Gadis berdarah campuran itu terduduk manis di depan meja riasnya, ia penasaran apa yang membuatnya benar-benar tidak di lirik sedikit pun oleh Ian pria yang kini menjadi pilihan hatinya.
Ia menatap wajahnya di cermin tersebut lalu ia melihat rambut pendeknya yang lurus hitam itu kemudian turun hingga ke lekukkan lehernya yang jenjang. Ya, dari penampilan dia sempurna tapi yang tidak sempurna adalah ia tidak bisa memiliki pria tersebut.
Bodoh apa hubungannya dengan semua itu, ia tersenyum pahit.
Ia kemudian melirik handphonenya yang ia letakkan tak jauh dari sana, sudah berapa hari ia tidak pernah bertemu dengan Ian, entahlah mungkin sudah hampir seminggu jika Dabinha meneleponnya dan ingin datang ke tempat kerjanya pasti pria itu kalau bukan tidak mengangkat telepon pasti dia menolak atau bahkan menyuruh temannya untuk berbicara padanya, berbohong jika Ian tidak ada di kantornya.