Selang beberapa jam mereka akhirnya tertidur karena rasa lelah yang tak tertahankan. Langit yang awalnya berwarna hitam yang sangat sunyi berubah menjadi ramai dan berwarna biru tua, kedua pemuda itu pergi ke rumah makan setelah sampai di tempat itu mereka pun duduk di tempat makan, mereka yang awalnya tidak memiliki masalah dalam hal bicara kini berubah menjadi ke sunyian yang sangat menakutkan bagi kedua orang yang sedang duduk berhadapan, dengan perasan yang sedikit tak mengenakan lin qi mengeluarkan suara yang terpatah patah, "kau mau makan apa,"
Wanita itu menjawab pertanyaannya dengan suara terpatah patah juga, "Apa saja boleh."
"Kalau begitu kita pesan seperti kemarin saja ajalah," ucap Lin qi yang sudah menyesal karena bertannya lalu mendapatkan jawaban seperti itu.
Selang beberapa menit beraneka makanan memenuhi meja. Setelah semua nya habis tak bersisa kedua pemuda yang seperti pasangan itu pun menuju ke guild petualang untuk melaporkan apa yang telah terjadi kepada mereka kemarin.
Tak lama kemudian mereka sampai di tempat itu dan sambutan hangat lah yang mereka dapatkan seakan akan mereka telah menjadi pahlawan.
"Selamat atas keberhasilan mu menyelesaikan misi ini, ternyata dungeon lah yang menyebabkan para petualang menghilang," ucap lean yang mengeluarkan kain berwarna hitam yang isinya lingkaran bulat berwarna emas yang begitu banyak, di susul dengan kota yang di Incar oleh para bajak laut yang ada di penjuru dunia.
"Ini hasil dari kerja keras kalian kami belum membuka peti nya, dan ini juga kartu petualang tingkat S+," ucap lean lagi.
Setelah itu Lin qi pun membuka kotak itu tiba tiba cahaya emas yang berkelap-kelip sihingga menyilaukan mata. saat itu Lin qi melihat gelang dan beraneka perhiasan yang terbuat dari emas, "Kita sekarang sudah kaya," ucap lu nie yang sesaat melupakan kejadian semalam ia pun megagang tangan Lin qi sambil melompat lompat bahagia.
"Kau benar lu nie tetapi bagaimana kita membawa semua harta ini," tanyanya yang saat itu sangat binggung dengan harta yang ia dapatkan.
"Oh iya ya, aku melupakan hal tersebut," ucap lu nie yang sontak berhenti.
"Tenang saja kalian bisa membuat kartu ATM yang dapat menyimpan harta sebanyak apa pun," ucap Lean ia pun mulai menerangkan cara kerja ATM dan ia juga meminta Lin qi agar memberinya 5 koin emas untuk membuat kartu ATM, selang beberapa menit kartu itu jadi.
"Jika kita ingin mengambil uang bagaimana caranya," tanya Lin qi yang masih kebingungan dengan cara kerja dari ATM itu.
Dengan sabar Lean mulai menerangkan kembali. "Jika kau ingin mengambil uang yang telah kau simpan kau harus pergi ke bank terlebih dahulu, jika kau ingin membayar melalui ATM kau tinggal memberikan kartu itu ke penjual, akan tetapi pedagang kecil tidak bisa melakukan hal tersebut karena mereka tidak mempunyai alat untuk mencairkan uang." Ucap Lean.
"Terus bagaimana cara aku mengetahui jumlah uang yang ku miliki," tanya Lin qi lagi.
"Itu lihat lah garisan berwarna putih itu adalah adalah saldo rekening yang kau miliki," ucap Lean.
Lin qi pun melihat ke arah yang di maksud oleh lean seketika kening nya mengkerut lalu ia pun berkata dengan nada keras, "Apa saldo yang ku miliki sebanyak 107,960 koin emas,"
Sontak lu nie terkejut karena suara yang di keluarkan oleh Lin qi, "Benarkah yang kau katakan barusan," ucap lu nie yang seperti merasa tidak percaya dengan perkataan Lin qi ia pun mendekat kan tubuhnya lalu melihat kartu ATM tersebut.
"Terus mau kau apakan uang sebanyak ini," tanya lu nie.
"Aku juga masih binggung, tetapi yang terpenting kita sekarang bisa memulai mencari senjata roh tanpa memikirkan uang." Ucap Lin qi sambil menghembuskan nafas lega karena sebelumnya ia tidak memegang uang sama sekali, karena uang yang terkahir ia miliki hanya 1 koin perak.
"Kalau begitu ayo kita melanjutkan perjalanan lagi kalau kita terlalu lama di sini maka kita akan terlambat untuk mendapatkan senjata roh." Mereka berdua pun bergegas untuk menuju ke arah hutan roh. Akan tetapi sebelum melanjutkan perjalanan mereka datang ke rumah zung xi untuk mengucapkan terimakasih atas bantuannya kemarin, setelah mereka keluar dari kota lu nie pun merubah bentuknya.
Selang beberapa detik suara kepakan sayap yang sangat bising terdengar dan butiran berwarna kecoklatan juga ikut berterbangan.
Hari hari berlalu sangat cepat setelah satu bulan melakukan perjalanan yang sangat melelahkan itu, mereka pun sampai di hutan belantara yang memiliki daerah berbukitan dan tebing terjal di pinggir pinggir berbukitan itu juga terdapat tangga yang sangat panjang tangga itu adalah sarana untuk mencapai puncak.
"Setelah sekian lama akhirnya kita sampai di tempat senjata roh berada, tetapi kita harus naik tangga yang tinggi ini dulu," ucap Lin qi.
"Ya bagaimana lagi soalnya tebing itu sangat sempit bisa bisa sayap ku patah kalau aku memaksakan untuk lewat, kenapa kau tidak menggunakan energi Qi saja," ucap lu nie yang memberikan saran kepadanya.
"Kau bodoh apa gimana, kita kan masuk di daerah baru, mungkin saja nanti ada yang menyerang kita kalau energi Qi ku habis bisa bisa kita akan tertimpa masalah." Jawab Lin qi yang saat itu sedang mencemaskan apa yang akan terjadi kepada mereka.
"Baiklah baiklah, ayo kita segera naik tapi kalau kau kelelahan akan ku tinggal Lo," ucap lu nie ia pun menggeret lengan milik Lin qi.
Akan tetapi sebelum mereka mencapai kota atas langit, warna hitam yang sangat pekat mereka rasakan di tambah tak ada satu pun cahaya yang menyinari mereka tempat yang awalnya di penuhi oleh burung yang berlalu lalang kini berubah menjadi sunyi dan sepi mereka pun membuat api untuk menghangatkan diri.
Selang beberapa jam kemudian bintikan bintikan kecil bercahaya muncul di sepanjang tebing yang menciptakan fenomena itu adalah serangga yang hanya keluar di saat malam saja.
"Lihat lah itu lu nie bukan kah kejadian ini sangat langka," ucap Lin qi yang menunjuk ke arah bintikan bercahaya yang sangat banyak itu, lu nie yang sedang mendekat kan diri di kobaran api pun segera berdiri dan menghampiri Lin qi.
Mereka pun memandangi fenomena yang sangat indah itu bersama, "Kau benar ini sangat indah," ucap nya seketika pipinya berubah menjadi merah. "Sekarang aku sangat bahagia, tetapi yang membuat ku lebih bahagia adalah saat melihat kejadian ini bersama mu," ucap nya dengan suara pelan.
"Apa yang kau katakan barusan," ucap Lin qi yang pura pura tak mendengar suara pelan yang di keluarkan oleh mulut milik lu nie.
Lu nie pun menjawab dengan suara terpatah patah, "eng....gak...kok.... Lupakan saja,"
"Kenapa wajahmu memerah, kau sakit kalau iya cepat tidur sana biar aku yang jaga malam." ucap Lin qi ia pun semakin mendekatkan wajahnya.