di sudut terpencil goa peri bumi, seorang wanita cantik dengan pakaian putih sedang menangis tersedu sedu.
tiba tiba seorang pria tampan muncul dari belakangnya dan langsung memeluknya yg membuat tubuh wanita itu menjadi kaku.
"jangan menangis lagi, aku tidak bermaksud untuk menyakiti mu, bisakah aku menjelaskannya" kata ku dengan lembut, tapi Marina tidak menjawab, dia hanya memegang tanganku yg memeluknya dan mulai bersandar pada ku
"sebenarnya saat pertama melihatmu aku terpesona oleh kecantikan mu, jadi berusaha mendekati mu dengan cara yg wajar"
"aku tidak paham dengan status warga biasa atau seorang pejuang dan kesatria saat itu, aku hanya ingin mendekatimu dengan sewajarnya tanpa terlalu menonjolkan diri"
"tapi karena kamu menolak ku dengan tegas jadi aku pergi berpetualang sendiri"
"aku tidak pernah marah saat kamu menamparku, karena aku melihat kamu sepertinya terpaksa melakukannya, entah apa alasannya aku tidak tahu"
"saat aku berpetualang aku tidak sengaja melihatmu dengan pria lain saat itu, hal itu membuatku sangat kesal"
"tapi tidak jauh dari lokasi mu aku juga menemukan phoena yg sedang pingsan"
"saat itu aku membawanya ketempat yg aman, tapi karena dia tidak sadar juga aku menggunakan sihir suci untuk membangunkannya"
"tapi tiba tiba tanda aneh muncul di dadanya, mungkin itu ada hubungannya dengan buku yg dia pegang"
"tapi saat itu dia masih saja belum sadar, karena terlalu lama menunggu dan rasa kesal yg menghantui karena melihatmu dengan pria lain aku langsung menciumnya"
"tapi dia masih saja belum sadar, sampai rombongan Yuri mendekat"
"karena takut di kira melakukan pemerkosaan saya langsung pergi menjauh dari phoena"
"sejak saat itu saya juga selalu mengikuti kalian secara diam diam sampai akhirnya aku berhenti karena aku melihat phoena sepertinya aman dengan kalian dan kamu juga sepertinya sudah punya pria yg di cintai"
"jadi sejak saat itu aku benar benar tidak peduli lagi dengan urusan phoena dan kamu"
"sampai suatu hari aku mendengar kalian kalah oleh raja kegelapan, aku langsung berusaha menemui kalian"
"tidak di sangka kita akan bertemu di desa itu"
"aku melihatmu saat itu menanggapi ku dengan biasa biasa saja, jadi kupikir kamu memang sudah bersama pria lain dan melupakanku"
"jadi aku tentu saja tidak ambil pusing, jadi aku hanya mendekat ke arah phoena yg sepertinya sambil menggodanya"
"tapi semakin hari aku menggodanya, aku semakin mencintainya dan kamu juga sepertinya tidak terlalu peduli dengan ku"
"jadi apakah aku salah" tanyaku pada Marina dan dia hanya menggelengkan kepalanya.
"ini salah ku, saat itu aku benar benar bingung harus berkata apa pada mu, aku juga tidak mengerti kenapa kamu bisa menjadi pria yg berbeda"
"jadi aku hanya bisa diam saja dan menahan semuanya dalam hati"
"sampai tadi malam, aku melihat kalian berdua bercumbu bersama yg membuat hatiku benar benar sakit"
"aku tidak tahu kenapa itu terjadi dan saat itu sepertinya ada rasa kesal dan amarah yg menumpuk di hati ku, aku merasa seperti kamu sengaja menunjukannya pada ku"
"aku merasa seperti wanita yg sudah di tinggal oleh kekasihnya dan melihat kekasihnya berhubungan badan dengan wanita lain" saat itu Maria mulai membalikkan badannya dan mulai menatapku.
"aku hanya mmmm" tapi sebelum dia selesai bicara saya langsung mencium nya sambil memeluk pinggangnya.
perlahan saya mendorongnya agar bersandar di tembok di belakang tubuhnya.
dan kami pun mulai berciuman penuh nafsu.
saat itu saya mulai mengangkat kaki kirinya agar memeluk pinggangku dan menyibak kain yg menutupi selangkangannya.
secara perlahan saya langsung memasukan senjata ku ke lubang vaginanya yg sempit.
setelah beberapa saat saya mulai memompanya dan Marina juga mulai ikut mengimbanginya.
setelah memompa begitu lama akhirnya kami keluar bersama dan Marina memelukku dengan erat.
"apa kamu masih sedih" bisik ku di telinganya
"2 atau 3 kali lagi mungkin bisa menghilangkan kesedihanku" saat itu dia langsung mencium ku dengan penuh nafsu dan mulai memompa lagi
_________________________________
di meja makan, tubuh Aram yg tadi nya pingsan tiba tiba memancarkan cahaya putih yg kuat.
hal ini sontak membuat kaget semua orang.
lalu dia perlahan bangun dari pingsannya dengan senyum gembira dan cahaya di tubuhnya juga perlahan meredup
"Aram apa yg terjadi dengan mu" tanya Yuri dengan khawatir
"tenang saja, aku berhasil melewati ujian yg di berikan oleh Nero dan mendapatkan cahaya yg dapat melindungi semuanya" kata Aram dengan semangat sambil menunjukan bola cahaya yg ada di tangannya
"cahaya yg luar biasa" teriak semua orang
"kamu tidak mendapatkannya, itu memang sudah ada dalam diri mu, sayangku hanya membantu mu untuk membangunkannya" kata Marie dengan senyum lembut
"benarkah, di mana Nero, aku ingin mengucapkan terima kasih padanya" kata Aram dengan terburu buru
"dia pergi menemui Marina, mungkin dia ada di sana" kata Yuri sambil menunjuk ke arah tempat Marina berada
lalu Aram dengan cepat pergi ke arah itu.
"jangan" teriak Marie
"hadeh sudah terlambat" kata Marie sambil menggelengkan kepalanya
"apa yg terlambat" tanya Yuri dan yg lainnya mulai menatap Marie dengan penasaran
"anak itu akan kembali dengan wajah memerah dan dia tidak akan bisa tidur malam ini" jawab Marie dengan sedih.
tapi sebelum semuanya bisa berkata sesuatu Aram sudah kembali dengan wajah memerah sambil memegang ke dua pipinya.
"Aram ada apa dengan mu" teriak Yuri dengan khawatir
"tidak tidak, aku tidak melihat apa apa, itu tidak sengaja" kata Aram dengan panik sambil terjatuh ke lantai
"apa yg kamu lihat Aram" tanya mishidia yg merupakan archer wanita di tim militan ini
"tidak tidak, sungguh aku tidak melihatnya" kata Aram dengan lebih panik lagi
"dia hanya melihat kami berpelukan, jangan membuatnya seperti itu" kataku yg baru saja muncul bersama Marina di sebelahku
"ya ya aku hanya melihat Nero berpelukan dengan marina itu saja, he he he" kata Aram dengan canggung
saat itu mishidia yg menatap Marina dari atas kebawah langsung melebarkan matanya dengan expresi tidak percaya dan mulai menatapku dengan tajam.
"oi oi ada apa ribut ribut di padi hari" kata Kiki seorang peri api yg tiba tiba muncul dari belakang kami.
"Marina apa kamu baik baik saja, aku mendengar teriakan mu dari tadi, kamu berteriak ingin di tusuk lebih keras dan lebih dalam, apa kamu ingin bunuh diri, lalu apa yg ingin kamu keluar kan di dalam, mana susu kental yg kamu bilang enak tadi" kata Kiki dengan wajah tidak bersalah.
hal itu membuat semua orang memiliki wajah gelap dan mulai memandangku, tapi sayangnya aku sudah menghilang dari pandangan mereka.
"maaf semuanya, aku hanya terbawa suasana saat itu" kata Marina dengan sopan.
"intinya bukan itu, intinya kamu melakukannya dengan Nero di pagi hari" kata mishidia
"apa itu tidak boleh" tanya Marina
lalu semua orang langsung diam dan tidak ada kemauan untuk melanjutkan pembicaraan.
setelah semua orang bersiap, kami akhirnya melanjutkan perjalanan kami menuju tempat tinggal peri.
dan di keretaku bertambah satu orang lagi yaitu Marina yg sedang duduk di dalam kereta bersama Marie yg sedang mengajarinya sihir alam.