"Mau kah kau menjadi wanita masa depanku, Hannah?"
Mata gadis itu berkaca-kaca di buatnya, Aarun tersenyum seraya menatap gadis yang begitu ia cintai "Kau bersedia?"
Hannah menerima buket teh tersebut, mereka hanya bermain tapi kenapa Hannah sungguh menanggapi ini dengan serius.
Meski sederhana seperti ini tapi Hannah sangat suka di perlakukan seperti itu, sungguh membuatnya bahagia.
Aarun mengangkat alisnya menunggu jawaban Hannah.
Hannah menatap Aarun dengan penuh cinta dan perasaan.
"Iya, Aku bersedia."
Mendengar hal tersebut Aarun tersenyum riang ia berdiri lalu tertawa "Haha. . . Ternyata kita masih cocok bermain seperti anak kecil begini," ujarnya.
Bukannya tertawa Hannah malah menatap pria itu lama sekali matanya masih berbinar, Aarun yang menyadarinya hanya bisa tersenyum kikuk dan menggaruk kepalanya pelan "Kenapa? Kau marah?" tanyanya.