Mu Xiyin menatap Shi Beiyu dengan terkejut. "... Kalau begitu, kita juga akan menggantungnya, kan?"
Shi Beiyu mengangguk dengan wajah manja, "... Oke. "
Leng Jiao juga menyukai ini dan menatap Hoskai, "... Kami juga akan menggantungnya. "
Hoskai terbatuk dan menatapnya, "... Nama siapa pun boleh aku tulis?"
Leng Jiao langsung melotot, "... Tulislah!"
:" ······
Lu Jingchen juga merasa pohon natal ini sangat menarik, dia juga melangkah maju untuk mengambil sehelai benang merah.
Hoskai tertawa? Siapa yang akan ditulis?
Lu Jingchen berkata dengan tenang, "... Kakekku selalu dalam kondisi yang buruk, jadi dia menggantungnya. "
Hoskai sangat terkejut, "... Aku kira kamu akan menulis tentang Baroja. "
Lu Jingchen tersenyum, lalu mengambil kuas dan menulis nama Kakek Lu.
Lu Jingchen sangat menyayangi orang tuanya. Dia sangat memperhatikan Kakek Lu dan orang tuanya.
Dan juga suara musik, dia juga sangat mencintainya.