"Brengsek. Lucifer sialan. Bisa-bisanya dia mengabaikanku! Awas saja, aku pasti akan membuat perhitungan denganmu!" imbuhnya bersumpah serapah. Dan ia lalu berusaha memecahkan bola pelindung itu berkali-kali. Namun belum berhasil.
"Orthus, coba kau cakar-cakar bola pelindung ini!" perintah Asmodeus. Anjing itu sangat menurut apa yang Iblis itu perintahkan, menggonggong sekali Orthus langsung menunjukan cakarnya itu. Ia mulai mengayunkan kaki depannya.
Dan,
Wuuush.
Bola pelindung itu tidak mudah tergores. Rupanya Riel memberikan mantra berlapis agar Asmodeus tidak mudah menghancurkan sampai ia benar-benar pergi jauh. "Brengsek, dengan kuku-kukumu yang tajam itu bola pelindung ini tidak juga hancur," gerutu Asmodeus. Ia berpikir keras untuk membebaskan diri dari bola pelindung yang mulai membuatnya sesak napas.
"Aku harus segera keluar dari bola sialan ini!" Ocehnya sudah hilang kesabaran. Ia pun menggerakan tangannya, kekuatan sihir berupa api keluar. Hanya api kekuatan sihir yang ia punya. Dan Asmodeus sudah mencobanya berkali-kali dengan kekuatan mantra sihir itu. Kekuatan apinya selalu balik menyerang dan selalu seperti itu.
Asmodeus tampak kelelahan dan berkeringat. Ia dan Orthus sudah hampir kehabisan oksigen. "Bagaimana caranya aku keluar dari bola pelindung sialan ini? Bisa saja aku mati di dalam bola ini karena kehabisan napas!"
Lalu Riel, terus terbang menggendong Alicia. Gadis itu tampak tersipu malu, wajahnya bersemu sangat merah. Baru kali ini dia di perlakukan seperti layaknya seorang perempuan, dan itu bukan oleh manusia biasa, melainkan oleh Malaikat pencabut nyawa manusia yang sudah sekarat.
Sesekali ia mencuri pandang kearah Riel, wajah seriusnya terlihat tampan, ketampanannya melebihi para selebriti dunia yang bisa menua. Riel ketampanannya begitu amat sempurna. Di samping itu juga, wajahnya terlihat berseri dan bercahaya. Benar-benar wajah yang sempurna, bukan hanya itu saja, Riel juga dianugerahi tubuh yang tinggi ideal layaknya model, serta aura keseksiannya selalu terpancar setiap kali ia menatapnya.
Degh.
Degh.
Degh.
Jantungnya mendadak berdebar kencang. Hal ini terjadi untuk kesekian kalinya, debaran yang tak beraturan setiap kali mengagumi Riel. "Sial, kenapa ini terjadi lagi?" bisik batin Alicia tampak risih dengan suara degub jantungnya yang sangat kedengaran di telinganya.
Tetapi, Alicia tidak bisa memungkiri kalau Riel tampan sempurna. Dan matanya tidak bisa lepas dari wajah Riel yang tampan itu. "Sudahku bilang, jangan menatapku terlalu serius. Atau kau benar-benar akan jatuh cinta padaku!" Suara Riel mengagetkan Alicia yang sedang asik memandang pemandangan yang indah dan sangat langkah itu.
Gadis itu bergegas mengalihkan pandangannya ke hamparan awan di langit. "Gak, siapa bilang aku memandangimu?" kata Alicia mengelak.
"Apa kamu masih penasaran sesuatu dariku, huh? Atau ada yang mau kamu tanyakan dariku, gadis bodoh?" Tanya Riel tanpa membuka mata. Ia tau apa yang mengganjal di dalam dirinya. Alicia menoleh menatap wajah Riel.
"Serius? Aku boleh nanya padamu?" Alicia menegaskan.
Riel hanya mengangguk, dan ia terlihat manis bila bersikap seperti itu.
"Sebenarnya, ada hubungan apa kamj sama iblis itu? Kenapa dia memanggil tuan malaikat 'kakak'?"
Malaikat maut tertawa kecil. "Kami memang saudara. Aku dulu adalah seorang iblis." Ungkap Riel yang mengakui dirinya adalah Iblis. Namun ia tidak terlalu bangga saat menjadi Iblis.
"Apaaa?!" Alicia cukup terkejut dengan pengakuannya. Gadis itu menatap dengan serius kearah Riel, sayapnya mengembak dengan pelan dan lembut. "Kamu gak lagi bercanda kan, Tuan Malaikat?" tanya Alicia masih tidak percaya apa yang diucapkan Riel.
"Hei, kenapa? Kau tidak percaya padaku?" tanya Riel. Malaikat maut melihat kearah Alicia, ia tersenyum lembut ketika melihat wajah Alicia yang terlihat menggemaskan. Dan sikap diamnya membuat Riel menjadi salah tingkah.
"Oke ... aku dulu lahir dari ibu seorang Iblis dan ayahku raja iblis di neraka, aku lahir di beri nama Lucifer! Seorang iblis dengan kasta tertinggi di neraka. Dan dia adikku, namanya Asmodeus. Dia berasal kasta lebih rendah satu tingkat dariku." Jawab Riel Mulai menceritakan kehidupannya. "Sebab dia mempunyai ibu dari seorang manusia!"
"Lalu bagaimana bisa kamu menjadi malaikat?" tanya Alicia sangat ingin ingin tau. Ia menoleh, namun jarak wajahnya dengan wajah Riel sangat berdekatan. Pandangan mata keduanya saling bertemu, hanya beberapa menit, tetapi mampu membuat keduanya tersipu malu dengan wajah sangat memerah.
Malaikat maut menarik napasnya untuk mengurangi rasa gugupnya. Entah sejak kapan rasa di hatinya membuat ia selalu senyum tanpa alasan yang jelas, dan jantung ia berdegup sangat tidak beraturan ritmenya.
"Entahlah, aku merasa bosan jadi iblis yang selalu ditempatkan ditempat terbawah dari dunia. Bosan akan aturan-aturan yang membelit di dunia inti bumi paling bawah," kata malaikat mulai bercerita. "Sikapku pun berubah saat itu juga, mulai menantang semua aturan yang mengharuskan jahat pada tiap manusia, menggoda manusia agar ikut berbuat jahat. Dan akhirnya, yang awalnya aku suka memperbudak manusia dengan segala keindahan dunia, sedikit demi sedikit aku mulai membantu manusia, mengasihani manusia hingga raja neraka tau akan sikapku yang mulai berubah itu," lanjutnya bercerita.
Malaikat itu mendengus. Matanya menatap polos ke depan langit birunyang di penuhi awan putih. Entah apa yang ia lihat, namun tampaknya dia sedang melihat gambaran tentang masa lalunya itu. "Aku penasaran dengan keadaan dan keindahan surga. Saat itu juga, aku pun menyelinap masuk ke surga dengan menyamar, yang katanya tempat terindah dari dunia. Dan ... gue ...." kalimat dari bibirnya terhenti. Kemudian sebuah senyuman indah mengembang dari bibinya yang berwarna merah muda juga sangat seksi. "Aku bener-bener takjub apa yang di lihat oleh mataku saat itu. Aku baru menyadari bahwa selain dunia masih ada tempat yang begitu indah, damai, bersih, segala makanan yang gak pernah aku temui ada di surga. Tempat itu sangat nyaman yang dihuni oleh mahluk yang sangat tertib."
Lagi, Riel menghela nafasnya. Kali ini lebih panjang suaranya dari sebelumnya. "Semakin aku berjalan ke dalam, tempat itu tercium bau yang sangat harum. Tak ada bau busuk yang aku cium semenjak menginjakkan kaki di surga," ujar Riel tak ada kebohongan. "Kaki terus melangkah masuk hingga ke dalam surga yang benar-benar buatku betah untuk tetap tinggal di sana," lanjut Riel, ia tersenyum sendirian. Mungkin, ia sedang membayangkan keindahan surga yang belum pernah Alocia lihat maupun ia rasakan.
"Dan rasanya aku ingin merasakan buah-buahan yang tumbuh subur di dalam surga, akhirnya aku nekat untuk menyentuhnya. Sayangnya, tumbuhan itu tidak mau di petik buahnya oleh tangan kotorku," Lanjut Riel lebih panjang lagi ia bercerita.
"Emangnya apa yang terjadi sama pohon dan buah itu?" selidik Alicia sangat penasaran dengan cerita Riel selanjutnya.
"Buah dan pohon itu menjadi layu, dan kemudian mati. Bukan hanya itu saja, saat aku menyentuh sungai seputih susu, sungai itu mendadak berubah. Aku bingung sekaligus ketakutan, aku tidak bisa melakukan apapun, kekuatan sihirku tidak berguna di akhirat. Hingga kejadian ini tercium oleh raja akhirat yang menjaga tempat itu. Dan aku pun tertangkap saat hendak melarikan diri dari surga dan kembali ke neraka," ujarnya melanjutkan kisahnya.
"Oh ya? Terus elu diapain sama penjaga surga?" tanya Alicia berkomentar. Ia sangat senang mendengarkan cerita Riel di tengah angin yang berhembus.
Dia tersenyum lembut, tapi dia enggan menoleh pada gadis itu. Dia lebih tertarik memandang hamparan awan di tengah birunya langit.
"Aku dibawa menghadap Raja akhirat, raja paling berkuasa di jagat semesta ini. Dan dihukum oleh Raja Akhirat atas kekacauan yang telah aku perbuat. Tetapi, pada akhirnya Raja Akhirat memberikan kesempatan untuk menjadi salah satu malaikat terpenting di kerajaannya itu," kata Riel melanjutkan cerita dibagian terakhirnya. Tentang Raja Akhirat. Menurut penilaian Alicia, dia sangat bijaksana. Sangat berbeda seperti yang para penguasa Iblis ceritakan pada dia dan para saudaranya.
"Kamu tau kenapa aku harus mati-matian melindungi dari dia?"
Alicia menggeleng cepat. Helaan nafas Malaikat maut itu terdengar berat. Suaranya sangat kelelahan. "Tiap jiwa yang tersesat atau gak mau dibawa ke akhirat dan tertangkap Iblis, maka jiwa itu akan dijadikan budak di neraka. Budak sex maupun budak di dalam istananya."
"A-apa? J-jadi ... jiwa manusia dijadikan budak?" Senyum malaikat terlihat getir sambil mengangguk Kepalanya.
****
Bersambung.