"Aku sedih saat menatap anak-anak, masih kecil tapi sudah tak punya orang tua dan itu semua gara-gara aku," jawab Jeni masih saja dengan rasa bersalahnya.
Jeni berbicara sendu mengutarakan kesedihannya penuh rasa penyesalan di dalam dada.
"Tidak, Jeni. Sudah aku katakan kamu jangan terus menyesali keadaan. Masa lalu tetaplah masa lalu, tak bisa dirubah karena telah terjadi. Kita selesaikan saja masalah ini. Kamu jangan bersedih lagi ya. Yang paling penting, kamu sudah berubah dan aku yakin itu." Wili berbicara meyakinkan hati istrinya.
"Iya, Mas." Jeni menganggukan kepala. Kali ini dia dibuat bahagia dengan kata-kata Wili. Perasaannya senang karena suaminya ternyata sudah benar-benar percaya dengan perubahan Jeni.
Jeni kemudian menyenderkan kepalanha di bahu, Wili. Dia merasa kehangatan di sana.