Baixar aplicativo
17.64% Unpredictable Thing / Chapter 3: Part 3

Capítulo 3: Part 3

Clemira sempat terdiam sejenak.

'Kata bang Alvan, gue gak boleh takut sama siapa pun. Kalau gue takut, mereka pasti bakalan ngebully gue. Gue harus bisa menjadi perempuan yang berani. Kan sama-sama manusia. Sama-sama makan nasi juga. Kenapa harus takut?' ucap Clemira di dalam hatinya.

Clemira menghela nafasnya kasar. Ia lalu menatap Rizan dengan malas.

"Gak ada pengulangan!" ucap Clemira cuek.

Rizan membelalakkan matanya mendapat balasan seperti itu dari Clemira.

Sauqi bahkan geleng-geleng kepala.

"Luar biasa." celetuk Sauqi.

"Diem!" ucap Rizan yang mulai kesal.

Clemira tak peduli. Ia mengabaikan Rizan.

Bahkan Liora benar-benar tak habis pikir dengan temannya yang begitu berani melawan Rizan, sang ketua OSIS sekaligus most wanted di sekolah tersebut.

"Lo! Berani banget ya lo sama gue!" ucap Rizan dengan emosi menunjuk Clemira dengan jari telunjuknya.

"Kenapa memangnya? Gue gak takut sama lo. Apa coba yang harus gue takuti dari lo? Lebay!" ucap Clemira.

"Shit! Lihat aja. Gue bakalan beri pelajaran ke lo!" ucap Rizan dengan penuh penekanan.

"Bodoh amat." ucap Clemira mengendikkan bahunya tak peduli.

Rizan lalu mengambil posisi duduk pada meja guru yang terdapat di dalam ruang kelas tersebut.

"Hal pertama yang akan kita lakukan adalah tour school. Pada saat tour school nanti, akan ada beberapa hal tak terduga yang akan kami lakukan kepada kalian. Ini merupakan bagian dari planning acara yang telah kami buat. Bagi murid yang tidak bisa bekerja sama dengan baik, maka murid tersebut akan mendapat hukuman." ucap Rizan menekan kata 'hukuman' seraya melirik ke arah Clemira yang tidak sedang melihatnya.

Liora menyenggol tangan Clemira dengan tangannya.

"Cle," panggil Liora pelan.

"Kenapa ra?" tanya Clemira seraya menoleh ke arah Liora.

"Dari tadi tuh si ketua OSIS ngelihatin ke kamu terus tahu," ucap Liora.

"Naksir mungkin dia sama gue," ucap Clemira dengan santainya.

Liora geleng-geleng kepala.

"Aku takut kalau dia sampai melukai kamu nantinya Cle," ucap Liora.

"Gak usah takut ra. Gue juga gak takut kok sama dia. Udah tenang aja," ucap Clemira.

"Kamu yakin Cle? Kelihatannya dia serius dengan ucapannya. Kamu harus lebih berhati-hati. Khawatirnya dia nanti akan membalas perbuatan kamu di luar dugaan. Unpredictable," ucap Liora.

"Biarin aja Liora. Gue tetap gak takut. Memangnya dia siapa? Cuma ketua OSIS aja sombong banget," ucap Clemira.

Liora menghela nafasnya.

"Duh terserah kamu deh. Pokoknya aku sudah peringati kamu," ucap Liora.

"Iya iya," ucap Clemira.

Rizan kemudian bangkit dari posisi duduknya dan ke luar dari ruang kelas tersebut. Sauqi kemudian mengambil alih kelas tersebut.

"Adik-adik, kita langsung keliling sekolah ya sekarang. Baris yang rapi ya. Kalian gak perlu bawa tas kalian. Cukup bawa saja barang berharga kalian," ucap Sauqi.

Mereka pun mengangguk.

"Baik kak," ucap mereka serempak kecuali Clemira yang hanya diam.

Moodnya benar-benar hancur karena kejadian tadi dengan Rizan.

Mereka lalu bangkit dari posisi duduk mereka dan mengikuti panduan Sauqi dengan Rizan yang berjalan di depan mereka.

"Ayo Cle," ajak Liora saat Clemira masih diam di tempat duduknya.

Clemira menghela nafasnya kasar.

"Huft. Ya udah ayo," ucap Clemira.

Clemira dan Liora lalu bangkit dari posisi duduk mereka dan menyusul teman yang lainnya yang telah lebih dulu ke luar.

......

Rizan masih dalam perasaan kesalnya pada Clemira.

'Bisa-bisanya ya tuh cewek berani banget melawan gue. Lihat aja, gue akan beri dia pelajaran nanti.' ucap Rizan di dalam hatinya.

Sauqi menunjukkan beberapa ruangan dan tempat-tempat yang terdapat di sekolah tersebut.

Tanpa terasa mereka telah sampai pada tempat akhir yang mereka kunjungi yaitu lapangan sekolah.

"Nah ini dia lapangan sekolah kita. Jadi di sinilah segala informasi akan disampaikan oleh pihak sekolah pada saat apel pagi. Setelah tiga hari MPLS atau masa pengenalan lingkungan sekolah, maka kalian akan mendapat jadwal atau roster dari wali kelas kalian beserta aturan-aturan yang berlaku di sekolah ini." ucap Sauqi.

"Peraturan di sekolah nantinya juga kami sampaikan pada hari terakhir MPLS jadi saya harap kalian tetap mengikuti MPLS ini hingga hari terakhir." ucap Rizan menambahi.

Mereka pun mengangguk.

"Jadi jangan sampai ada kegiatan dari MPLS ini tang kalian lewatkan ya adik-adik karena ada banyak sekali informasi-informasi yang akan kalian dapatkan pada saat MPLS ini," ucap Sauqi.

"Iya kak," ucap mereka.

Clemira terlihat tidak berselera mendengarkan ucapan Rizan mau pun Sauqi.

"Kita break dulu ya. Nanti kita akan masuk lagi dan melakukan sedikit kegiatan di kelas kalian sampai menunggu waktu pulang," ucap Rizan.

"Bubar barisan, jalan!" ucap Sauqi dengan tegas.

Murid-murid di kelas Clemira lalu bubar barisan dan kembali ke kelas mereka masing-masing.

Saat Clemira dan Liora akan pergi ke kelas mereka, Rizan memanggil Clemira.

"Lo gak boleh pergi. Ikut gue!" ucap Rizan lalu menarik tangan Clemira dan pergi dari sana.

"Lo mau bawa gue ke mana? Lepasin!" ucap Clemira berontak.

Namun Rizan tak peduli dan terus menarik tangan Clemira pergi dari sana.

Liora terlihat sedikit panik dan cemas. Ia menggigit bibir bawahnya dan menatap Sauqi dengan tatapan memohon.

"Kak.." lirih Liora.

Sauqi mengendikkan bahunya.

"Gue gak ikut campur deh," ucap Sauqi.

Sauqi lalu beranjak dari sana dan meninggalkan Liora.

.....

Alvan kini sedang berada di ruangannya dan sedang beristirahat saat jam makan siang.

Alvan mengeluarkan ponselnya.

"Clemira udah istirahat atau belum ya? Dia udah makan atau belum ya? Kok gue cemas ya sama dia?" gumam Alvan.

Alvan menghela nafasnya.

"Gue coba hubungi aja deh nomornya Clemira supaya lebih jelas. Gue khawatir juga sama dia," ucap Alvan.

Alvan lalu mencari kontak Clemira dan mencoba untuk menghubungi nomor Clemira.

......

Rizan membawa Clemira ke dalam ruang OSIS lalu mengunci ruangan OSIS tersebut.

Ia sedikit mendorong tubuh Clemira hingga Clemira sedikit tertubruk meja Rizan dan meringis.

"Awh," ringis Clemira saat ia merasakan sakit pada punggungnya yang tertubruk meja.

"Lo punya hati gak sih?! Lo pikir gak sakit apa?!" teriak Clemira dengan emosi.

Rizan tersenyum miring menatap wajah kesal Clemira.

"Itu belum seberapa dengan rasa sakit di hati gue karena penghinaan yang lo lakukan ke gue! Penghinaan yang tidak benar tentang gue! Bitch!" ucap Rizan dengan penuh penekanan.

Clemira menatap tajam mata Rizan.

"Brengsek!" umpat Clemira.

Drrrttttt

Ponsel Clemira yang ia selipkan pada saku roknya pun berbunyi menandakan jika ada panggilan yang masuk di ponselnya.

Clemira lalu merogoh sakunya dan mengambil ponselnya.

Saat Clemira akan menerima panggilan tersebut, Rizan mendekat dan merampas ponsel Clemira.

"Lo! Brengsek! Kembalikan ponsel gue, sialan!" umpat Clemira.

........


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C3
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login