mana yang tidak tertarik oleh dirinya yang memiliki kepribadian seperti galang, walaupun banyak yang bilang sikapnya cuek, justru itu lah sikap yang bikin wanita jadi penasaran di balik sikap dingin nya laki-laki seperti galang.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C14
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login