Baixar aplicativo
2.17% Girls und panzer Nusantara girl highschool project (Bahasa Version) / Chapter 1: Chapter 1. Kehidupan baru dimulai dari sekolah baru.
Girls und panzer Nusantara girl highschool project (Bahasa Version) Girls und panzer Nusantara girl highschool project (Bahasa Version) original

Girls und panzer Nusantara girl highschool project (Bahasa Version)

Autor: Arul_Akazawa

© WebNovel

Capítulo 1: Chapter 1. Kehidupan baru dimulai dari sekolah baru.

Hari itu adalah hari dimulainya tahun ajaran baru untuk Nusantara Girl Highschool, ratusan murid berdatangan dari pelosok Indonesia untuk menempuh 3 tahun pendidikan di sekolah kapal yang terkenal akan budaya dan makanan tradisionalnya yang khas, tidak heran banyak yang berlomba lomba mengirimkan resume dan catatan nilai terbaiknya untuk memasuki sekolah itu.

Seorang gadis dengan rambut coklat yang di kuncir kuda berjalan menuju dermaga raksasa di sebuah komplek pulau reklamasi di Jakarta, dermaga dengan panjang lebih dari 5km itu menjadi satu satunya tempat bersandar kapal sekolah Nusantara yang memiliki panjang 4.700 meter dan lebar 650 meter. gadis itu berdiri terkesima dengan apa yang ada di depannya.

""uwaaaahhh besar sekali !!!!" kata Ajeng yang baru pertama kali melihat sekolah kapal. dia tidak pernah menyangka bahwa sekolah kapal bisa begitu besar dan luas seperti sebuah kota di daratan.

Ajeng adalah murid baru di Nusantara Girl Highschool, berkat nilainya yang bagus serta dukungan dari bea siswa yang ia dapat ia berhasil mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu di sekolah itu.

"permisi" ucap seorang yang mencoba lewat di belakangnya sambil membawa koper besar.

"oh iya maaf" kata Ajeng yang merasa tidak enak, ternyata dia menghalangi jalur pejalan kaki yang ada di pinggir jalan, jalurnya tidak terlalu besar dan hanya bisa digunakan untuk 2 orang untuk berpapasan pada waktu yang bersamaan. dia lalu mengecek waktu dengan jam tangannya, sudah jam 7.53, dia langsung kaget.

"gawat, aku bisa terlambat untuk orientasi murid baru, aku harus cepat !!!" Menyadari bahwa dia kehabisan waktu untuk memulai orientasi sekolah, dia segera berlari menuju gedung sekolah di tengah kapal sambil membawa tas jinjing berisi kebutuhannya selama orientasi.

"Permisi, numpang lewat !!!" teriak Ajeng sambil menyalip orang-orang yang berjalan lambat di depannya, tiba-tiba orang-orang di depannya langsung menyingkir dan membiarkannya lewat.

Setelah berlari cukup lama dan cukup jauh akhirnya ia tiba di depan gerbang sekolah SMA perempuan Nusantara, di depan gerbang itu dua orang komite pelajar sedang mendata setiap murid atau orang orang yang memasuki sekolah itu, ia melihat seorang perempuan yang berjalan pelan ke arahnya dengan napas terengah-engah dan baju yang lusuh.

"haaahh haaaah, akhirnya sampai juga" ucap Ajeng yang kelelahan seusai berlari.

"kau baik baik saja? Kau seperti habis di kejar polisi" ucap anggota komite murid itu dengan heran.

"ah tidak apa apa, aku hanya mencoba datang lebih cepat" ucap Ajeng tidak menanggapinya dengan serius.

"hmmm, ngomong ngomong apa kau murid baru ?" tanya anggota komite itu penasaran.

"ah iya, aku ingin mendatangi orientasi sekolah, ini surat undangannya"ucap Ajeng menjelaskan tujuannya datang kesitu, ia menunjukkan surat undangan yang di berikan melalui surat elektronik di telepon selular nya.

"Ajeng Putri kah, mengesankan, Anda dapat peringkat 11 dari 1500 siswa" ucap anggota komite itu terkagum melihat informasi yang tertera pada surat undangan itu.

"ehehe, akupun juga tidak menyangka bisa dapet peringkat segitu" ucap Ajeng sambil menggaruk belakang kepalanya.

"baiklah, kamu bisa langsung pergi menuju ke aula, dari pintu depan langsung saja ikuti tangga besar ke lantai bawah" ucap anggota komite itu menjelaskan jalan menuju ruang aula tempat orientasi di laksanakan.

"ah terimakasih !" ucap Ajeng dengan sangat senang, ia sudah membungkuk tanpa ia sadari.

Iapun langsung berlari menuju pintu utama gedung sekolah, ia menuruni tangga utama yang mengarah langsung menuju pintu aula yang berada satu lantai lebih rendah dari loby. Di depan pintu aula ia di hentikan kembali oleh anggota osis yang menjadi bagian keamanan untuk acara itu, Ajeng menunjukkan kembali surat undangan di telepon genggamnya dan iapun langsung di perbolehkan masuk.

Ajeng langsung memasuki ruangan aula yang sudah di penuhi oleh murid murid baru yang berhasil lolos seleksi, hanya 1500 murid yang dapat lolos tiap tahunnya dan terbagi atas 10 jurusan yang tersedia di sekolah itu, kursi kursi di sediakan dibagi sesuai dengan jurusan yang di pilih oleh para murid, kursi juga di susun sesuai dengan peringkat akhir yang mereka dapat. Ajeng berhasil mendapatkan posisi pertama dari 150 siswa yang ada di Jurusan multilingual & literatur, jurusan yang mempelajari beberapa Bahasa serta menganalisis literatur dan karya sastra. Iapun duduk di kursi yang sudah di siapkan untuknya, di kursi itu di tempelkan kertas bernomor 1, ia merasa sangat bangga bisa duduk di kursi nomor 1.

Ajeng menyiapkan alat tulisnya sambil menunggu orientasi dimulai, dia merogoh tasnya untuk mencari pulpen tapi tidak ketemu.

"eehhh kemana ya!? perasaan aku sudah taruh" ucap Ajeng bingung, pasalnya ia sudah menyiapkan semua peralatan yang di butuhkan malam kemarin, ia semakin panik karena sama sekali tidak menemukan pulpen di dalam tasnya.

Lalu tiba-tiba seseorang di sebelah kanan Aging menepuk bahunya "kamu lupa membawa pulpen? ini pinjamkan milikku" Siswa peringkat 2 di sebelah kanannya menawarkan pulpennya untuk dipinjamkan kepada Ajeng.

"uwaaaah terimakasih, aku sangat tertolong !!!" ucap Ajeng dengan girang, ia merasa sangat lega berkat bantuan murid itu.

"sama sama, oiya namaku Rani, senang bisa bertemu dengan murid nomor satu di jurusan ini" ucap murid ber rambut panjang dengan warna coklat muda yang berkilau itu, ia memperkenalkan dirinya dan menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"ah…namaku Ajeng Putri, senang bisa berkenalan !" balas Ajeng dengan penuh semangat, kedua tangannya menyalami tangan Rani dengan cepat.

"mudah mudahan aku bisa sekelas denganmu nanti, agar aku bisa belajar dari nomer satu" ucap Rani terus memuji Ajeng dengan Sebutan Nomer Satu.

"aahhhh semoga saja" jawab Ajeng tersipu.

Tidak lama kemudian acara orientasi di mulai, semua siswa duduk di kursinya masing masing dengan rapi, semua terlihat antusias mengikuti orientasi sekolah baru mereka. Pembawa acara mulai menjalankan susunan acara seperti yang sudah di rencanakan, sambutan di berikan oleh kepala sekolah, kepala setiap program studi, dan kemudian acara resmi di mulai oleh ketua OSIS yang menjadi ketua pelaksana acara itu.

"kepada ketua OSIS juga sekaligus ketua pelaksana acara orientasi peserta didik baru Nusantara Girl Highschool, Susan Ayu, waktu dan tempat di persilahkan" pembawa acara turun dari panggung dan membiarkan pembukaan acara di mulai.

Ketua OSIS di sekolah itu adalah anak kedua dari pendiri Nusantara Girl Highschool, meneruskan kekuasaan kakanya, Susan Ayu saat ini adalah murid paling berukasa di sekolah itu, bertubuh tinggi dan proporsional, dengan tatapan tajam dan gaya rambut sanggul yang sudah di wariskan secara turun temurun di keluarganya, Susan Ayu memiliki aura yang kuat sebagai seorang pemimpin.

Semua murid tertegun melihat Ketua OSIS itu, cantik dan anggun, setiap langkah dan gerakannya seperti sebuah irama yang harus di lakukan tanpa cela, terlihat elegan namun tetap tegas dan mencerminkan apa yang terlintas di pikiran ketika mendengar namanya.

"selamat siang semua, selamat datang di Nusantara Girl Highschool, kalian semua adalah siswi-siswi terbaik dari yang terbaik yang bisa masuk dan belajar di sekolah ini" ucap Susan menyambut adik adik kelasnya.

"adalah sebuah kehormatan untuk saya dapat menyambut adik adik semua dalam kegiatan orientasi ini, akan ada banyak hal yang di sampaikan oleh rektor dan pengisi acara nanti, saya harap adik adik semua menyimak dengan seksama dan mencatat hal hal yang penting"

"sekolah ini memiliki sejarah yang panjang, dan perjuangan yang berat, berkat jatuh bangun itu sekolah ini memiliki mutu pendidikan yang tinggi dan cakupan ilmu pengetahuan yang luas, namun yang terpenting, sekolah ini mengedepankan nilai nilai luhur dan norma norma yang ketat daripada sekedar kecerdasan dan pengetahuan, karena nilai utama seorang wanita adalah dari caranya bersikap dan berperilaku, saya harap adik adik semua dapat memahami itu dan dapat menjadikannya pedoman"

"sekian sambutan dari saya, dengan ini saya nyatakan acara orientasi peserta didik baru dimulai" Susan menutup sambutannya dan memulai kegiatan orientasi itu.

Pembukaan itu di sambut dengan tepuk tangan meriah dari seluruh peserta yang hadir, Susan turun dari panggung tetap dengan langkah perlahannya yang anggun, Ajeng tidak bisa melepaskan pandangannya dari Ketua OSIS itu, disaat yang lainnya bertepuk tangan ia hanya mengangkat tangannya tanpa menggerakkannya sama sekali, tiba tiba di saat ia terfokus melihat kakak kelasnya itu Susan menoleh ke arahnya, sambil menuruni tangga ia menatap Ajeng dengan tajam, hampir tanpa ekspresi, tatapan itu sedikit membuat Ajeng merasa terintimidasi dan dengan gugup mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Susan Ayu sepertinya Perempuan yang sangat keras ya" bisik Rani sambil terus menepuk tangannya.

"he'eh" jawab Ajeng singkat.

Orientasi pun berjalan dengan lancar, materi materi mengenai tata tertib sekolah, sistem administrasi, sanksi sanksi yang berlaku, sistem pembelajaran, dan masih banyak lagi yang di sampaikan dalam orientasi itu, buku mereka juga dengan cepat penuh dengan catatan yang mereka tulis.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C1
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login