Jay mengangguk malas, "Jawab dulu pertanyaan gue njrit."
Jeva menghembuskan napas pelan. Dia turun dari kursi yang tadi ia pijak, kemudian memilih duduk di samping Reza yang tengah bermain ponsel.
"Balas dendam, apalagi?"
Joya bertepuk tangan merasa bangga pada
temannya. Deva sendiri memutar bola
matanya malas.
Jay melototkan matanya kala mendengar jawaban dari Jeva. Bahkan cewek itu nampak santai setelah menjawab pertanyaan dari Jay.
"Anying cuma balas dendam lo jadiin gue pacar juga," ucap Jay kesal.
Joya menggeplak tengkuk Jay saat cowok itu mengumpat. Jay ini sangat dilarang untuk mengumpat, bisa dibilang Jay ini seperti didik untuk menjadi anak baik-baik.
Jay meringis, tangannya mengusap tengkuk miliknya yang terasa panas akibat geplakan Joya.
"Terus si Eja? Dia dijadiin pacar juga dengan alasan apa?"
Jeva mengetuk jarinya pada dagu. Dia menatap Reza yang kini menatapnya juga, diam-diam Jeva menyunggingkan senyuman jahil.