Baixar aplicativo
70% farm system to novel word / Chapter 210: Bab 113

Capítulo 210: Bab 113

"Nero bangun, tuan Alfred ingin bertemu dengan mu, cepat bangun dasar pemalas" teriak nonoria di sebelah ku sambil menggoyangkan tubuh ku

merasakan hal itu saya dengan cepat menarik nonoria kedalam pelukanku

"apa yg mmmm" dan kami pun mulai berciuman.

_____________________________

di ruang makan

"dimana Nero, kenapa wajah mu begitu merah apa kamu demam" tanya alfred pada nonoria

"tidak apa apa, sebentar lagi dia akan turun" saat itu nonoria langsung berlari ke dapur.

setelah beberapa saat saya juga tiba di meja makan.

"Nero, setelah aku pikir lagi bagaimana jika kamu tinggal di rumah ini saja, kamu bisa menjadi tabib pribadi kami, bagaiman menurut mu" tanya Alfred

"tentu saja saya setuju tinggal bersama malaikat ku" saat itu saya menoleh ke nonoria yg sedang mengintip sambil tersenyum, lalu dia dengan cepat berpaling.

tiba tiba terdengar suara benda jatuh di dapur dan teriakan wanita mulai terdengar.

"nerooo ini semua salah mu"

"ada apa dengan nonoria" tanya Alfred

"mungkin dia terlalu senang aku tinggal di sini, biar aku lihat dulu" saat itu saya langsung berlari ke arah dapur.

di sana saya melihat nonoria yg terbaring di tanah dan dengan cepat saya mengangkatnya lalu mulai memeriksa lukanya.

"kenapa kamu bisa jatuh" tanyaku sambil mulai menyembuhkannya

"ini semua salah mu" jawab nonoria dengan kesal sambil menatapku dengan mata ganas

"maaf" kataku dengan lembut sambil memandang nya dan perlahan saya mendekatkan bibir ku ke bibirnya.

saat bibir kami hampir mendekat nonoria mulai memejamkan matanya dan akhirnya kami pun mulai berciuman lagi.

tapi tiba tiba suara halus mulai terdengar yg membuat kami tersadar

"nonoria" saat itu marius mulai masuk ke dapur sambil manggil nama nonoria, tapi apa yg dia lihat membuatnya langsung terkejut

"maaf maaf silahkan lanjutkan" kata Marius dengan canggung.

saat itu kami langsung berdiri serempak dengan wajah malu malu.

"aku bisa jelaskan, dia hanya mengobati luka ku saat terjatuh sungguh" kata nonoria dengan panik

"tidak apa apa, silahkan lanjutkan" kata Marius dengan senyum masam lalu berbalik untuk pergi

"tunggu" teriak nonoria tapi marius sudah pergi menjauh

"kenapa kamu hanya diam saja" kata nonoria dengan kesal

"apa yg harus aku katakan" jawab ku dengan santai

"ini semua salah mu, salah mu, salah mu, apa yg akan mereka pikirkan tentang nonoria, kamu harus bertanggung jawab untuk semua ini" kata nonoria dengan marah

"ok aku akan bertanggung jawab, aku akan menikahi mu"

"bagus lah" jawab nonoria sambil mengangguk tapi tiba tiba dia terdiam lalu mulai menatap ku dengan mata lebar.

"kamu menipu ku lagi, kamu pria penipu" teriak nonoria sambil memukul ku terus menerus.

"apa apa ini, kenapa ribut ribut" tanya tuan Maurice dan saat itu Alfred dan marius juga tiba di tempat.

"tuan Alfred, Nero menipu ku lagi" kata nonoria dengan sedih

"kapan aku menipu mu" jawab ku dengan santai

"kamu masih berkata, dasar penipu" teriak nonoria

"ok ok Nero apa yg terjadi sebenarnya" tanya Alfred

"aku hanya bilang akan menikahi nonoria dan dia juga menjawab baik lah, tapi tiba tiba dia marah"

"bohong, tuan Alfred Nero berbohong, dia benar benar penipu" teriak nonoria dengan kesal, tapi tiba tiba saya mengeluarkan alat perekam suara dan mulai memutarnya.

"aku akan menikahi mu"

"baiklah"

suara dari alat perekam tersebut yg mirip dengan suara kami berdua yg membuat semua orang terdiam dan mulai menatap nonoria.

"itu tidak lengkap, jangan percaya dengannya, tuan tolong percaya nonoria" kata nonoria dengan sedih

"ok ok jangan sedih, aku hanya menggoda mu, cup cup cup jangan sedih lagi ok, Nero punya permen yg enak" saat itu saya mengeluarkan sebatang permen berbentuk hati merah muda dan menyerahkannya pada nonoria

"huh, dasar penipu" kata nonoria dengan kesal sambil mengambil permen yg aku berikan dengan kasar.

"ok ok kalian harus aku, Nero jangan terlalu sering menggoda nonoria, kami bertiga akan pergi ke ibu kota karena ada panggilan dari gereja, kalian berdua harus menjaga rumah dengan baik" kata tuan Maurice

"baiklah aku akan menjaga nonoria dengan segenap kekuatanku" kataku dengan tegas

"kenapa aku merasa merinding mendengar perkataan mu" kata nonoria sambil menatapku dengan ketakutan

"apa menurutmu aku ini hantu yg akan memakan mu" kataku dengan kesal

"tuan Alfred tolong" saat itu nonoria sudah bersembunyi di belakang tubuh Alfred

"ok ok jangan mulai lagi, ayo nonoria bantu kami bersiap siap"

"baiklah tuan"

___________________________

di depan rumah Alfred, kami berdua mengucapkan selamat tinggal pada Meraka bertiga yg akan menuju ibukota dengan kereta kuda.

setalah kereta sudah tidak terlihat, tangan ku mulai menyentuh pinggang ramping nonoria.

"apa yg kamu lakukan, bagaimana jika ada orang yg lewat"

"ok ok, ayo kita latihan memanah dulu, aku akan mengajarkan dasar dasarnya"

"mm"

setalah itu saya mengajari nonoria dasar memanah dan teknik gerakan sambil memanah.

dan di sore hari saya mengajak nya berburu binatang untuk melatih teknik memanah.

dan di malam hari setelah mandi kami menikmati makan malam yg romantis.

saat akan pergi ke kamar masing masing untuk tidur saya langsung menarik nonoria dalam pelukanku.

"boleh Nero minta ciuman selamat malam" kataku dengan lembut sambil menatap nonoria

"mm" saat itu nonoria langsung memeluk leherku dan menutup matanya.

setelah itu kami mulai berciuman, setelah lebih dari sepuluh menit kami mulai melepaskan ciuman kami.

"selamat malam Nero" kata nonoria dengan lembut

"kamu juga malaikat ku" jawab ku sambil mencium kening nonoria

setelah itu kami kembali ke kamar masing masing

__________________________

begitu lah hari hari bahagia kita berlalu dengan indah.

pagi hari nonoria akan membagikan ku dengan ciuman yg mesra.

setelah sarapan pagi kita akan berlatih dan di sore hari kita akan berburu lalu di malam hari makan malam romantis.

kehidupan bahagia seperti sepasang suami istri, he he he.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C210
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login