"Aku baru tiga bulanan memainkannya. Kamu sendiri sudah berapa lama?" jawab Alexa.
"Aku juga belum lama kok. Karena itulah aku kemari ingin mencari tahu bagaimana cara mengecek statistik kekuatan kita, tapi ternyata di sini juga tidak bisa. Kelihatannya banyak sistem yang berbeda dengan yang ada di dalam game," jawab Satria seraya menarik nafas panjang.
"Memang benar dugaanmu. Sekarang saja peringkat petualang dikelompokan menjadi sepuluh kelompok, sihir juga ada sepuluh tingkatan, misi juga dikelompokan ke sepuluh klasifikasi kesulitan. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, tapi perbedaannya terlalu besar," kata Alexa.
"Sepuluh tingkatan?" ucap Satria dengan wajah kaget, padahal terakhir kali di dalam game semuanya hanya ada tujuh tingkatan saja baik misi, peringkat petualang dan sihir. Satria termenung sebentar, terlintas terakhir kali dia memainkan game MW RPG setelahnya ada pemberitahuan update muncul.
"Begitu rupanya, kelihatannya ini akan semakin menarik," ujar Satria sambil tersenyum senang.
"Apa maksudmu?" tanya Alexa dengan heran.
"Apa kamu tahu bahwa hari ini seharusnya ada jadwal update besar-besaran? Di sana dikatakan akan ada banyak yang berubah dan ada juga penambahan map dan level baru," Satria malah menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.
"Maksudmu semua itu karena update yang terjadi?" Alexa kembali bertanya untuk memastikan dugaannya.
"Ya. Itu artinya saat ini level maksimal yang bisa dicapai adalah level 100. Selama ini tingkatan sihir, misi dan peringkat petualang selalu berdasarkan level. Player wizard level 70 bisa menggunakan sihir tingkat 7. Jika saat ini ada sihir tingkat 10 maka level player yang bisa menggunakannya harus level 100," jelas Satria.
"Aku tidak pernah berpikir ke sana," gumam Alexa sambil termenung.
"Ini benar-benar menarik. Itu artinya aku harus segera menaikan levelku, jika ada player yang levelnya lebih tinggi dariku menyerang maka itu akan sangat berbahaya," batin Satria sambil senyum-senyum sendiri.
"Oh iya namaku Satria. Aku sangat berterima kasih dengan informasi yang kamu berikan," kata Satria sambil menjulurkan tangan.
"Aku Alexa. Aku juga merasa senang karena player pertama yang aku temui adalah orang yang cerdas sepertimu," kata Alexa seraya menerima jabat tangan Satria sambil tersenyum.
"Kamu terlalu berlebihan. Oh iya, kamu bilang aku adalah player pertama yang kamu temui? Memangnya kemarin tidak ada player yang datang kemari?" tanya Satria.
Alexa menggelengkan kepalanya. Satria sontak sangat terkejut, sebab tadinya dia mengira jika Vanzard dan teman sekolahnya yang lain datang ke sini. Satria kemudian bertanya apakah ada rombongan petualang yang datang ke sana, Satria menyebutkan ciri-ciri petualang yang dia hadapi kemarin saat pertama kali muncul ke dunia ini.
Alexa tampak merenung sejenak, dia bilang rasanya dia pernah melihat dua orang yang ciri-cirinya sama seperti yang Satria katakan. Satu seorang wizard dan fighter yang bertarung tangan kosong melawan Satria, kata Alexa mereka berdua datang ke asosiasi untuk mengambil imbalan dari misi yang mereka selesaikan. Alexa juga mendengar bahwa rombongannya sudah pergi lebih dahulu dan mereka berdua baru akan menyusulnya setelah mengambil imbalan.
Satria juga menanyakan apakah Alexa tahu kemana mereka pergi. Tapi Alexa mengatakan tidak tahu sebab mereka berdua tidak mengatakannya. Mereka juga kelihatannya hanya squad (kelompok) biasa dan tidak termasuk ke dalam guild sebab tidak ada logo apapun di armor mereka. Satria hanya menghela nafas panjang, kelihatannya dia memang sudah kehilangan jejak mereka. Itu artinya akan membutuhkan waktu untuk bisa membalaskan dendamnya.
Terlebih jika targetnya hanya squad biasa maka akan lebih sulit melacaknya. Andaikan mereka merupakan anggota sebuah guild maka akan lebih mudah, sebab guild yang terdaftar di suatu kerajaan biasanya memiliki bangunan khusus untuk guildnya di kerajaan tersebut. Jika itu yang terjadi Satria hanya harus mendatangi asosiasi petualang di ibukota untuk melihat logo guild yang dicarinya nanti tempatnya pasti akan diberitahukan oleh staff asosiasi, tapi kini kelihatannya memang akan lebih sulit.
"Setelah aku mendaftar menjadi petualang seperti ini, apa yang harus kulakukan selanjutnya?" tanya Satria.
"Eh iya lupa," ucap Alexa sambil tertawa kecil. Satria juga hanya tersenyum kecil, jika dilihat dari wajahnya dia rasa Alexa jauh lebih tua darinya. Di dunia ini mereka memang menggunakan wujud asli mereka di dunia nyata dan tidak mungkin bisa dirubah kecuali ditutupi dengan topeng atau sihir ilusi.
"Setelah mendaftar biasanya petualang menunggu tiga hari hingga kartu pengenal petualang mereka selesai dibuat. Tapi jika mau sambil menjalankan quest juga bisa selagi menunggu kartu. Secara otomatis petualang baru akan berada di peringkat 1 yaitu petualang peringkat terbawah," jelas Alexa.
"Apa saja syaratnya agar bisa naik peringkat?" tanya Satria.
"Setiap berhasil menjalankan satu quest biasanya setiap petualang akan mendapatkan poin, aku tidak tahu berapa banyak yang dibutuhkan untuk naik peringkatnya. Tapi nanti staff akan memberitahukannya jika poinmu sudah terpenuhi, selain itu kamu juga bisa naik peringkat atas rekomendasi kerajaan atas suatu pencapaian. Atau kamu memiliki kontribusi penting," jawab Alexa.
"Apakah petualang peringkat 1 bisa mengambil quest tingkat 2 atau lebih tinggi?" tanya Satria lagi.
"Sayangnya tidak bisa, asosiasi tidak akan mengizinkannya. Kecuali dalam anggota squadmu ada orang yang peringkatnya setara tingkatan quest tersebut minimal satu orang. Atau jika kamu bertemu monster yang ada di quest tingkat 2 dan berhasil mengalahkannya maka itu beda cerita. Asosiasi mungkin tidak akan membayar imbalannya, tapi kamu bisa menjualnya ke squad yang mengambil quest tingkat tersebut, atau menjual monsternya langsung ke pengepul monster," jawab Alexa sambil tersenyum.
"Kelihatannya aku akan mengambil cara seperti itu. Kalau begitu mulai dari sekarang aku mohon bantuannya. Mungkin aku akan memerlukan banyak informasi darimu," ucap Satria.
"Sama-sama, aku juga senang jika bisa berbagi informasi dengan orang cerdas sepertimu Satria. Apa aku perlu mencarikanmu squad yang mau merekrutmu?" tawar Alexa.
"Tidak. Terima kasih, tapi aku akan menjalankan quest sendirian saja. Sejak awal aku adalah seorang solo player," tolak Satria sambil berdiri. Tentu saja Alexa terkejut mendengarnya.
"Tapi kamu seorang priest, mustahil bisa mengalahkan monster tanpa bantuan job class tipe penyerang," tukas Alexa dengan bingung.
"Ya, tugas seorang priest memang hanya menyembuhkan rekan squadnya. Tapi jangan pernah meremehkan solo player sepertiku," kata Satria dengan penuh percaya diri.
"Kalau begitu berhati-hatilah, kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika kita mati di dunia ini. Tiga hari lagi kartu pengenalmu akan selesai, datanglah lagi menemuiku di sini," ucap Alexa sambil berdiri. Sejujurnya dia masih bingung memikirkan bagaimana cara seorang priest mengalahkan monster.
Satria langsung kembali menuruni tangga menuju lantai 1. Semua petualang kembali menatapnya dengan tajam, Satria tidak mempedulikannya dan terus berjalan menuju papan quest yang tersedia. Di sana tampak banyak quest dengan berbagai tingkatan. Quest paling tinggi adalah tingkat enam yaitu menghancurkan sarang ular raksasa yang ada di sebelah utara Kota Lunar.
"Semakin rendah questnya maka imbalan yang didapat akan semakin sedikit. Padahal aku sangat membutuhkan uang untuk membeli armor, item dan senjata. Andai aku tahu cara mengambil semua item, senjata dan armor yang tersimpan di dalam slot tas akunku. Mungkin aku tidak akan kesusahan mencari uang seperti ini," batin Satria sambil mengalihkan pandangannya ke quest tingkat 1.
"Membasmi goblin. Di sebelah utara Kota Lunar?" gumam Satria, dia pikir akan mengambil quest tersebut, siapa tahu nanti ada squad yang ingin menangkap ular raksasa. Satria langsung mengambil kertas quest, tapi saat berbalik tiga orang petualang sudah menghadangnya.
"Hei petualang baru, kau mau bergabung dengan squad kami atau tidak?" tanya seorang pria dengan job class swordman.
"Kami membutuhkan orang untuk menjadi kuli angkut barang-barang kami," timpal seorang pria dengan job wizard. Dia langsung tertawa bersama rekan-rekannya.
"Maaf, tapi aku tidak tertarik bergabung dengan squad manapun," kata Satria sambil berjalan melewati mereka tapi seorang pria dengan job fighter memegang pundaknya.
"Hei jangan begitulah, kami ini squad terkuat di kota ini," ucap fighter.
"Memangnya apa job classmu pemula?" tanya swordman.
"Aku priest," jawab Satria tanpa ragu.
"Hahaha.. priest mau menjalankan quest sendiri? Mau mati?" terdengar wizard tertawa puas.
"Heh kalian dengar tidak? Ada priest yang ingin menjalankan quest sendirian," timpal swordman sambil tertawa.
Sontak semua petualang yang ada di lantai 1 asosiasi petualang langsung tertawa terbahak-bahak. Mereka baru kali ini mendengar ada seorang priest yang mau menjalankan quest seorang diri. Padahal kemampuan seorang priest hanyalah mendukung dan menyembuhkan player lain, priest hanya bisa berguna jika bertarung di dalam sebuah squad.
"Kau bukannya mau bunuh monster tapi malah nyembuhin monster!" celetuk seorang petualang, lagi-lagi semua petualang di sana langsung tertawa.
"Dia mungkin mau ngelamar jadi dokter monster," timpal yang lainnya hingga suasana ruang asosiasi langsung riuh dengan gelak tawa. Mendengar ada keributan membuat Alexa dan Trixi juga mengintip dari lantai 2.
"Fighter," ucap Satria pelan mengubah job classnya. Dia mulai waspada andaikan terjadi hal yang tidak diinginkan di sana. Tanpa menghiraukan ucapan dan hinaan mereka Satria kembali melangkah menuju meja untuk mendaftarkan quest yang diambilnya.
"Aku mengambil quest ini," kata Satria sambil menyerahkan kertas quest kepada staff asosiasi.
"Baik. Nanti jika sudah selesai anda bisa membawa bagian tubuh monsternya kepada kami, nanti kami memberikan imbalannya. Jika ternyata anda berbohong maka nama anda akan dihapus dari daftar petualang dan tidak akan bisa mengambil quest lagi," kata staff asosiasi menjelaskan peraturannya.
"Baik. Terima kasih," jawab Satria sambil berbalik. Sementara kertas quest disimpan oleh staff asosiasi.
"Hati-hati dijalan," kata staff asosiasi.
Saat Satria keluar dari gedung asosiasi, tiga petualang yang tadi menghadangnya juga buru-buru keluar mengikuti Satria. Mereka bertiga lagi-lagi menghadangi jalan Satria diluar bangunan, melihat seperti akan terjadi keributan para petualang langsung mengalihkan perhatian kepada mereka dengan senyum senang seakan mendapatkan hiburan.
"Hei pemula, apa kau pikir bisa pergi begitu saja setelah mengacuhkan kami hah!" bentak swordman.
"Setiap pemula memang harus diberi pelajaran agar menghormati seniornya," timpal wizard.
"Aku akan menghormati orang-orang yang juga menghormati orang lain. Aku hanya tidak akan menghormati orang-orang yang suka berbuat gaduh dan keributan," kata Satria dengan tenang.
"Hahahaha.. kelihatannya kau memang menantang kami ya," ucap fighter yang langsung mendekati Satria sambil mengepal ngepalkan tangan kanannya.
Bersambung…