Tian tersenyum mendengar kalimat pertanyaan itu diucapkan oleh Virginia.
Pemuda itu melangkah semakin mendekati gadis tersebut, dan baru benar-benar berhenti saat sudah terlalu dekat dengan Virginia yang tidak bisa mundur karena di belakangnya hanya ada dinding kamar.
Tian merunduk. Virginia seperti terpantek di tempatnya karena perlakuan Tian.
Namun saat bibir Tian justru mengecup keningnya, Virginia menghembuskan napasnya lega, sebab jika mereka kembali berciuman, yang ada ia tidak bisa membuat Tian mengatasi perasaannya sendiri.
"Terimakasih, aku suka dengan semua peraturan darimu, jadi jangan ragu untuk melarangku, ya?"
Tian berbisik demikian sambil mengecup sebelah pipi Virginia lagi, lalu setelah itu membalikkan tubuhnya untuk melangkah keluar kamar.
Virginia merosot ke lantai kamar seolah tubuhnya kehilangan tulang penyangga. Tian benar-benar membuat hati dan perasaannya menjadi porak poranda!