Sesampainya di kediaman Dravinda Tin meraung keras mengadu dengan Ningtam.
"Ningtam benar Rud jahat Ningtam" rintihnya sembari bersandar di bahu nenek tua tersebut, Ningtam tampak bergurat kusut semakin ketara saja kulitnya yang sudah mengendur.
"Tidak, mungkin Rud mencurigai sesuatu tentang Vin? Tapi kamu bisa yakinin Rud untuk merebut hatinya, logikanya cinta seseorang tidak ada yang terpatri mati"
"Itu menurut Ningtam, Tin udah liat sendiri waktu di pernikahan kesetiaan seorang asisten tidak akan sampai membuatnya berkorban berkali kali, Rud tertembak di hari pernikahan dan itu demi menjadi tameng untuk Tanisha Ningtam, Rud mencintainya bukan hanya sekedar melindunginya, Tin udah melakukan ujian itu, Rud tidak sungguh tertarik dengan Tin selain dari rasa penasarannya, dia mencurigai hubungan Vin dan Tanisha, dia berniat menggali informasi Vin melalui Tin Ningtam?"
Tin menjelaskan sampai kedua bahunya naik turun, terisak isak sesegukan.