Baixar aplicativo
11.29% Princess Pamela / Chapter 27: Ritual Mandi Malam

Capítulo 27: Ritual Mandi Malam

Ratu Marigold mengayunkan tongkatnya untuk menghancurkan pertunjukan  Pamela.

Dengan  senyuman liciknya Dia mengeluarkan  kekuatan sihir dari tongkat itu. Namun ternyata hal buruk malah terjadi, kekuatan itu kembali kepada dirinya sendiri.

Ratu Marigold jatuh terjengkang. Dan kejadian itu membuat perhatikan semua orang yang ada di istana mengarahkan kepada Ratu Marigold.

Ratu Vivian hampir tertawa melihatnya, namun dia berusaha untuk menahannya.

Hal ini karena dia tidak mau membuat Ratu Marigold tersinggung, lalu terjadi keributan di ruang ini.

Perlahan Drak mengulurkan tangannya untuk membantu sang Ibu bangkit.

"Ibu, baik-baik saja?" tanya Drak. Namun Ratu Marigold menjawabnya dengan kesal.

Perempuan itu kembali duduk dengan bibir cemberut. Kedua matanya kembali mengarah pada Pamela yang masih berada di atas panggung.

Ratu Marigold merasa bingung dengan kejadian yang menimpanya.

Entah mengapa kekuatannya seakan lumpuh di hadapan si Tuan Putri dari kerajaan ini.

Suara nyanyian merdunya mampu menangkis kekuatan sihir Marigold, dan malah berbalik ke diri wanita itu sendiri.

'Dia memiliki kekuatan alami yang luar biasa? Kenapa aku baru mengetahuinya, ya?' batin Ratu Marigold.

Kemudian pertunjukan pun selesai, dan Pamela turun dari atas panggung.

Kemudian Tuan Putri itu kembali duduk di samping Drak.

"Hai, Suamiku. Bagaiamana pertunjukkanku tadi?" tanya Pamela.

Drak mendengus kesal dengan senyum sinis seperti menghina.

"Lumayan ...." Jawab Drak, "jelek!" imbuhnya.

"Hah?!" Pamela tercengang mendengarnya, dari ribuan orang yang ada di tempat ini, mereka semua bertepuk tangan dan bersorak karena takjub dengan penampilan Pamela, namun tidak dengan Drak. Bahkan pria itu mengatakan jika penampilannya itu 'jelek'

'Drak itu berkata jujur atau hanya berbohong, ya?' batin Pamela.

Beberapa saat kemudian, pesta pun berakhir.

Ratu Marigold dan para pengawal istanya Lacuna Dark mulai berpamitan dengan Ratu Vivian.

"Ratu  Vivian, aku titip putraku, ya," tukas Ratu Marigold.

"Baiklah, aku akan menjaga Putramu. Dan kau jangan lupa bahwa kau harus mengembalikan suamiku secepatnya!" pungkas Ratu Vivian.

Ratu Marigold tersenyum sinis mendengarnya.

"Apa kau sudah tidak sabar untuk bertemu dengan suamimu itu?" sindirnya.

"Kau ini bicara apa? Tentu saja aku sudah tidak sabar bertemu dengannya! Bahkan aku sampai rela menikahkan putriku dengan putramu!" sahut Ratu Vivian. "Dan itu demi suamiku!" tegasnya.

"Sabar, Sayang! Aku akan—"

"Cepat kembalikan dan jangan membuatku murka, Marigold!" pekik Ratu Vivian.

"Ah, Baiklah! Besok pengawalku akan mengantarkan suamimu kemari!" ucap Ratu Marigold.

"Aku akan memegang ucapanmu, Marigold!"  tegas Ratu Vivian.

"Iya,  Besan! Aku pasti akan mengembalikan suamimu!" tukas Marigold seraya berlalu pergi.

Ratu Vivian melihat kepergian besannya itu dengan perasaan kesal.

'Awas saja kalau sampai berbohong! Putramu ada di sini! Dan akan aku pastikan dia menderita!' batin Ratu Vivian.

Kemudian  orang-orang yang ada di istana mulai pergi, begitu pula dengan Drak dan Pamela.

Camelia mengantarkan  Drak menuju kamar pengantin.

"Pangeran, mari saya antarkan ke kamar Anda,"  ujar Camelia.

"Baiklah" sahut Drak dengan kaku.

Pamela juga mengikutinya dari belakang. Namun Ratu Vivian menghentikan langkahnya. Wanita itu memegang lengan putrinya.

"Ada apa, Bu?"

"Ssst...." Ratu Vivian menutup mulut Pamela dengan jari telunjuknya.

"Minum ini," ucap Ratu Vivian seraya memberikan satu botol kecil berisi cairan.

"Apa ini?" tanya Pamela.

"Minum itu," suruh Ratu Vivian.

"Iya tapi untuk apa, Bu!"

"Itu ramuan penundaan kehamilan. Aku belum siap memiliki cucu dari pria itu. Meski kalian tidak sedarah, tapi tetap saja aku belum siap!" ujar Ratu Vivian.

"Ah, begitu, ya?"

"Cepat minum!"

"Baik, Bu!" Pamela menenggak ramuan itu, sebenarnya tidak meminumnya pun tidak masalah bagi Pamela.  Karena ia yakin jika Drak tidak akan menyentuhnya. Terlebih Drak sendiri yang berkata bahwa pernikahan ini hanya terpaksa, dan dia sama sekali tidak menyukai Ximena.

Hanya saja Pamela ingin menghargai ibunya. Dia tidak mau membuat Ratu Vivian bertambah tak tenang.

"Bagus, kau sudah meminumnya. Malam ini Ibu bisa tidur dengan tenang," ujar Ratu Vivian.

"Baiklah, Bu, selamat malam,"

"Iya, selamat malam juga, Sayang." Ratu Vivian mengusap sesaat atas rambut Pamela. Setelah itu Pamela menyusul Drak yang sudah berada di dalam kamar.

Ceklek....

Dia membuka pintunya dengan pelan.

Dan tampak di dalam kamar, Drak sedang terbaring sambil bertelanjang dada.

Pamela tampak syok melihatnya.

'Oh, astaga!' batinnya seraya menutup mulutnya sendiri.

"Kenapa kau masih berdiri saja?" sengut Drak terhadap Pamela.

"Ti-tidak!" ucap Pamela.

Lalu Camelia datang ke kamar mereka.

Pamela membuka pintu ketika Camelia mengetuknya.

"Ada apa?" tanya Pamela.

"Air hangat sudah siap, Tuan Putri!" ucap Camelia.

"Hah? Untuk apa? Siapa yang akan  mandi malam-malam begini?" tanya Pamela.

"Tuan Putri, dan juga Pangeran," jawab Camelia.

Pamela menengok kearah Drak yang tengah memejamkan matanya. Seketika wajah gadis itu tampak panik.

'Ah, aku tidak mungkin mandi bersama pria itu, 'kan? Meski aku menyukainya, tetapi aku belum siap untuk melihatnya bertelanjang bulat! Jangankan bertelanjang bulat, melihat dia bertelanjang dada saja aku sudah deg-degan!' batin Pamela.

Cemelia menangkap kecemasan di wajah Pamela, dan dia berusaha menenangkannya.

"Tenang, kalian mandi dalam bak terpisah. Ratu yang memintanya," bisik Camelia di telinga Pamela.

Dan hati gadis itu sedikit lega.

"Tapi kenapa harus mandi, sih? Aku tidak mau mandi malam-malam begini!" ujar Pamela.

"Tuan Putri, ini ritual khusus bagi pengantin baru,? " ujar Camelia.

"Tapi—"

"Sudahlah lakukan saja. Ini sudah menjadi tradisi turun temurun. Jadi lakukanlah. Dan ajak Pangeran Drak," ujar Camelia seraya berlalu pergi meninggalkan kamar.

'Astaga! Tradisi macam apa ini?' Pamela mengetuk-ngetuk keningnya sendiri.

'Ah, yasudahlah ... yang terpenting kami tidak mandi  dalam satu bak mandi,' batinnya.

Kemudian dengan menahan sedikit ketakutan, dia membangunkan Drak.

"Pangeran, ayo bangun. Sebelum tidur Camelia bilang harus mandi dulu!" tukas Pamela.

"Apa sih! Merepotkan!" sengut Drak dengan wajah kesalnya.

"Tapi ini sudah menjadi tradisi!" tukas Pamela.

"Akh!" pekik Drak seraya bangkit dari atas ranjang. Sebenarnya dia itu sudah sangat lelah, dan ingin memejamkan mata saat ini juga, namun sebuah tradisi membuatnya harus memotong waktu istirahatnya.

"Di mana tempat mandinya?!" tanya Drak dengan nada ketus.

"Di-di di sana!" ujar Pamela seraya berkata menunjuk kearah pintu keluar.

Drak pun berjalan keluar, dan Pamela berada di belakang seraya memberikan arahan  kepada Drak.

Sesampainya di dalam tempat pemandian, keadaan begitu sepi, ada banyak sekali lilin, dan lantai di taburi dengan kelopak bunga mawar berwarna-warni. Sangat indah dan romantis.

"Wuah!" Drak tampak takjub. Namun saat melihat ada dua bak mandi, Drak merasa  heran.

"Kenapa kita tidak mandi dalam satu bak saja?" tanya Drak.

"Ah, aku ti-dak tahu ... tapi bukankan itu bagus?" ujar Pamela.

Drak memicingkan ujung bibirnya.

'Kurasa memang harusnya begitu. Lagi pula aku tidak mau terjadi hal buruk. Bagaimana pun dia itu adikku, dan aku tidak mau bercinta dengan adikku sendiri,' batin Drak.

Lalu pria itu membenamkan tubuhnya di dalam bak mandi, begitu pula dengan Pamela.

Mereka saling memandang dari bak mandi yang saling berhadap-hadapan.

Perasaan Pamela bercampur aduk.

'Oh, ya ampun, situasi amacam apa ini?' batinnya.

Bersambung ....


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C27
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login