Di tempat yang berbeda, di dalam mobil di tengah jalanan penuh pohon-pohon besar. Terlihat seorang laki-laki yang tidak berdaya dengan penuh luka. Dengan susah payah dia membuka matanya perlahan.
Semua pandangan menjadi samar dan kunang-kunang. Terlihat dua orang pria berbadan kekar, sedang minum bir di jalanan gelap gulita. Entah akan membawanya ke mana.
'Bismillahirohmanirohim. Hamba menitipkan Dina kepada Engkau yang Maha Melindungi. Hamba tidak sanggup lagi ya Allah. Huft ... Madinaaku jatuh cinta kepadamu dan terlambat. Ini benar-benar sa_ngat sakit. Maafkan a_ku, yang menyerah, ya_ng heh ... tidak bisa, menepati janjiku kepadamu.'
Aqsa kembali lagi menutup matanya. Dengan hembusan napas panjang.
"Kayaknya dia sudah mati. Hahaha, kita tidak perlu mengotori tangan kita untuk menghabisinya."
Suara bising canda tawa di sekitarnya masih bisa didengar olehnya walau keadaannya sangat lemah dengan detak jantung yang seakan-akan berhenti.