Ian begitu emosional, rasanya malam ini jika ia tidak bisa mengendalikan dirinya ia mungkin bisa membunuh orang lain, semua kejadian itu bermula saat Ian memutuskan berjalan-jalan santai setelah mengantar Edgard pulang ke rumahnya setelah tadi mereka menghabiskan waktu sore di rumah Aarun.
Jika saja ia tidak melihat mata Hannah yang sangat ketakutan dan begitu kasihan mungkin saja ia akan membunuh Vino.
Gadis itu seakan air yang menyiram api di hatinya, Ian tidak bisa memungkiri jika Hannah sangat bisa membantunya meredahkan emosi itu.
Kini Ian melihat gadis itu yang masih mencoba menutup tubuhnya yang terbuka, dadanya terekspose nyata terlihat jika tangan gadis itu terus menutupi belahan dadanya yang hampir kelihatan.
Mata Ian kini melihat wajah gadis itu yang begitu pucat dan juga berkeringat dingin, tangan pria itu kini membantu Hannah untuk memakai almamater yang tadi di berikannya.