Capítulo 88: 88. Perang Tiga Ratu

"Ah, di sini kau rupanya. Lihat dirimu, semakin anggun! Tidak salah aku mendukungmu!"

Tuan besar So masuk lift. Dia memberi kode bagi bodyguard-nya supaya menuruni tangga. Dia ingin berdua dengan Ayeong. Mereka pun membungkuk dan pintu lift tertutup rapat, seperti sangkar mengurung dua burung.

Intonasi penuh hormat Ayeong sirna ketika tiada mata lain memandangnya. Genit dia memeluk lengan Tuan besar So. Dia seperti gadis belia yang manja - manjanya dengan pacar. "Apa kamu merindukanku, sayang? Kamu tinggal meneleponku, tidak perlu datang sendiri kemari."

Tuan besar So tertawa kecil. "Ya, aku merindukan service terbaik bintang besar sepertimu, tapi bukan itu alasanku datang ke sini."

"Oh? Bukan karena aku? Apa ada gadis lain?"

"Aigo, tentu tidak. Tidak ada yang bisa menandingi ini." Kurang ajar tangan Tuan So meremas pantat Ayeong sambil terkekeh.