Satu jam sudah hampir berlalu, namun Clarine masih tetap duduk di bangku taman seorang diri. Mendapat perawatan selama hampir dua jam kondisinya sudah membaik, karena itulah dia diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Namun karena masih shock atas informasi yang diberikan oleh dokter tiga jam yang lalu Clarine memutuskan untuk menenangkan diri di taman terlebih dahulu.
"Kenapa kau datang disaat-saat seperti ini?" Clarine meraba perut ratanya dengan perlahan. "Kau tentu tahu jika Daddy mu tidak menginginkanmu, bukan?"
Tes!
Air mata Clarine kembali membasahi wajahnya.