***
Aletta menghampiri Arkhano dan duduk di bangsal sembari tersenyum lebar pada empat orang yang makan makanan Korea dengan lahap. Gadis itu berjengit kecil dan langsung menoleh ketika lengan Arkhano melingkari pinggangnya dengan posesif.
"Kenapa?" tanya Aletta menaikkan salah satu alisnya.
"Mereka sudah makan," kata Arkhano menyandarkan kepala di ceruk leher Aletta dan mulai bersikap manja, menghirup aroma manis Aletta yang bercampur dengan keringat. "Tidak mau memberiku makan juga?" tanyanya sembari mengulum bibir, seolah dia anak burung yang menunggu diberi cacing oleh induknya.
"Apa sih anak satu ini?" balas Aletta terkekeh kecil dan membelai pipi Arkhano yang terasa hangat. Dia mengecup pelan rambut sang kekasih.
"Ih, jangan dicium, Ale! Aku belum keramas sejak sakit, sumpah! Jauh-jauh dari rambutku," larang Arkhano yang langsung menghindar setelah satu kecupan mendarat di rambutnya yang tebal.
Fact! Setiap Eduart datang ke rumah sakit, dia selalu membawa minimal tiga parsel berisi buah-buahan atau roti dari klien, investor, atau pegawai perusahaan untuk Arkhano yg sedang sakit. Karena terlalu banyak dan parselnya terus datang hampir setiap hari, Danisa, Jashinta, dan Aletta pun memutuskan untuk membagikan 70% nya kepada staf medis dan sisanya untuk mereka makan.