Keempat sosok pemburu dibawah pimpinan Zang Yun telah melewati 5 buah desa dan sudah menyeberangi 2 sungai serta melalui kawasah perbukitan, dan tanpa terasa 10 jam telah berlalu sejak mereka keluar dari gerbang desa Kun Zang. Diufuk barat langit cerah berubah menjadi warna kemerah-merahan pertanda senja telah tiba dan hari akan menjelang malam, langkah derap kaki kuda yang memacu masih terdengar berirama mengiringi tenggelamnya sang matahari keperaduannya.
"Kita cari tempat beristirahat dulu..., kuda-kuda kita mulai terlihat letih...!" kata Zang Yun kepada 3 orang saudara sepupunya.
"1 kilometer kearah timur ada padang rumput..., disana tempat yang bagus buat kuda-kuda kita beristirahat dan untuk makan...!" kata Zang Fei.
"Baguslah..., saudara Fei pimpin jalannya..., sekalian kita akan beristirahat disana malam ini...!" kata Zang Yun.
"Baik saudara Yun..., ayo saudara-saudara ikuti aku...! hiiiaaa..., hiiiaaa...!" teriak Zang Fei memacu kudanya kemudian mendahului rombongan itu dan membawa mereka kelokasi yang dimaksudkan.
5 menit berselang nampaklah hamparan padang rumput didepan mereka, tampak dikejauhan sebuah hutan besar dengan jajaran berbukitannya yang merupakan Kawasan Area Luar dari Hutan Kabut tempat mereka akan berburu. Hutan itu terkenal karena banyaknya jenis hewan buruan dan berbagai jenis Tanaman Herbal yang akan dijadikan bahan pembuatan Pil dan Obat, apalagi di Kawasan Area Dalam Hutan terdapat beberapa jenis hewan buas tingkat menengah dan tingkat tinggi. Dibagian terdalam disebut Kawasan Area Inti Hutan dan dinamakan juga sebagai Kawasan Terlarang karena selain dikelilingi rawa yang bisa menyedot apapun diatasnya, juga karena terdapat berbagai Hewan Siluman tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Dalam sepanjang sejarah perburuan belum ada satupun pemburu yang berani memasuki Kawasan Area Inti Hutan Kabut tersebut, karena selain medan yang menuju Kawasan Terlarang tersebut beresiko tinggi juga karena tingkat kekuatan para pemburu yang masih rendah.
Kelompok 4 orang pemburu itu segera membebaskan kuda-kuda tunggangan mereka dari beban barang bawaan, kemudian membiarkan kuda-kuda mereka bebas mencari makan disekitar perkemahan darurat yang mereka dirikan. Zang Yun dan ketiga saudara sepupunya berbagi tugas mengumpulkan ranting kayu untuk membuat api unggun, selain untuk menghangatkan tubuh dari dinginnya malam juga untuk menakut-nakuti hewan buas yang akan mendekati perkemahan mereka. Aroma harum arak wangi sambil makan roti kering yang mereka bawa dari rumah menemani suasana keheningan malam dari keempat sosok pria pemburu tersebut, mereka duduk mengelilingi api unggun sambil menikmati bekal yang mereka bawa dari rumah dan berbincang berbagi pengalaman hidup masing-masing.
Sinar matahari mulai memancarkan cahayanya dari timur, keempat sosok pemburu itu mulai menyiapkan kuda dan mengangkat barang bawaan mereka keatas punggung kuda, setelah memadamkan sisa bara api unggun semalam dengan perlahan mereka bergerak menuju hutan didepan mereka. 1 jam kemudian mereka telah memasuki Kawasan Area Luar Hutan Kabut, kicauan burung dan suara hewan hutan lainnya menyambut keempat pemburu perkasa dari Desa Kun Zang yang berbadan kekar dengan usia kisaran 22 sampai 27 tahun.
Mereka menuju kePondok Berburu yang telah mereka buat sejak beberapa musim perburuan sebelumnya, dimana tempat tersebut sudah terdapat sangkar dan kandang-kandang untuk hasil tangkapan hidup. Setibanya dipondok berburu segera mereka membersihkan pondok dan menurunkan semua barang bawaan dari atas punggung kuda, mereka membutuhkan beberapa jam untuk mempersiapkan ponok berburu itu sehingga menjadi nyaman dan layak untuk ditinggali selama waktu perburuan.
"Setelah beristirahat dan makan siang..., kita akan mulai dengan perburuan kita sampai menjelang malam hari..., untuk itu persiakan semua peralatan berburu kalian...!" kata Zang Yung kepada saudara-saudaranya.
"Baik saudara Yun..., siang sampai sore hari biasanya kawanan kuda liar berada dialiran sungai..., sebaiknya kita menuju kesana...!" kata Zang Ran.
"Benar..., selain itu kita akan melewati sarang babi hutan dan kawasan hutan kecil dengan padang rumputnya didekat aliran sungai..., tempat tersebut menjadi lokasi yang sangat disukai oleh kawanan kijang untuk mencari makan...!" kata Zang Cian.
"Jangan lupa untuk menajamkan penglihatan kalian terhadap tanaman herbal..., ayahku berpesan agar sebisanya mencari beberapa jenis karena persediaannya sudah menipis...!" kata Zang Ran yang adalah keturunan keluarga Alkemis di Desa Kun Zang.
Keluarga Zang Ran terkenal dengan keluarga Alkemis (ahli membuat Pil dan Obat) dan keluarga Zang Fei dikenal dengan keluarga Tabib (ahli pengobatan), dan tak jarang ada juga diantara mereka yang ahli keduanya sebagai Alkemis juga menjadi seorang Tabib. Dalam menyusuri kawasan hutan Zang Yun sebagai pemimpin perburuan mengatur tugas kepada anggota kelompoknya, dia dan Zang Cian akan fokus melihat keberadaan target hewan buruan sedangkan Zang Fei dan Zang Ran akan fokus mencari tanaman herbal saat mereka belum mendapati target hewan buruan.
Mereka mulai menyusuri kawasan area luar Hutan Kabut dan menuju kearah aliran sungai, dan beberapa saat kemudian mereka melihat kawanan Hewan Rusa yang jumlahnya puluhan ekor dengan santai sedang makan pucuk-pucuk daun muda dari ranting pohon. Dari arah samping kanan Zang Yun dan Zang Cian mengendap-endap perlahan sambil mengarahkan busur panahnya kearah kawanan Rusa tersebut, sedangkan dari arah samping kiri Zang Ran dan Zang Fei bersiap membentang jaring yang panjangnya mencapai 70 meter dengan salah satu ujungnya sudah diikat kesebuah batang pohon. Kekuatan jaring milik kelompok Zang Yun dapat menahan kekuatan 5 ekor kuda liar yang terjerat, dengan lebar jaring lebih dari 2 meter dengan ukuran mata jaring 15 centimeter membuat jaring yang kokoh dan lentur itu mampu juga menjebak hewan-hewab kecil seperti kelinci, ayam hutan dan kucing hutan. Dengan keahlian dan ketangkasan empat pemburu ini yang sudah terasah bertahun tahun, mereka mulai menyiapkan perangkap dan memanah beberapa ekor yang masuk dalam jarak tembak anak panah mereka.
"Saudara Cian...! kamu bidik Rusa betina yang lagi duduk itu...! aku akan membidik yang dibelakangnya..., buat yang lain terkejut kemudian lari menuju perangkap jaring yang dipasang saudara Fei dan saudara Ran...!" kata Zang Yun menjelaskan strategi mereka terhadap target buruan.
"Baik saudara Yun...!" kata Zang Cian sambil membidik kemudian secara bersamaan keduanya melesatkan anak panah kearah rusa-rusa tersebut.
"Shuuttt...
"Shuuttt...
Dua anak panah melesat dengan cepat dan tepat menancap dileher kedua Rusa betina tersebut, terdengar ringkikan kedua rusa itu sambil memberontak bergulingan diatas tanah sehingga membuat kaget kawanan lainnya. Puluhan ekor kawanan rusa lainnya dengan cepat berlari berhamburan menuju perangkap jaring yang sudah dibentangkan oleh Zang Fei dan Zang Ran, setelah melihat kedua target buruannya telah tergeletak diatas tanah dengan segera Zang Yun dan Zang Cian bergegas kearah perangkap jaring yang terlihat telah berhasil menjebak berapa ekor kijang.
"Wah...! lumayan tangkapan pertama kita..., dua ekor dijadikan daging dan enam ekor tangkapan hidup...! hehehe..., ini akan menambah jumlah ternak kita nantinya...!" kata Zang Yun.
"Iya... terlebih ada seekor rusa jantan dewasa...! sungguh beruntung kita hari ini...?" kata Zang Ran sambil mengikat kaki rusa-rusa tersebut dibantu ketiga saudaranya.
"Saudara Cian...! kamu akan berjaga disini...!, sementara itu kami bertiga akan membawa rusa-rusa hasil tangkapan hidup ini kepondok perburuan...!" kata Zang Yun menjelaskan.
"Baik komandan...!" kata Zang Cian dengan singkat.
Perlu keberuntungan untuk menangkap rusa jantan, selain kuat dan lincah juga karena lompatannya yang bisa mencapai dua meter lebih. Dari pengalaman mereka pada setiap musim berburu, dari ratusan tangkapan rusa untung-untungan terdapat seekor rusa jantan dewasa. Hari ini dari enam ekor terdapat seekor jantan dewasa, sehingga membuat keempatnya tersenyum senang karena mereka membayangkan akan hasil peternakan rusa mereka didesa aka mendapatkan tambahan seekor rusa jantan yang produktif. Karena sampai saat ini dari ratusan ternak rusa mereka hanya memiliki dua ekor jantan, sehingga setiap tahunnya hasil ternak tidak bertambah dengan signifikan dan untuk penjualan daging kekota hanya mengandalkan dari hasil tangkapan setiap musim perburuan.
Hasil buruan sudah diikat semuanya, dan membutuhkan 2 kali perjalanan bolak balik untuk memindahkan hewan-hewan tangkapan menuju pondok perburuan yang mereka buat, dilokasi pondok perburuan selain kandang darurat juga ada kandang-kandang tempat untuk hasil tangkapan hewan hidup. Sementara itu yang sudah mati langsung disembelih dan dipotong beberapa bagian, kemudian dipanggang diatas bara api agar dagingnya tidak membusuk. Tak terasa hari mulai menjelang malam, mereka kemudian beristirahat sambil yang lainnya menyiapkan makan malam. Rencananya mereka akan melakukan perburuan saat malam hari, dengan target buruan sarang babi hutan, kelinci dan ayam hutan serta mengintip persembunyian kawanan kuda liar.