Setelah pintu kamar terbuka, saat itu juga cara pandang Retta berubah, apalagi dengan dia yang sudah melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar ini. Ada sebuah perasaan tidak percaya yang sulit untuk dia jelaskan.
Pandangannya dia edarkan memperhatikan seisi kamar yang lebih dominan berwarna hitam, putih, dan abu. Warna yang senada mengisi kamar ini. Apa yang ada di dalam kamar ini cukup, bahkan sangat tertata dengan begitu rapi.
Sulit untuk membuat pandangannya berhenti bereda, dia terus memperhatikan apa saja yang ada di dalam kamar ini. Mulai dari memperhatikan meja yang seperti meja belajar dengan laptop yang menutup, beberapa buku yang ada, hingga dia beralih memperhatikan satu meja yang lebih ke arah meja untuk game.
Dari semua yang ada di dalam kamar ini, sekarang dia bisa mengalihkannya, yaitu tertuju pada pemilik kamar yang sudah jelas adalah hal yang paling membuat dia merasakan yang namanya takjub.