Hati Asmodeus mulai kuatir, ia berusaha tenang dan berpikiran positif. Namun di saat buntu, Asmodeus mengingat nama puterinya itu. Ya, Nara, yang sudah ia berikan kepercayaan untuk menjaga Ardina selama berada di istana. Asmodeus bergegas mencari Nara di kamarnya, sebab, mendadak saja perasaan Asmodeus tidak enak dengan dua wanita yang masih berhubungan dengannya itu. Langkah Asmodeus dua kali lebih cepat dibanding ia baru tersadar dari mabuknya itu.
Di depan kamar puterinya dari seorang wanita manusia, ia terdiam. Setelah sekian lama, baru kali ini mendatangi kamar puterinya itu. Entah kenapa ia merasa segan untuk mengetuk pintu kamar puterinya itu. Selama ini, ia hanya menganggap Nara adalah seorang pembantu di istana itu. Ia tidak pernah mengenalkan Nara oleh seluruh penghuni istana maupun dengan penghuni neraka sebagai anaknya, melainkan seorang pembantu yang ia ambil dari dunia manusia.