Matahari masuk pada cela-cela jendela yang gordennya sengaja dibuka dengan lebar semalam, sinar matahari tersebut perlahan berjalan menjangkau dua anak remaja laki-laki yang tertidur pulas berdua di kasur sempit yang sebenarnya hanya untuk satu orang.
Aarun terbangun setelah badannya di tendang oleh kaki Edgard sangat keras hingga dirinya terjatuh ke lantai "Auh! Sial!" kesalnya masih setengah bangun.
Mata kantuknya melihat matahari di cela jendela itu, matanya memicing melihat terangnya sinar matahari, berarti ini sudah pagi tapi mengapa Edgard belum bersiap ke sekolah juga.
Masih terdengar suara dengkuran pria itu, rasanya Aarun ingin membangunkannya tapi bahkan untuk memindahkan tubuhnya kembali ke kasur saja ia sudah sangat malas.
Suara ketukan pintu tiba-tiba pintu menyadarkan Aarun jika ada seseorang yang datang, Aarun terduduk dan melihat Edgard masih tertidur dengan nyenyak.