setelah beberapa hari akhirnya kami sampai di ibu kota sihir, tapi di tengah jalan kami di hadang oleh para kesatria sihir.
dan terdengar suara seorang pria yg mengatakan untuk menguji kami apakah layak mendapatkan bantuan dari mereka.
"Nero apa kamu tidak akan membantu" tanya phoena dengan khawatir
"tentu saja, tapi phoena harus membayar bantuan ku" balasku dengan senyum main main, lalu phoena dengan cepat memeluk leherku dan mencium bibirku.
"apa ini cukup, jika kurang kita lakukan setelah selesai" kata phoena dengan malu malu
"tentu saja" saat itu saya langsung menghilang dan muncul tepat di depan pria paling sombong di antara semua kesatria sihir.
di bawah tatapan kaget nya, tinjuku langsung mengenai mulutnya yg terlihat menjijikan.
terlihat darah yg keluar serta salah satu giginya yg copot akibat tinju tersebut sebelum dia terlempar kebelakang dan akhirnya pingsan.
"velnar" teriak salah satu wanita yg membawa pedang besar.
dengan cepat wanita itu langsung menyerang ku dengan pedangnya.
tapi saat itu saya menangkisnya dengan santai dengan sarung pedangku.
terlihat pedang nya tertahan oleh lapisan kaca transparan, lalu dia terpental kebelakang.
saat wanita itu akan menstabilkan langkahnya, saya langsung menebaskan pedangku dari jauh.
dan hembusan angin yg kuat langsung menyebar ke area sekitar yg membuat semua orang langsung berhenti bertarung.
lalu dengan santai saya memasukan pedangku ku ke sarungnya lagi.
"klick" saat suara ini terdengar, semua pakaian kesatria sihir yg bergenre wanita langsung hancur dan memperlihatkan tubuh telanjang mereka.
"hentaiiiiii" teriak semua orang dan saya dengan cepat kembali ke posisi ku semula di sebelah phoena.
dan phoena hanya menatapku dengan termenung.
"kenapa kamu menatap ku seperti itu" tanyaku pada phoena
"apa tubuh mereka terlihat bagus" balas phoena dengan wajah datar
"biasa biasa saja, tubuh phoena lebih indah" kataku dengan senyum main main
"kapan kamu melihatnya"
"tentu saja saat kamu mandi di sungai"
"mm" saat itu phoena langsung menempelkan lengan ku di antara dadanya.
"apa ini nyaman" tanya phoena
"mm sangat empuk"
"dasar mesum" gumam phoena sambil memeluk lengan ku lebih erat lagi.
saat itu seorang wanita dengan sedikit pakaian yg merupakan salah satu dari pertapa agung tiba tiba muncul di sekitar kesatria sihir itu dan menghentikan pertarungan.
setelah menatapku sejenak dia langsung mengantar kami untuk bertemu dengan dua pertapa lainnya.
________________________________
saat ini kami berada di sebuah ruangan dan di depan kami tiga Petapa sedang melayang di atas kami sambil menjelaskan situasi di pusat istana kegelapan.
saat itu Fatimah sang Petapa wanita dengan sedikit pakaian itu menatap saya dan Marie.
"siapa kalian berdua, aku tidak dapat melihat melalui kalian berdua, nasib kalian tidak terikat oleh dunia ini" kata Fatima dengan serius
"lebih baik kamu tidak terlalu penasaran, lihat sendiri nasibmu jika kamu ingin mencampuri urusanku" jawab ku dengan santai
setelah beberapa saat wajah Fatima berubah menjadi merah, lalu dia menyapaku dengan kesal.
"kamu kamu kamu, menjauh dari ku" kata Fatima dengan nada ketakutan.
hal ini membuat semua orang terdiam dan mulai menatapku dengan aneh.
"Nero apa yg dilihat oleh Petapa Fatima" tanya phoena sambil memeluk lenganku
"he he dia pasti melihat dirinya sedang berteriak kegirangan di atas tubuh sayang ku" jawab Marie dengan nada menggoda
"tidakkk, aku tidak akan melakukan hal seperti itu, kamu menjauh dari ku, menjauh sejauh jauhnya, aku bersumpah tidak akan mengganggu mu lagi" kata Fatima dengan panik
"Fatima ada apa dengan mu" kata Dilma wanita Petapa yg ada disebelahnya.
"kamu juga Dilma menjauh dari nya, jika tidak jika tidak nasib mu akan sama dengan ku, aku tidak mau berbagi ranjang dan pria yg sama dengan mu" teriak Fatima dengan kesal
"sepertinya tidak terlalu buruk" kata melchior dengan nada senang
"kamu tidak tahu apa yg kamu katakan, nasib mu bahkan lebih buruk, kepala mu akan di penggal dan jiwa mu di tarik keluar oleh pria itu dan di masukan ke dalam sebuah botol, lebih baik kamu tidak bermain main lagi dengan nya, jika tidak nasib kota ini akan hancur oleh mu" teriak Fatima dengan wajah ketakutan
lalu semua orang menatap ku dengan wajah gelap.
"sangat membosankan, padahal rencana ku sudah cukup bagus, tapi karena akhirnya sudah terlihat jadi tidak seru lagi, ayo kita lihat lihat sekeliling" kataku dengan santai sambil menarik Marie untuk keluar dari ruangan itu.
"Nero tunggu aku ikut dengan mu" teriak phoena dan langsung menyusul kami berdua
saat kami bertiga keluar, Fatima langsung menghela nafas lega.
"akhirnya semuanya kembali normal, saat dia mengatakan akan membatalkan rencananya, nasib kita kembali normal" kata Fatima sambil menghela naas lega
"kalian berdua jangan main main dengan pria itu, terutama kamu melchior, jangan bawa kesombongan mu di depannya" kata Fatima dengan nada mengancam
"apa dia memang seseram yg kamu katakan, kelihatan biasa saja" jawab melchior dengan acuh tak acuh
"kamu tidak bisa melihatnya hanya dari luar saja, untuk sementara kamu akan aku kurung sampai pria itu pergi dari sini, agar kamu tidak membuat masalah" kata Fatima dengan tegas
"oi oi kamu tidak bisa seperti ini" teriak melchior yg sudah terikat rapat oleh kekuatan Fatima
"ini demi kebaikan kita ini"
"kalian juga tidak perlu khawatir dengannya, selama kalian tidak memusuhi nya dia tidak akan menyakiti kalian, aku melihat nasib kalian lebih baik dengan adanya pria itu di sisi kalian"
"apakah dia bisa membantu kami menemukan pirika" tanya Yuri pada fatima
"entahlah, tapi yg pasti pria itu bisa banyak membantu" jawab Fatima
"tapi tidak ada hal istimewa yg terjadi pada kami dan dia hanya bermesraan dengan kedua wanitanya" kata bruckhardt dengan kesal
"OOO benarkah begitu, jadi mengapa kamu masih bisa di sini, menurut nasib aslimu kamu akan bergabung dengan pasukan kegelapan sebelum sampai di sini" kata Fatima sambil mantap tajam pada nya
"tidak mungkin, aku tidak mungkin bergabung dengan pasukan kegelapan" teriak bruckhardt
"itu lah yg akan terjadi jika pria itu tidak ada, percaya atau tidak itu terserah pada mu dan luka pada tangan Yuri juga di sembuhkan olehnya, itu banyak mengubah nasib mu, bahkan dengan kekuatan buku chronicle itu sulit di lakukan, apa kamu paham sekarang seberapa kuat pria itu"kata Fatima yg membuat semua orang langsung terdiam.
"orang yg tidak terikat oleh nasib dunia ini berarti dia sudah melampaui kekuatan dunia ini, aku tidak tahu kenapa pria seperti itu bisa muncul di sini dan bersama kalian, itu sebuah keberuntungan atau malapetaka aku pun tidak tahu, jadi semua terserah kalian, lakukan saja apa yg kalian anggap benar"
"aku mengerti, terima kasih Fatima atas sarannya" jawab Yuri dengan serius dan semua orang juga mengangguk setuju