"Akhirnya mampus juga iblis itu!" ujarnya. Senyum mereka mengambang sangat lebat. Wajah-wajah kelelahan terlihat jelas saat keringat menetes dan membasahi tiap inci tubuh hingga pakaiannya terlihat lepek.
Mikael mendekati Riel dan Rafael, ia selalu menjadi penentu di setiap pertarungan. Ia tidak pernah tau bagaimana nasib ia dan kedua temannya bila tidak mengambil tindakkan. Lalu, malaikat pengatur cuaca itu merangkul kedua temannya. "Semua berkat kerja sama kita sebagai tim yang raja akhirat tunjuk. Dan aku sangat bersukur bisa mengenal kalian berdua!" ujar Riel tidak menampik semua yang mereka lalui.
Lalu, belum hilang rasa lelahnya. Belum juga hilang pegal-pegal dan keringat di tubuh mereka masing-masing. Tiba-tiba saja mereka di kejutkan oleh pergerakan pohon-pohon yang saling bergeser satu sama lainnya. Bergerak sesuai intuisi pohon-pohon itu berbaris rapih, membentuk seperti sebuah lorong panjang.